98. Markas MN-5 - Hari Ke-2 Pasca Insiden Area Putih

183 31 26
                                    

Setelah ratusan tahun menyembunyikan diri, akhirnya para Eistaat kembali berkumpul bersama warga mereka tanpa rasa takut dan tanpa penyamaran dalam bentuk apa pun. Mereka berdiri terang-terangan di keramaian, menyambut haru antusiasme warga yang tak henti-henti menjabat dan memeluk tubuh mereka yang kebal.

Dugaan Nobore benar: Kontak mata antara para Eistaat dan warga mengembalikan status para Eistaat ke kondisi sempurna. Dalam bahasa ibu masing-masing, warga yang Eistaat-nya menjadi korban penyekapan gelombang pertama bercerita bahwa mereka berhasil disadarkan setelah pasukan kecil Satgas memasuki tanah mereka dan meminta mereka menonton sebuah tayangan. Tayangan itu memuat rekaman aktivitas para Eistaat di Parasys, yang kemudian disebarkan ke seluruh Area Putih secara bertahap. Kesadaran warga mendorong bangkitnya fungsi pemerintahan sekaligus pertahanan negara di masing-masing Area Putih. Dengan bantuan Satgas, angkatan militer dan badan intelijen yang kembali aktif memukul mundur pihak Atteuvis dari tanah mereka.

Warga yang Eistaat-nya menjadi korban penyekapan gelombang kedua lebih beruntung. Berkat bertahannya pemerintahan dan badan pertahanan mereka, rakyat di wilayah-wilayah ini lebih mudah disadarkan. Warga dari negara yang masih bertahan juga tak luput dari tayangan Eistaat. Setelah Satgas menerima berita kemenangan demi kemenangan dari berbagai penjuru dunia, semua Eistaat yang masih bertahan kontan menyiarkan tayangan rekan-rekan mereka ke seluruh stasiun televisi serta internet.

Pada saat itu, hampir semua manusia di dunia sudah terpapar informasi tentang Eistaat. Lalu, Satgas meluncurkan senjata pamungkas mereka:

Fitur agar pihak yang berada di dunia nyata dan pihak yang berada di Parasys bisa saling berkontak.

Ide luar biasa ini diinisiasi tiga puluh Eistaat yang masih bertahan. Ide itu kemudian dieksekusi oleh ilmuwan dan teknisi dari 52 negara—gabungan dari tiga puluh negara yang masih bertahan di dunia nyata ditambah 22 negara yang Eistaat-nya menjadi korban penyekapan gelombang kedua. Hanya mereka dan pemimpin masing-masing negara yang terlibat dalam proyek ini. Selain untuk menghindari kebocoran informasi, mereka memilih merahasiakan proyek ini agar tak mengecewakan banyak orang jika gagal.

Syukurlah, proyek tersebut berujung pada keberhasilan. Seluruh elemen Satgas diberi tahu dan semuanya sepakat meluncurkan fitur ini setelah sembilan puluh persen manusia di muka bumi terpapar informasi Eistaat. Tepat setelah tiga minggu Insiden Parasys melanda dunia, badan intelijen dan Satgas di seluruh dunia meminta semua elemen rakyat menonton tayangan yang akan disiarkan langsung dari markas MN-5.

"Sebentar lagi, kita akan mengetahui nasib para Eistaat yang disekap beserta kedua remaja yang diutus menjemput mereka."

Setelah kalimat itu digaungkan, seluruh dunia diliputi keheningan. Tua, muda, laki-laki, perempuan, mereka yang tengah bekerja, mereka yang sedang beristirahat, semua memantau layar. Area Putih yang sudah tak lagi menjadi Area Putih memperoleh koneksi internet dan satelit mereka kembali. Warganya tak lagi kesulitan berkomunikasi jarak jauh. Sebagian warga bahkan sudah bisa menonton dari layar gawai dan televisi masing-masing alih-alih proyektor bawaan Satgas.

Para akla termasuk si kembar Neveliz menatap proyektor di tempat mereka bertugas sembari menggertakkan gigi. Para akla yang dikirim keluar negeri harap-harap cemas menanti buah perjuangan mereka sambil menahan sakit akibat luka-luka. Diame dan Derezo terus merapal doa mengharap keselamatan putra-putri mereka. Sementara itu, Difa Aguni akan terus berdiri lima sentimeter dari layar televisi kalau tak ditegur keluarganya. Mata Difa merah dan rambutnya acak-acakan. Dia sudah stres sejak Rosie memasuki Parasys. Sampai saat ini, Difa masih marah dan menyesali keputusan Rosie yang berangkat ke Parasys tanpa berpamitan padanya.

Detik berikutnya fitur diaktifkan. Wajah lima puluh Eistaat yang disekap dan kedua akla memenuhi layar. Para penonton terkesiap, menangis haru, bersujud penuh syukur, dan mengulang-ulang nama negara mereka dengan ekspresi takjub. Difa sendiri hanya terbengong-bengong. Setelah yakin sahabat dan negara asal ayahnya baik-baik saja, ia ambruk ke lantai dan tertidur pulas. Begitu bangun, Difa mengakui belum pernah ia mimpi seindah itu. Tetap saja, Difa bersumpah akan menyumpali mulut Rosie dengan donat raksasa begitu mereka bertemu sebagai hukuman.

ParasysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang