23. Markas MN-5, Republik Canaih - Hari Ke-12 Insiden Area Putih

283 57 8
                                    

Canaih memantau Satgas Area Putih Divisi Teknologi yang sedang memeriksa kerusakan kompartemen penghubung dunia nyata dengan Parasys. Divisi tersebut beranggotakan pakar teknologi Angkatan Militer dan Badan Intelijen Canaih, dibantu personel lembaga serupa dari negara-negara lain. Dari dalam benaknya, Canaih juga mengawasi Divisi Strategi yang tengah berkutat di markas intel. Mereka sedang mencari cara terbaik untuk menyebar foto para Eistaat yang diculik.

Kerjasama dengan angkatan militer dan agen intel dari berbagai negara ini telah dimulai seminggu lalu. Canaih menemui warganya yang berkepentingan setelah ia mengunjungi rumah keluarga Elmien. Rosie Zoule, K Mive, dan Reed Eyrez yang sedang harap-harap cemas  tampak lega saat Canaih muncul dan membeberkan rencana para Eistaat pada mereka.

Kini hanya orang awam yang masih tak sadar akan ancaman Atteuvis. Pemerintah, dibantu badan intelijen, berhasil meredam pemberitaan mengenai penyerangan warga Area Putih. Mereka bukannya ingin membungkam kritikan masyarakat awam terhadap pemerintah. Mereka hanya ingin mencegah kekacauan lebih lanjut akibat praduga tak tentu arah. Hoaks-hoaks baru yang bertimbulan mengenai isu Area Putih langsung ditindak tegas. Aparat bahkan tak segan memberlakukan hukuman kurung bagi para pembuat dan penyebar hoaks.

"Tidak bisa juga, Madie," keluh Merve Kalein, Kepala Divisi Teknologi setelah mengutak-atik kompartemen selama empat jam bersama lima anggota lainnya. "Yang bekerja tetap dua kompartemen saja."

Canaih menghela napas pelan. Ia berusaha agar kekecewaan tak terlalu tampak di wajahnya. Divisi Teknologi sudah bekerja keras mengatasi kerusakan yang diperbuat Atteuvis selama lima hari penuh. Tak jarang mereka hingga lupa makan ataupun beristirahat. Canaih sampai harus mengingatkan mereka untuk sekadar mengudap biskuit atau tidur sebentar.

Demi menyambut anggota Satgas, Canaih telah merenovasi markas Parasys agar layak ditinggali manusia. Kini markas dilengkapi deretan ruangan kapsul sebagai tempat beristirahat, beberapa meja dan kursi sebagai tempat makan, juga saluran air. Ada pula lift berkecepatan tinggi untuk keluar-masuk markas. Akses menuju lift dijaga ketat oleh pihak militer.

"Kalau masih belum bisa diperbaiki juga sampai Divisi Strategi menyelesaikan pekerjaan mereka, terpaksa kita beraksi dengan dua kompartemen saja," sambung Kalein. "Mudah-mudahan dua manusia cukup untuk membantu Eistaat yang masih terperangkap."

Ide Eistaat memasuki Parasys musnah bersamaan dengan terbentuknya Satgas. Jajaran elite semua negara berpendapat jika Eistaat memasuki Parasys—tak peduli sukarela ataupun terpaksa—salah-salah negara mereka akan jadi Area Putih karena tidak semua warga mengetahui siapa Eistaat mereka. Pendapat mereka ada benarnya, walau pada awalnya Canaih merasa berat hati karena tak tega mengirim manusia.

Tak lama Kalein meminta izin ke kamar mandi. Baru juga Kalein menutup pintu kamar mandi, terdengar suara agen lain yang memanggil dari dalam benak Canaih.

Madie?

Etta Gestani, Kepala Divisi Data dan Informasi, memanggil Canaih dari markas intel. Canaih tak perlu menanyakan ada apa gerangan. Begitu melihat informasi yang tersebar di meja kantor Gestani, Canaih tahu ia harus segera menemui perempuan berusia 42 tahun itu.

Setelah menjawab panggilan Gestani, Canaih membisiki Kalein lewat telepati.

[Merve, aku harus ke markas. Beri tahu aku jika kau dan timmu menemukan sesuatu.]

Baik, tapi saya sedang di kamar mandi! Jangan bilang Anda sedang melihat saya memenuhi panggilan alam!

[Hal seperti ini tak bisa dihindari. Kau tinggal di tanahku. Apa yang kalian lakukan tertangkap indraku. Namun, tak usah khawatir. Melihat kalian memenuhi panggilan alam tak ubahnya melihat pabrik yang tengah membuang limbah.]

ParasysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang