28. "Canaih", Dolnare Selatan - Hari Ke-16 Insiden Area Putih

294 67 23
                                    

Diame Ruphire-Zoule tiba di rumah keluarga Elmien enam jam setelah Rosie pulang dari rumah keluarga Neveliz. Diame berkeras ingin tidur bersama Rosie sebelum putri kesayangannya itu berangkat keesokan harinya. Meski Diame tampak sangat emosional, Rosie sangat lega karena sang ibu merestui keberangkatannya ke Parasys. Diamininya untaian doa yang teriring dari bibir Diame saat keduanya melakukan ritual doa bersama sebelum tidur.

Keesokan paginya, Rosie dan Reed sudah siap dengan seragam akla mereka. Tidak lama lagi kedua akla akan memasuki kompartemen penghubung dunia nyata dengan MN-5. Para agen mengizinkan keluarga dan teman-teman untuk mengantar sampai ke titik tertentu.

"Kalian hanya boleh mengantar sampai sini," kata Bertinti Bishop pada semua pihak yang mengantar. Titik tertentu yang dimaksud para agen rupanya ruang rapat markas akla anmina. Dibantu Kanvoza dan K, para agen mensterilkan area tersebut supaya tak dimasuki akla yang tak berkepentingan. Kanvoza telah menginstruksi semua akla untuk berpatroli di kota dan tak mengizinkan mereka ikut dalam aksi demo.

Sementara akla lain mengamini instruksi Kanvoza dan membubarkan diri secara berkelompok, Ceovalli Andresa, seluruh Grup H Angkatan 985, dan si kembar Felvo bertahan di tempat. Sebelumnya K dan si kembar Neveliz meminta mereka untuk tetap tinggal. Kini mereka ikut berada di ruang rapat bersama Rosie, Reed, dan semua pihak yang sepakat mengantar keduanya.

Para akla yang baru bergabung itu kebingungan ketika melihat para agen, berubah syok saat melihat Eistaat Ulisia, lalu membeku saat Ulisia memperlihatkan foto Canaih. Tanpa menunggu mereka pulih dari keterkejutan, Ulisia membeberkan apa yang sesungguhnya sedang terjadi berikut hasil keputusan Rosie dan Reed di kediaman keluarga Neveliz hari sebelumnya.

"Kalian mau masuk ke Parasys?" Hampir semua akla menyerukan pertanyaan itu. Rosie dan Reed hanya menjawab dengan anggukan kepala. Sekarang setelah waktunya tiba, mereka merasa jauh lebih tegang daripada sebelumnya. Pikiran-pikiran jelek terus bermunculan di benak Rosie. Pikiran paling jelek berbisik bahwa ia tak akan pernah bisa kembali dari Parasys.

Rosie terlalu tegang sampai tak menyadari Steffani dan seluruh Grup H/985 Divisi Putri bergantian memeluknya. Bersama Ferdo, Grup H/985 Divisi Putra merangkul dan mengacak rambut Reed. Tak seperti kaum hawa, mereka berusaha tidak menangis demi menegarkan Reed yang kentara sekali mencoba menguatkan diri. Reed tersenyum lebar, tetapi pandangan matanya entah ke mana.

Emosi Rosie lepas ketika tiba waktunya untuk berangkat. Entah dorongan dari mana, tiba-tiba tangisnya meledak. Ia memohon maaf pada semua yang hadir di sana terutama pada keluarganya. Melihat ini, air mata Reed ikut mengalir. Ia memeluk sang ayah berikut seluruh Grup H/985 Divisi Putra. Setelah mengucapkan perpisahan pada mereka semua, Kanvoza menarik Reed ke sisi ruangan.

"Voza-xa, maafkan segala kesalahan—" Otomatis Reed meminta maaf yang langsung disela oleh sang ketua x tuosie.

"Akulah yang seharusnya minta maaf." Bibir Kanvoza bergetar. "Kau ingat betapa terkejutnya aku saat mendengar namamu dua setengah tahun lalu, waktu kau mendaftar menjadi akla?"

Reed kembali teringat kejadian yang sudah ia lupakan sejak entah kapan itu. Ia heran mengapa Kanvoza mengungkitnya lagi.

"Kau bilang kau kelelahan, bukan?"

"Bukan. Itu karena aku mengenalmu dan keluargamu." Getar di bibir Kanvoza semakin menjadi. "Akulah anak yang diselamatkan ibumu dari kecelakaan mobil enam belas tahun lalu."

Sejenak Reed mati rasa. Kanvoza adalah anak yang diselamatkan Meriletta dari kecelakaan yang merenggut nyawa sang ibu?

"Ayahmu sungguh luar biasa. Tak lama setelah kecelakaan itu, ia mendatangiku dan berkata peristiwa itu bukan salahku. Saat kami bertemu lagi, ia hanya mengatakan ikut bangga dengan statusku sebagai ketua x tuosie. Aku tahu ia tak berkata apa-apa padamu tentang siapa sesungguhnya penyebab kematian Madie Meriletta. Nah, Reed, akulah penyebabnya. Akulah yang membuatmu menjadi anak piatu. Aku berusaha keras menjadi akla terbaik demi menebus dosaku di masa lalu, meski aku tahu tak mungkin aku bisa—"

ParasysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang