79. "Brivelon", Dolnare Selatan - Hari Ke-19 Insiden Area Putih (Bagian 3)

115 31 5
                                    

Bagasi dipenuhi jeritan si perempuan dan kedua rekan lelakinya kala Bishop menodongkan senapan ke leher si perempuan. Jenderal Peroriz dan Kolonel Ofgelin ikut bertindak agresif. Mereka memaksa kedua lelaki berikat kepala rebah dengan sebelah pipi menempel pada lantai bagasi.

"Lakon berakhir," tegas Bishop. Kemudian ia bicara pada K walau matanya terus tertuju pada wajah si perempuan. "Nak, aku paham apa rencanamu, tetapi kau tak bisa memperlakukan gawai itu sebagai mantra penyelesaian segala masalah. Ada pihak yang tak suka gawai itu diperlihatkan pada banyak orang, ingat?"

K tersadar. Yang Bishop maksud adalah orang-orang berikat kepala ini bisa saja kaki tangan Atteuvis. Jika itu yang terjadi, memperlihatkan sosok Brivelon pada mereka malah akan menambah masalah. Lain halnya jika mereka memperlihatkan Brivelon pada banyak orang secara serentak. Persentase warga Area Putih yang senang mendapat negara mereka kembali akan melebihi persentase warga yang sudah dicekoki pengaruh Atteuvis.

"Geledah dia," perintah Bishop pada K. Kepalanya mengedik pada si perempuan. Jenderal Peroriz dan Kolonel Ofgelin sudah menggeledah tubuh kedua lelaki berikat kepala sebelum Bishop memberi instruksi pada K. Sementara itu, K merasa jengah bukan main.

"Maissor, kami berlawanan jenis."

"Musuh tak peduli kalian lawan jenis atau bukan," tukas Bishop. "Ingat apa yang kukatakan di awal misi?"

Tentu K masih ingat. Pastikan saja kau becus melakukan misi ini. K menarik napas. Sebelum ia mulai menggeledah, ia memohon maaf dan meminta izin pada si perempuan.

"Lebih baik aku mati daripada mengotori tubuhku dengan sentuhanmu!" tangis perempuan itu. "Kau biadab! Pemerkosa dan pembunuh! Bunuh saja aku!"

"Hentikan tangis buayamu, Mille." Si perempuan menjerit lagi gara-gara Bishop menempelkan moncong senapan ke tulang selangkanya. "Kau dengar sendiri dia meminta persetujuanmu, bahkan sempat keberatan menggeledahmu gara-gara kalian berlawanan jenis. Kalau dia benar-benar pemerkosa, dia sudah menyerangmu sejak awal."

Dengan rasa sungkan yang amat, K mulai menggeledah pakaian luar si perempuan. Ia hanya meraba area pundak, lengan, serta lutut ke bawah. Sisanya, K hanya menarik kain pakaian si perempuan dan menggoyangkannya kalau-kalau ada benda jatuh dari balik kain. K tak peduli Regu Brivelon kurang puas dengan hasil kerjanya. Ia tak akan menyentuh si perempuan lebih dari ini. Karena si perempuan terus menangis—entah akting atau bukan—K angkat bicara. Kali ini, ia bicara sebagai dirinya alih-alih buronan berbahaya.

"Saya bersumpah, tidak satu pun dari kami punya keinginan melakukan hal bejat padamu," tegas K pada si perempuan. "Akan tetapi, kalau salah satu dari kalian bermaksud menghalangi misi kami, kami tak punya pilihan selain menghabisi kalian."

"Memangnya apa misi kalian?" tanya lelaki yang sempat dipanggil Naren oleh lelaki lainnya.

"Kami yang bertanya di sini," sentak Peroriz. "Kenapa kalian mencari dan memfitnah Jim?"

"Jim?" ulang lelaki lainnya. "Bukankah namanya Siapalah-Mive? Lalu bukankah tadi dia mengaku sebagai buronan yang kami cari? Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"

"Jawab saja," ancam Bishop. "Kami bersenjata. Kalau kalian tidak menjawab, Mille ini akan menerima akibatnya. Sekali lagi kami tanya: Kenapa kalian mencari dan memfitnah rekan kami?"

"Itu bukan fitnah! Pemimpin kami berkata Mive harus dicari dan ditangkap." Si perempuan menjawab sambil mengisak.

"Kau berkata kakakmu dan beberapa orang lainnya ditangkap dan diperbudak Mive!" bentak Bishop. "Kau ikut menyebarkan fitnah itu!"

"Kakakku dan orang-orang lainnya memang ditangkap! Tujuh orang saksi berkata mereka diseret masuk ke dalam truk besar, lebih besar dari truk ini. Semua saksi tak berdaya menolong karena para penangkap bersenjata lengkap."

ParasysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang