5. Pulau PVC - Hari Ke-13 di Parasys

366 80 10
                                    

Tidak ada konsep siang dan malam di Parasys. Paling tidak, tidak seperti di dunia tempat para Eistaat berasal.

Pergantian hari tidak ditentukan dari terbit dan terbenamnya matahari. Laut dan gumpalan awanlah yang menjadi indikator waktu. Keduanya bertukar posisi setiap dua belas jam kira-kira. Kalau gumpalan awan berada di atas dan lautan berada di bawah, itu artinya "malam". Cahaya di Parasys meredup dan waktu ini digunakan para Eistaat untuk tidur.

Bergantian, para Eistaat berjaga dan mewaspadai ancaman makhluk liar. Kata Bourland, pernah sekali waktu mereka tidur bersamaan. Tak ada yang menyadari makhluk tipis nan panjang mirip pita merayap di markas dan mencekik Karonua yang tengah pulas. Syukurlah si pita bisa ditumbangkan meski dengan cara yang ganjil. Rogrikkia yang panik melemparkan kotak bekas wadah cakar makhluk bola ke ujung tubuh si pita. Menyadari keberadaan kotak tersebut, si pita melonggarkan diri dari leher Karonua, merayap menuju kotak, dan menalikan diri pada kotak tersebut membentuk ikatan yang cantik ala kado.

"Jangan tanya soal logika di sini." Bourland menyela Brivelon yang hendak mengkritisi cerita tersebut. "Demi kewarasanmu sendiri, pokoknya jangan."

Bourland membawa Brivelon ke markas setelah menginterogasinya habis-habisan. Brivelon membela diri, mengatakan ia terpaksa berbohong demi melindungi manusia yang sudah mengenalnya. Ia juga yakin bukan ialah penyebab di balik pengetahuan Atteuvis akan Eistaat. Brivelon berkata ia sudah menyegel pikiran si manusia agar tak memikirkan dirinya jika manusia itu berada di luar wilayahnya. Pepohonan gabus di sekeliling mereka memanjang dan saling menjalin lagi. Buru-buru Brivelon meralat ucapannya.

"Maksudku, aku sudah menyegel pikiran manusia itu kecuali jika ia berada di tanahku, Canaih, dan Ulisia," kata Brivelon sambil terus mewaspadai kata-katanya agar tak menyebut nama Rosie. Pepohonan gabus kembali ke kondisi asal. Sebaliknya, Bourland semakin murka.

"Semestinya kalian bertiga dihukum!" gelegarnya. "Semestinya kami mengucilkan kalian dan menghilangkan memori warga kami akan tanah jagaan kalian!"

"Meskipun manusia yang mengenalku bisa saja menjadi kunci keselamatan kita?" balas Brivelon dingin. Bourland mendengkus meremehkan.

"Kau melantur. Kau tidak baca pesan—"

"Manusia yang mengenalku masih mengingatku. Aku bisa merasakannya."

Ekspresi mengejek di wajah Bourland tak juga memudar. "Ini hanya cerita karanganmu supaya kau tak dihukum karena melanggar Peraturan."

"Lihat saja pepohonan ini. Apakah mereka berubah jadi sulur lagi?"

Kedua Eistaat menunggu. Pepohonan gabus tetap pada wujud asalnya yang berdiri tegak. Bourland tertegun.

"Kau tidak bohong." Ia menatap Brivelon dengan tatapan menilai. "Ikut aku ke markas. Jelaskan Pelanggaran-mu pada semua yang ada di sana."

"Aku khawatir Atteuvis merekam semua yang kita katakan. Bagaimana kalau ia merekam pembicaraan ini?"

"Kalau Atteuvis sudah menyadari anomalimu, aku yakin Eistaat yang masih selamat sudah menyadarinya lebih cepat dan segera bertindak untuk menyelamatkan kita."

"Ha. Akhirnya kau berharap diselamatkan," ledek Brivelon. Bourland memilih mengabaikannya dan berjalan lebih dulu membawa kantong poliesternya. Walau begitu, Brivelon sempat melihat wajah sang Eistaat tertua yang memerah.

***

Sudah sembilan hari berlalu sejak Brivelon tiba di markas para Eistaat di Pulau PVC. Wujud markas tersebut mirip perkemahan kecil dengan kondisi seadanya. Tenda-tenda polyester didirikan menggunakan pasak-pasak PVC sementara satu tenda dihuni tiga sampai empat Eistaat. Para Eistaat memang masih tak punya sistem reproduksi. Namun, mereka sepakat memisahkan tenda Eistaat berwujud "lelaki" dan "perempuan" demi alasan susila.

ParasysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang