Pada akhirnya cerita ini benar-benar ending..
.
.
Terimakasih sudah mendukung Thor dan nungguin story ini sampai selesai.
.
.
Maafkan kalau story ini kurang masuk dalam hati Good Reader, tapi Thor bersyukur karena Good Reader menikmatinya.
.
.
.
Happy Reading, Good Reader^^
.
.
.
.
Tubuh Taehyung dikremasi. Semua orang yang menghadiri pemakaman tampak diam seribu bahasa seolah kematian Taehyung adalah akhir dari segalanya. Seokjin terlihat seperti kehilangan jiwanya. Ia terus terdiam sembari menatap foto sang adik yang tengah tersenyum lebar itu.
Bunga krisan putih memenuhi foto Taehyung, Namjoon masih kokoh berdiri sembari membungkuk memberi hormat pada orang-orang yang melayat. Jimin dan Yoongi pun juga sama. Mereka tampak menemani Namjoon yang sedari tadi belum beristirahat karena mengurusi pemakaman sang adik.
Tubuh Taehyung sudah menjadi abu. Abu tubuhnya diletakkan pada guci porselin berwarna hitam legam. Seokjin terus memeluk guci itu seolah tak membiarkan adiknya itu pergi jauh. Mereka berencana menyimpan abu Taehyung di dalam kamar Taehyung sendiri. Itu permintaan Seokjin yang tentu Namjoon dengan senang hati menurutinya.
"Beristirahatlah hyung, Seokjin hyung belum makan dari kemarin." Ucap Jimin pada Namjoon.
"Iya Joon. Biar aku dan Jimin yang mengurusi semua ini sampai selesai. Seokjin hyung tampak sangat pucat sekarang." Namjoon mengangguk dan segera memapah hyungnya yang masih dengan erat merengkuh guci abu Taehyung.
Vernon dan Seungkwan nampak berjaga-jaga di luar ruangan penghormatan terakhir. Seungkwan masih terdiam dan gurat sedihnya masih bergitu terlihat. Vernon yang sesekali melirik sahabatnya itu hanya bisa menghela napas.
Ia juga sedih, ditinggal oleh Taehyung yang sudah ia anggap seperti orangtua dan hyung mereka sendiri. Vernon dan Seungkwan hidup di panti asuhan selama hidupnya, ia tinggal di panti asuhan yang setiap tahunnya selalu mendapat donasi dari keluarga Kim dan juga Taehyung sendiri.
Bahkan tak jarang sebulan sekali di masa lalu, Taehyung menyempatkan diri untuk singgah dan bermain dengan anak-anak di panti asuhan itu. Sampai pada akhirnya ia kepincut dengan Vernon dan Seungkwan dan mengadopsinya saat mereka diumur 15 tahun.
Vernon dan Seungkwan disekolahkan ke sekolah elit dan dibekali dengan banyak keahlian sebagai seorang yang bekerja di dunia bawah.
"Aku harus menyiapkan otak kanan dan kiriku, agar sewaktu-waktu aku pergi kedua hyungku tak akan kesepian."
Ia pernah berkata seperti itu pada para kaki tangannya saat melihat Vernon dan Seungkwan sedang berlatih menembak di salah satu markasnya.
Vernon dibentuk agar seperti Namjoon yang pintar dalam segala hal IT dan strategi, sedangkan Seungkwan dibentuk seperti layaknya dirinya yang seorang pembunuh berdarah dingin namun tetap memiliki hati yang suci (?).
Hingga pada akhirnya, Vernon menjadi lebih unggul dari Namjoon yang selalu membuat Namjoon kesal saat berhadapan dengannya. Sedangkan Taehyung tentu sangat bangga dengan kemajuan Seungkwan yang terus mengalami peningkatan setiap harinya.
"Taehyung hyung, hari ini tidak ada jadwal kan? Ayo bermain dengan Boo, hari ini Boo dapat dua kepala saat berlatih tadi." Ucapan polos Seungkwan memang seringkali membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri. Sedangkan Taehyung tampak tak masalah dengan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Short Story"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...