6

900 90 1
                                    


Thor balik setelah lama tak mampir ke cerita ii..

.

.

Jujur aja, karena genre season 2 beda dengan season 1 makanya Thor mencoba sebaik mungkin.

.

.

Jangan ragu buat kasih Thor saran..

.

.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

.

Pagi-pag sekali sebelum Jimin menuju kantor polisi, ia mampir ke laboratorium seperti apa yang telah Yoongi hyungnya usulkan. Dia mau tak mau harus segera menuntaskan rasa cemas dan penasarannya.

Jimin membawa dua plastik berbeda dengan nama hyungnya dan bukti yang ia temukan beberapa waktu yang lalu. Guna mengetahui kebenaran tentang kemiripan DNA yang ada pada kedua bulu itu. Ingatkan Jimin untuk berdoa agar keluarganya baik-baik saja.

Setelahnya ia kembali ke kantor polisi dan melanjutkan penyelidikan bersama dengan timnya. Baru saja ia duduk di mejanya sudah ada kegaduhan di lobby kepolisian. Beberapa petugas tengah meringkus seorang pria yang sangat Jimin kenal. Jimin segera mendekat untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa ini? Jungkook apa terjadi padamu?"

Jungkook, orang yang baru saja di tangkap oleh rekan mereka adalah Jungkook. Sepupunya sendiri. Jimin benar-benar dilanda kebingungan sekarang. Tanpa sempat menjawab pertanyaan Jimin. Jungkook sudah diseret ke ruang investigasi.

Jimin segera menyusul dari belakang dan berlari kecil menuju ruang yang timnya masuki. Disana terlihat sekali Jungkook merasa bingung dan dirundung rasa cemas.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi ? Apa kalian bisa menjelaskan ini?" tanya Jimin pada semua rekannya di ruangan itu.

"Kami baru saja menemukan bukti bahwa Jungkook terlibat dari pembunuhan ini." Jimin terkejut bukan main.

"Apa maksud kalian? Jungkook bahkan tak memiliki catatan kriminal semasa hidupnya. Jangan becanda!" Jimin marah dengan apa yang timnya lakukan.

"Maaf ketua, tapi bukti ini sudah berbicara. Bulu ini kami temukan di daerah TKP dan kami sudah melakukan uji lab."

Jimin seperti tersambar petir melihat apa yang rekannya tunjukkan. Sehelai bulu yang sama persis ia temukan di sungai Han. Jimin menggeleng pelan. Ia kemudian bergegas masuk ke ruang investigasi untuk mendengar semua yang sepupunya katakan.

"Jungkook. Apa itu benar? Katakan jika itu bukan kau!" Jimin meneriaki Jungkook yang terlihat berkaca-kaca itu. Ia selalu takut jika melihat Jimin hyungnya itu marah.

"Aku tidak melakukan apapun hyung. Percayalah padaku. Kumohon. Aku bukan pembunuh." Ucap Jungkook lirih sembari terus menggelengkan kepala. Jimin sudah dirundung rasa bersalah karena berteriak pada adik kecilnya itu.

"Ketua, invertigasi saya belum selesai. Saya mohon keluarlah sebentar." Pinta rekannya. Jimin justru duduk di samping rekannya dan mendengarkan semua kesaksian Jungkook.

"Lanjutkan. Aku ingin mengetahui semuanya." Ucapnya tegas yang dibalas anggukan pelan dari rekannya.

"Tuan Jeon Jungkook, apa yang anda lakukan selama sebulan ini?" tanya rekan setim Jimin.

"Berada di kantor dan mengurus perusahaan. Beberapa kali mampir ke sungai Han untuk menenangkan diri." Jawabnya singkat.

"Apa hanya itu?" Jungkook mengangguk pelan.

"Lalu pada tanggal 17 Juni, ada berada dimana?" Jungkook terdiam sejenak untuk mengingat apa yang baru ia lakukan di tanggal itu.

"Melakukan beberapa pertemuan yang tak jauh dari area sungai Han." Jimin terus mendengarkan dengan teliti apa yang sepupunya itu ucapkan. Ia tak boleh kehilangan sedikitpun informasi dan disamping itu ia masih mempercayai sepupunya tak bersalah.

"Bersama siapa ada melakukan pertemuan?"

"Hanya beberapa kolega dan keluarga dekat." Jawab Jungkook jujur.

"Siapa yang kau maksud keluarga dekat Kook?" tanya Jimin memotong pembicaraan. Jungkook menatap Jimin sejenak.

"Keluarga Kim, anggota keluarga Kim kembali ke sini beberapa waktu yang lalu hyung. Seharusnya kau sudah mendengar kabar ini." ucap Jungkook terheran. Memang benar Jimin sudah mendengar rumor itu tapi ia tak bisa mempercayai apa yang baru saja ia dengar. Jungkook bertemu dengan anggota keluarga Kim.

"Siapa anggota Kim itu, Kook?" tanya Jimin lagi

"Seokjin hyung. Apa kau belum bertemu dengannya hyung?" tanya Jungkook yang dibalas gelengan pelan.

"Apa yang kalian bicarakan selama pertemuan?" Jimin kembali bertanya. Ia benar-benar dilanda rasa penasaran yang besar. Ia cukup kecewa karena bukan Taehyung yang datang.

"Tentang saham dan beberapa hal mengenai pengiriman organ yang beberapa hari ini sangat banyak."

"Apa maksudmu Kook? Saham dan pengiriman organ? Bisnis keluargamu seharusnya tak menyentuh hal semacam itu." ucap Jimin tak percaya.

"Seokjin hyung menanamkan beberapa saham di perusahaanku. Hanya itu dan aku tak tahu menahu tentang pengiriman organ. Seokjin hyung hanya membahas hal ini sejenak karena ia sendiri kewalahan menanganinya." Jimin mengernyitkan dahinya.

"Kewalahan?" Jungkook mengangguk

"Organ itu dikirim dalam jumlah besar dan teratur selama beberapa pekan ini. Hebatnya lagi semua organ itu masih segar dan yang sangat dibutuhkan oleh pasien yang butuh pendonor." Jimin memijit pelan pelipisnya. Entah mengapa kepalanya menjadi berdenyut tak jelas.

"Lalu bagaimana bisa helai bulumu di TKP, Kook?" tanya Jimin lagi.

"Aku tidak tahu hyung. Aku saja, beberapa pekan ini tak mengeluarkan sayapku ke publik. Itulah mengapa aku bingung saat diringkus pihak kepolisian yang menemukan buluku di TKP." Jimin menghela sejenak.

"Kalian sudah mendengarnya? Jungkook tidak ada sangkut pautnya dengan kasus ini." ucapnya tegas pada rekan setimnya.

"Tapi kami akan menetapkannya sebagai saksi, inspektur. Bisa saja hal ini berhubungan." Ucap rekan di sampingnya dan Jimin hanya mengangguk sekenanya.

"Maaf membuatmu masuk ke dalam masalah ini Kook." Jungkook menggeleng pelan.

"Tak apa hyung. Jadi, bisa kalian melepas borgolnya? Ya meskipun aku bisa membukanya dengan mudah, aku tak ingin merusak peralatan publik." Rekan Jimin tertegun mendengar tuturan Jungkook yang sedikit aneh itu. Jimin terkekeh pelan.

"Mana kuncinya?" pinta Jimin pada rekannya. Jimin kemudian membuka borgol itu dan Jungkook memijit pelan kedua lengannya. Jimin masih terkekeh karena mendengar tuturan Jungkook yang nyeleneh.

Hal itu membuatnya mengingat saat-saat dulu dimana Yoongi hyungnya dan Jungkook mencoba merebutnya dari tangan Taehyung. Ah, Taehyung lagi. Sungguh Jimin benar-benar merindukan tuan muda Kim itu.

.

.

.

..

sampai jumpa lagi Good Reader^^

LET YOU GO? (The End.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang