34 (Flashback)

699 73 0
                                    


Thor balikk lagi..

.

.

.

Happy Reading, Good Reader^^

.

.

.

(Flashback on)

.......

H-seminggu sebelum penyelamatan Yoongi.

Terlihat seorang pemuda tampan nampak serius melihat layar komputer yang tengah di mainkan oleh pemuda lainnya di kursi. Tangannya menari lincah di atas keyboard seolah dengan percaya diri tak ada satu huruf pun yang terlewat.

Mereka berdua tampak begitu serius, sedangkan salah satu pemuda lainnya sedang sibuk memakan cemilan di sofa. Suara remahan kripik kentang dan ketikan lincah itu terdengar nyaring beradu di ruangan yang hanya di terangi dengan lampu neon.

"Ini?" ucap pemuda yang mengoperasikan komputer itu.

"Wow.." tambahnya lagi.

"Aku tak pernah salah menebak." Ucap pemuda tampan itu.

"Kau adalah V. Semua orang di underworld tahu kau adalah jelmaan iblis, Taehyung hyung." Ucap pemuda dengan pipi chubby karena kebanyakan ngemil. Taehyung yang merasa dipanggil dengan nama terkenalnya hanya dapat terkekeh.

"Apa pria gila ini benar-benar Jhope, hyung? Maksudku bukankah kau sempat bekerja sama dengannya untuk kasus Min Jimin?" Taehyung melirik pemuda di sampingnya.

"Ya, setelah itu aku membuangnya karena cara kerja yang buruk. Kau tahu Shin Hansung, Chwe?" tanya Taehyung pada pemuda berdarah campuran itu. Pemuda yang dipanggil Chwe itu mengangguk.

"Kabar keluarganya yang kau bantai itu kan hyung? Tentu aku tahu, itu cukup menghebohkan kami karena seharusnya keluarga Shin sangat terhormat dan menjadi kepercayaanmu. Tapi aku tak menyangka mereka bekerja sama dengan pemerintah untuk memerasmu." ucap Chwe yang didengarkan oleh Taehyung dan pemuda yang masih sibuk dengan kripik kentangnya.

"Mereka pantas kau hukum hyung, tapi kenapa kau menyisakan putra terakhir mereka?" tanya pemuda chubby di seberang sofa.

"Membuat skenario, Kwanie. Membuat skenario. Ya, meskipun skenarionya sedikit berlebihan sekarang. Aku jadi kasian dengan semua korban yang Jhope bantai." Ucap Taehyung.

"Apa karena mantan kekasihmu juga ikut dibunuh hyung?" tanya pemuda yang dipanggil Taehyung, Kwanie itu. Taehyung menggeleng pelan.

"Tidak. Aku bahkan tak terlalu peduli dengannya (jahatnya kau Tae). Aku hanya merasa, dia terlalu membuang-buang waktu hanya untuk memancingku keluar dari kandang. Dia benar-benar bodoh. Sudah repot-repot menodai tangannya, ditambah lagi beberapa organ milik korban disumbangkan ke rumah sakitku. Tidakkah itu bodoh?" kedua pemuda yang dengan hikmat mendengarkan ucapan Taehyung mengangguk setuju.

"Jadi sebenarnya kau sudah mengetahui semuanya hyung? Maksudku benang merah ini. Aku merasa Jhope benar-benar sudah matang merencanakan hal ini. Dia bahkan tak segan akan menyekap Yoongi sekarang." Ucap Chwe.

"Ya, kau benar Chwe. Dia memang sudah mengibarkan bendera perang denganku. Aku hanya masih menunggu waktu sebentar lagi. Aku harus menemui Jimin terlebih dahulu." Ucap Taehyung

"Mengapa kau masih begitu peduli dengannya hyung? Dia bahkan sudah tak menganggapmu ada. Dia saudara yang buruk. Seharusnya kau pergi jauh dan tak kembali kemari lagi Taehyung hyung. Seharusnya daripada membuang Jhope hidup-hidup, akan lebih baik membuangnya setelah kau bantai terutama psikopat Shin Hansung itu juga. Itu membuatku kesal." Ucap Kwanie panjang lebar.

Taehyung dan Chwe hanya bisa menggelengkan kepala mendengar dengusan kesal dari pemuda chubby itu.

"Apa dia lupa, kalau dia juga psikopat?" ucap Chwe lirih pada Taehyung.

"Jadi apa beberapa rekaman itu sudah kau kirimkan ke hyungku, Chwe?" tanya Taehyung kembali fokus pada layar komputer.

"Belum, aku lebih baik menyerahkan flashdisknya padamu hyung. Aku malas meladeni RM. Dia orang yang kasar kalau sudah bertemu denganku." Taehyung dibuat terkekeh karena aduan itu. Mungkin karena Namjoon aka RM lebih tua dari Chwe dan sebagai rival bebuyutannya, sangat wajar jika mereka sering bertengkar.

"Itu karena kau terlewat cerdas Chwe, Namjoon hyung sebenarnya cukup salut denganmu tapi ditutupi dengan rasa kesalnya karena kau selalu bisa menemukan celah miliknya." Jelas Taehyung.

"Hyung.." panggil Kwanie yang berjalan mendekatinya.

"Apa menurutmu rencana ini tidak terlalu beresiko untukmu?" tanya Kwanie yang sarat akan rasa khawatir.

"Kwanie benar hyung. Tidakkah rencana ini terlalu beresiko? Ditambah lagi hanya kita bertiga yang tahu persis siapa dalang dari kasus gila ini? Aku cukup mengenal dirimu lama hyung. Kau tak akan memberitahukan rencana ini pada Seokjin hyung dan Namjoon hyung, seperti masalah beberapa tahun lalu yang mengakibatkan pergelangan kakimu harus diganti dengan kaki palsu." Ucap Chwe menambahi.

"Mereka akan terluka terutama Seokjin hyung, hyung." Ucap Kwanie.

"Tak apa. Aku tahu mereka bisa menahannya. Lagi punya hanya sebentar. Aku mengandalkan kalian berdua untuk rencana ini. Jadi lakukan yang terbaik seperti biasanya." Ucap Taehyung yang menegakkan tubuhnya dan mengambil jaketnya.

"Aku pergi dulu, siapkan semuanya bersama timmu. Aku mengandalkan kalian. Sampai jumpa." Ucap Taehyung yang kemudian keluar dari ruangan itu dan meninggalkan kedua pemuda itu dengan pikiran mereka sendiri.

"Tae hyung pikir dia punya nyawa sembilan, Hansol-ah." Ucap Kwanie yang hanya bisa dijawab dengusan pelan dari Hansol Vernon Chwe aka Chwe.

"Aku benar-benar benci tugas ini." Ucap Chwe.

(Flashback off)

.

.

.

Setelah perintah dari RM, Chwe benar-benar menghabisi semua orang yang ada di ruangan penyekapan Yoongi dan menyisakan Min bersaudara yang masih hidup disana. Ia mengumpat dalam hatinya karena tugas yang terkesan membuatnya gusar.

Bagaimana tidak? Ia dengan jelas melihat Taehyung yang sudah ia anggap sebagai hyungnya sendiri ditembak dengan mudahnya oleh Jimin tepat di dada kiri.

"Aku tidak perlu memakai pelindung itu, Chwe. Aku percaya Jimin tak akan melukaiku."

Persetan dengan Jimin. Persetan dengan Min bersaudara itu. Chwe benar-benar muak. Ingin sekali ia mengarahkan pelurunya kearah mereka tapi ia dengan kuat menahan amarahnya. Kwanie yang memonitor dari jauh menangis. Chwe dapat mendengar dari earphone yang ia pakai di kedua telinganya.

"Sialan!" umpatnya setelah selesai membunuh semua orang diruangan itu.

"Jangan coba-coba untuk melihat Taehyung di rumah sakit. Atau kalian akan menjemput ajal kalian." Ucap Chwe pada Min bersaudara dan berjalan meninggalkan tepat laknat itu untuk ikut melihat keadaan Taehyung yang benar-benar kritis sekarang.

Didalam mobil, Chwe dapat melihat Kwanie yang masih mencoba menahan tangisnya. Ia benar-benar benci tugas ini.

"Berhentilah menangis. Kita harus segera mengecek keadaan Taehyung hyung di rumah sakit." Ucap Chwe yang dibalas anggukan oleh Kwanie. Di injaknya pedal gak mobil itu tanpa ragu dan mulai melaju kencang menuju rumah sakit.

"Aku akan membunuhmu jika Taehyung hyung mengalami hal yang lebih buruk dari ini, Min Jimin." Ucap Chwe dingin.

.

.

.

.

.

Jadi bagaimana menurut kalian Good Reader??

LET YOU GO? (The End.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang