Thor balik lagi
..
.
.
.
.
Happy reading Good Reader^^
.
.
.
Taehyung kali ini benar-benar temu kangen dengan Jimin untuk kedua kalinya. Mereka terlihat diam untuk waktu yang sangat lama. Bahkan kopi yang mereka berdua pesan sudah tandas dan tak ada niatan dari salah satunya untuk mengisi ulang.
"Bagaimana kabarmu Jim?" ucap Taehyung memecah atmosfir yang dingin itu. Jimin menatap Taehyung yang sedang tersenyum hangat padanya.
Jujur Jimin merasa bingung dengan saudaranya itu. Ia masih sama. Tidak ada yang berubah dari nya. Taehyung masih sama seperti terakhir ia melihatnya dulu sekali.
"Sejak kapan kau sampai di Korea, Tae?" Taehyung terkekeh pelan karena menyadari pertanyaanya tak Jimin jawab.
"Cukup lama. Mengapa kau begitu kaku Jim? Kau tidak seperti Jimin yang kukenal. Rileks saja. Aku disini hanya ingin bertemu denganmu. Aku merindukanmu." Ucap Taehyung panjang lebar. Jimin masih menatapnya lekat.
"Darimana kau tahu nomor ponselku?" Taehyung mengangkat bahunya pelan.
"Kau harusnya tahu bagaimana kerja Namjoon hyung Jim. Itu hal mudah. Aku bahkan bisa dengan mudah menemukanmu dimana pun..." ucap Taehyung bala menatap Jimin dengan tajam.
"Jadi apa yang maumu sekarang Tae?" ucap Jimin kesal.
"Kau benar-benar banyak berubah Jim. Aku senang Min Yoongi merawatmu dengan baik. Dia masih gila kerja ya. Wow." Jimin tak mengerti dengan ucapan Taehyung yang tak jelas.
"Aku sedang sangat sibuk dan tak punya banyak waktu untuk bersantai disini Tae." Jimin yang hendak beranjak dari kursi itu mulai kesal.
"Sibuk apa Jim? Bukankah yang kau cari sudah ada di depanmu?" Taehyung tersenyum miring pada saudara lamanya itu.
"Kau?"
Taehyung menyandarkan punggungnya di kursi.
"Aku? Bagaimana aku bisa tahu? Untuk kesekian kalinya itu mudah Jim. Aparat negara ini benar-benar mengerikan. Kalian benar-benar ingin berperang ya Jim? Padahal aku kan hanya sendiri. Kau kejam sekali Jim."
"Sebenarnya apa yang sedang kau bicarakan Tae. Kau membuatku muak jika harus berlama-lama disini." Taehyung terdiam menatap Jimin. Mendengar kata-kata yang dilontarkan Jimin padanya membuat hati kecilnya tertusuk pelan. Sedikit tak nyaman di dalam sana. Taehyung terkekeh pelan.
"Apa kau membenciku Jim?" tanya Taehyung tiba-tiba. Jimin terdiam melempar pandangannya ke luar kafe.
"Apa kau begitu percaya dengan semua bukti yang kau miliki sekarang? Apa kau begitu percaya jika itu aku?"
"Iya. Aku sangat yakin itu dirimu. Tangan besimu itu sudah banyak berdosa Tae. Aku harus segera menghentikannya." Ucap Jimin dengan datar.
"Aku pergi."
Kali ini Jimin benar-benar pergi dari kafe itu. Taehyung menatapnya lekat. Ada perasaan tak nyaman yang membuatnya kesal. Taehyung benci perasaan itu.
Taehyung menatap kafe itu diam. Tidak terlalu banyak pelanggan disana. Hanya ada beberapa pasangan yang duduk bersama dan berbincang.
*Tringg tringg
Ponselnya berdering dan nama Chwe tertera disana. Diangkatnya segera dan dengan seksama Taehyung mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Chwe. Taehyung tersenyum puas.
"Kau selalu bisa diandalkan Chwe. Aku akan segera kesana." Ucapnya lalu mematikan sambungan itu sepihak dan tentu selalu sukses membuat lawan bicaranya kesal.
Taehyung segera beranjak dari kursinya dan pergi dari kafe itu. Ia lajukan mobil kesayangannya membelah langit sore di musim gugur itu. Udara sedikit dingin karena hujan beberapa kali membasahi kota itu.
..
.
.
.
Dilain tempat, Jimin tengah berada di meja kerjanya lagi. Sibuk menatap laptopnya dan beberapa kali menyetel cuplikan video pendek yang beberapa waktu lalu diberikan oleh seseorang yang cukup ia kenal.
"Tidak ada yang salah. Orang itu adalah dirimu Tae." Simpulnya.
"Ketua sedang apa?" tanya salah satu rekan timnya.
"Ah.. bukan apa-apa. Hanya sedang memastikan sesuatu. Ada perlu apa?' tanyanya balik.
"Ahh.. ini. Ada bingkisan untukmu. Beberapa jam yang lalu sebelum kau datang. Aku menerimanya dari kurir yang biasa kemari." Rekannya itu menyerahkan bingkisan berukuran sedang pada Jimin.
"Terimakasih." Ucapnya
Jimin yang penasaran langsung membukanya dengan santai. Tertera disana nama dan alamat kepolisian pusat.
"Apa ini? Bulu?" gumamnya ketika melihat sehelai bulu dengan sedikit darah di beberapa sisi.
'It's show time.' Bacanya dalam hati.
Jimin terdiam sembari membolak-balik bulu putih itu. Ia merasa cukup familiar dengan buku itu, tapi sayang ia tak ingat dimana ia melihatnya.
"Aku harus menyelesaikan ini secepatnya dan kembali kerumah." Gumamnya dan menyimpan kotak itu di nakas.
Malam ini Jimin berencana bertemu sang hyung di studio nya. Hyungnya sudah tiga hari tidak pulang dan mau tak mau ia harus menjemputnya pulang dan beristirahat.
Perusahaan tempat sang hyung bekerja benar-benar sangat besar. Jimin untuk kesekian kali tertegun dengan orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Beberapa penyanyi yang ia kenal ada disana dan sedang bersantai.
"Jimin hyung.." Panggil seseorang yang cukup mirip dengan hyungnya.
"Hai Woozi-ah, apa kau lihat hyung ku?" tanya Jimin pada seseorang yang lebih pendek sedikit darinya.
"Justru itu aku kemari ingin bertanya dimana Suga hyung, Jimin hyung." Jimin tak paham dengan ucapan Woozi.
"Sudah tiga hari ini Suga hyung tak ke studionya. Rapat dengan direktur tadi juga dia tidak berangkat." Jelas Woozi sembari meneguk es kopinya.
Jimin merogoh ponselnya disaku jaket dan segera menelpon Yoongi. Panggilan itu terus tersambung tanpa ada seseorang yang mengangkatnya. Woozi yang sedari memandang Jimin yang nampak cemas itu mulai penasaran.
"Tidak diangkat hyung?" tanyanya dan Jimin mengangguk pelan.
"Aku harus pergi Hoon-ah. Jaga dirimu baik-baik." Woozi mengangguk pelan dan melambai singkat pada Jimin yang sudah berlari ke luar menuju mobilnya.
Didalam mobil ia terus menerus menelpon hyungnya yang selalu berakhir sama. Tidak ada jawaban tapi panggilan itu tersambut. Ia mulai dirundung rasa panik. Ada banyak hal yang janggal seharian ini.
Pertama, Taehyung yang mengajaknya bertemu. Kedua, ia mendapat paket yang berisi sehelai bulu dengan bercak darah. Ketiga, ia tak bisa menghubungi sang hyung yang ternyata tidak ada di studionya sejak 2 hari yang lalu.
"Apa dia mencoba mengancamku?"
Dia? Siapa yang Jimin maksud sebenarnya? Taehyung? Atau mr.X?
.
.
.
.
.
adakah yang sudah bisa menebak pembunuhnya???
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Conto"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...