32

752 74 5
                                    


Double up..

.

.

.

.

Happy Reading, Good Reader^^

.

.

..

.

.

.

.

.

.

"Ayo pergi hyu—"

"Jangan bergerak!" ucap Jimin tegas dengan menyodorkan pistol kearah Taehyung yang hendak membuka ikatan Yoongi yang sebentar lagi akan terbuka. Taehyung menatap Jimin diam. Ia tak percaya jika Jimin datang secepat ini.

"Syukurlah kau datang, Jim—"

"Kubilang jangan bergerak, Kim Taehyung-ssi. Atau saya akan menembak anda." Ucap Jimin. Yoongi menggeleng kuat.

"Yoongi hyung.." panggil Jimin yang menyadari sang hyung ternyata masih hidup meski banyak luka sana-sini ditubuhnya. Jimin dapat melihat seorang pemuda yang tergeletak tak bernyawa dengan bersimbah darah. Ia tak bisa melihat wajahnya dengan baik karena posisinya yang tengkurap setelah ditendang Taehyung tadi.

"Hei, Yoongi hyungmu baik-baik saja. Jangan khawatir Jim." Ucap Taehyung lagi meskipun ia tahu ucapannya tak akan Jimin percaya dengan mudah.

*Dor..

Satu tembakan melesat ke dalam lengan kanan Taehyung. Ya, peluru itu masuk ke dalam kulitnya. Taehyung bisa merasakannya dan ia tahu jika peluru itu tak masuk lebih dalam ke tulangnya.

"Kau penembak handal Jim." Ucap Taehyung sembari menahan darah yang merembes di lengannya.

"Sudah kuperingatkan untuk tetap di tempatmu, Kim Taehyung." Yoongi menggeleng kuat mencoba membuka ikatannya yang masih belum longgar.

"Lama tidak berjumpa Jim. Suatu kehormatan aku bisa bertemu denganmu lagi. Kau harus tau, demi bertemu pertemuan ini aku sampai harus memilih jas yang cocok untuk kupakai hari ini. Demi dirimu." Ucap Taehyung ngawur.

"Apa kau yang sudah membunuh orang-orang di gedung ini Tae?" tanya Jimin tak menghiraukan ucapan Taehyung, ia mengangguk ringan menjawab pertanyaan Jimin.

"Kau benar-benar iblis Kim Taehyung." Ucapan itu dapat didengar jelas oleh Taehyung. Ia terkekeh pelan, ada rasa sesak ketika orang tersayangnya mengatakan hal itu padanya.

"Setelah semua yang terjadi di masa lalu, kau masih sama saja." Taehyung menggeleng.

"Kau benar Jim. Aku masih Taehyung yang dulu dan seharusnya kau tahu itu. Aku masih menyayangimu." Jimin menatap Taehyung dingin.

"Kau benar-benar menjijikkan, Tae." Taehyung tertegun dengan ucapan Jimin. Taehyung tersenyum lembut pada saudaranya yang sangat ia rindukan itu.

Taehyung mencoba mendekat ke arah Jimin dan sontak membuat rekan Jimin ikut siaga. Karena Taehyung bisa saja melakukan hal diluar pengawasan mereka.

"Ini pertama kalinya kau memandangku seperti itu Jim. Aku hanya merindukanku. Aku sudah lama menunggu saat-saat ini."

"Jangan mendekat lebih dari ini Taehyung. Aku bisa saja menembakmu." Ancam Jimin namun tidak Taehyung hiraukan.

"Jika hal itu membuatku bisa memelukmu. Tak apa. Silahkan. Aku sudah mengetahui semua yang akan kalian lakukan hari ini." ucap Taehyung lirih sembari terus menekan lengannya hingga darah menetes pelan di lantai. Perlahan Taehyung mendekat kearah Jimin.

"Berhenti mendekat!"

*DOR!..

Pelatuk itu sukses di tarik Jimin dengan mata tertutup. Jimin merasakan seseorang memeluknya erat. Dibukanya kedua mata itu perlahan. Wangi kayu cendana mengeruak di tubuh orang yang memeluknya. Jimin tentu tahu wangi tubuh itu. Ia sangat tahu dan hapal.

"A-akhirnya aku bisa memelukmu Jim. Aku merindukanmu, Kim Jimin." Ucap Taehyung lirih sembari memeluk Jimin dengan erat. Jimin terdiam tak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan. Ia benar-benar menembak Taehyung.

Yoongi membelalakkan matanya ketika ikatannya baru saja terlepas. Ia terlambat memperingatkan adiknya.

"Jimin-ah!.." panggil Yoongi dengan suara serak.

"Yoongi hyung.." Yoongi menggeleng tak percaya dengan apa yang adiknya lakukan itu.

"Bukan Taehyung, Jim. Semua ini...bukan dia yang melakukannya." Ucap Yoongi lirih.

"Taehyung-ah!" teriak Seokjin yang memasuki ruangan itu dengan brutal. Ia melihat adiknya berada dipelukan Jimin. Taehyung memeluknya dengan erat. Namjoon mencegah hyungnya bertindak gegabah.

"Ahh.. tembakanmu benar-benar tepat, Jim. Jenis pistol yang bagus untuk membunuh penjahat sepertiku." Ucap Taehyung lirih sembari memegang pistol yang masih Jimin pegang.

"Lepaskan pistol ini. Ini tak cocok untukmu." Ucap Taehyung lagi dan pistol itu terjatuh.

"Terimakasih karena sudah membiarkan iblis menjijikkan ini memeluk malaikat sepertimu."

*Brukk..

"Taehyung!!" teriak Seokjin melepaskan diri dari kungkungan Namjoon. Taehyung tergeletak di lantai dengan napas tersenggal. Darah menodai jasnya. Tembakan Jimin mengenai tepat di dada kiri Taehyung.

Yoongi dengan tergopoh-gopoh mendekati Taehyung yang sudah dipangkuan Seokjin. Seokjin mendorong Yoongi menjauh.

"Taehyung-ah.. hei.. bertahanlah.. hyung harus membawamu ke meja operasi. Jadi jangan tidur dulu." ucap Seokjin panik. Namjoon segera meraih tubuh adik itu dan dibawa lari keluar dari ruangan itu.

"Apa ini balasanmu setelah kami sudah menyelematkan hyungmu itu, Min Jimin!"

"Jika sampai terjadi apa-apa dengan Taehyung. Aku akan membencimu seumur hidupku." Ucap Seokjin yang kemudian meninggalkan Yoongi, Jimin dan para anggota kepolisian. Para pihak kepolisian masih mencoba mencerna situasi ini. Jimin terlihat terpaku dengan darah yang berada di tangannya. Darah Taehyung, ya darah itu pekat sekali.

"Jimin-ah.." panggil Yoongi yang mencoba berdiri setelah di dorong Seokjin dengan cukup kuat.

"Hyung.. Taehyung...Aku membunuhnya.." ucap Jimin.

*Plok..Plok...Plok..

"Drama yang begitu menguras air mata, ya Tuan-tuan.." ucap seorang pria yang keluar dari balik pintu ruangan itu.

"Jung Hoseok? Kau..."

.

.


.

.

The end (?)

.

LET YOU GO? (The End.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang