Thor balikkk
.
.
.
Entah mengapa season 2 ini terasa sedikit hambar.. apa Good Reader menyadarinya??
.
.
.
.
Happy Reading Good Reader
.
.
.
Taehyung dan Seokjin sedang berada di atap mansion mereka. Dengan ditemani secangkir kopi dan bir, mereka saling menatap langit yang sedang redup itu. Hari ini berawan dan udara memang sedikit dingin karena sudah musim gugur.
Taehyung sesekali menegak kopinya pelan dalam diam. Selama di atap beberapa menit yang lalu, mereka sama sekali belum ada obrolan. Hanya diam dan sibuk dengan pikiran mereka.
"Apa kita benar-benar akan melakukan ini Tae?" ucap Seokjin memecah suasana hening itu. Taehyung mendehem singkat.
"Aku pikir itu tak apa. Biarkan Jimin dan kepolisian melakukan rencana mereka." ucap Taehyung.
"Tapi ini hanya sebuah kesalahpaham Tae. Maksud hyung, kau akan dalam bahaya nanti." Taehyung terkekeh mendengar ucapan Seokjin yang penuh akan gurat kekhawatiran.
"Memang apa lagi yang harus dicegah hyung. Biarkan saja, Jimin hanya perlu tahu dan melihat dengan mata kepala sendiri. Dalam bahaya? Hidupku memang sudah seperti itu sejak dulu hyung. Lagipula mati ditangan Jimin tak terlalu buruk." Seokjin hanya bisa menghela napas sedih.
"Siapa yang ingin kau mati?! Kau tidak perlu melakukan hal sejauh itu, Tae."Seokjin mulai geram dengan sikap bodo amat adiknya itu.
"Aku hanya ingin menunjukkan rasa sayangku pada Jimin, hyung. Aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku masihlah Taehyung yang sama." Seokjin menggeleng tak terima dengan ucapan Taehyung.
"Lalu bagaimana dengan kami? Apa kami yang sebagai hyung kandungmu tak kau sayangi? Jimin bahkan sudah membuang dan menjatuhkanmu dalam jurang, Tae. Mengapa kau begitu keras kepala?" Taehyung terdiam memandang langit yang entah mengapa semakin menebalkan selimut awannya.
"Pembicaraan yang sensitif." Ucap Namjoon tiba-tiba. Seokjin menatap diam sang adik. Jujur ia memang selalu seperti itu saat membicarakan keluarga.
"Aku punya beberapa rencana yang cukup beresiko, tapi entah kalian akan menerimanya atau tidak." ucap Namjoon sembari ikut duduk bersama dengan kedua saudaranya. Sudah sekali mereka tidak menghabiskan waktu bersama.
"Jika aku mati ditangan Jimin. Apa yang akan kau lakukan hyung?" Taehyung masih ingin membahas masalah ini.
"Aku akan membencinya seumur hidupku, Tae." Ucap Seokjin dingin.
"Meskipun jika aku yang bersalah dalam masalah ini?" Taehyung menatap manik Seokjin lekat. Namjoon hanya bisa menghela napas kesal. Jujur dalam hatinya, ia pun kesal dengan ucapan adiknya yang sedari tadi ia menguping. Taehyung terkekeh pelan melihat kedua hyung bergantian.
"Apa menurut hyung aku akan mati semudah itu?" goda Taehyung.
"Kita tak bisa memprediksi bom waktu ini Tae. Hyung ingin kau menjaga dirimu. Kalian semua berharga bagi hyung." Seokjin menjadi sendu karena ucapan Taehyung.
"Jika kau percaya denganku. Semua akan baik-baik saja hyung." ucap Taehyung sembari menepuk pelan bahu sang hyung tertua.
"Jangan kotori tanganmu lagi, Tae. Sudah cukup untuk masa lalumu itu." nasihat Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Short Story"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...