Thor balikkk
.
.
.
Happy reading Good Reader^^
.
.
.
Setelah melakukan beberapa investigasi di TKP. Jimin menemukan beberapa bukti yang tentu sama dengan pembunuhan berantai itu. Jimin pun juga baru saja mendapat telepon dari pihak rumah sakit.
Bahwa pagi ini rumah sakit baru saja mendapat kiriman donor organ yang tentu akan disegera didonorkan hari ini juga. Jimin kembali mendengus kesal. Ia kalah telak dengan pembunuh itu dan itu membuatnya teringat dengan hasil tes yang pagi tadi ia baca.
"Ketua, semuanya sudah dievakuasi dan semua bukti masih sama." Ucap rekan Jimin.
"Kerja bagus. Aku duluan. Suruh yang lainnya untuk menyelidiki lagi. Aku akan pergi ke rumah sakit sebentar."
Jimin pun melenggang pergi, dengan kecepatan tinggi ia membelah jalanan kota yang tak terlalu ramai itu. Dirumah sakit sudah ada yang menunggunya dan Jimin sangat ingin bertemu dengannya.
Sesampai di rumah sakit Jimin langsung menuju ruang direktur di lantai 4. Dibukanya pintu itu dan Jimin bisa melihat siapa orang yang tengah duduk dan sibuk dengan beberapa berkas di depannya.
"Hyung.." Panggil Jimin. Orang itu menghentikan kegiatannya dan segera melempar senyum hangat pada Jimin. Jimin ikut tersebut melihatnya. Rasanya rindu sekali.
"Jimin-ah, senang bertemu denganmu."
"Aku juga Seokjin hyung."
Ya, orang itu adalah Seokjin salah satu keluarga Kim yang dikabarkan kembali ke tanah kelahirannya. Ucapkan terimakasih pada Jungkook yang sudah berbaik hati memberinya nomor telepon Seokjin.
Mereka berdua saling melepas rindu dan itu sukses membuatnya merindukan saudara yang begitu ia sayangi.
"Seokjin hyung.. Tae—"
"Bagaimana kabarmu Jim? Apa Yoongi masih seperti dulu?" potong Seokjin seolah ia tak ingin membahas tentang adik bungsu nya. Jimin yang mendengar itu menjadi sedikit aneh.
"Ah, aku sangat baik hyung. Yoongi hyung sudah banyak berubah semenjak itu. Hanya masih sibuk dengan musiknya seperti biasa." Seokjin terkekeh dengan jawaban Jimin.
"Syukurlah kalau begitu. Aku sudah banyak mendengar kabar tentangmu dari Jungkook. Kau sudah banyak berubah. Selamat atas pekerjaanmu Jim." Jimin mengangguk pelan.
Mereka berdua mengobrol cukup lama meski tak jauh-jauh dari penghibahan tentang Yoongi dan Namjoon. Seokjin sama sekali tak membahas Taehyung didepan Jimin. Seolah sedang menyembunyikan sesuatu dan itu membuat Jimin tak nyaman.
"Hyung, aku ingin kita membicarakan ini. Tentang kasus ini." ucap Jimin menjadi serius. Seokjin segera fokus dengan apa yang akan Jimin bicarakan.
"Maaf jika nanti aku tak bisa banyak membantu Jim." Ucap Seokjin terlebih dahulu.
"Kesaksianmu juga akan sangat membantu pihak kepolisian hyung. Langsung saja." Seokjin mengangguk pelan.
Pembicaraan mereka berlangsung serius namun juga santai. Seokjin dibuat bingung dengan ucapan Jimin yang terkesan merumitkan itu.
"Sebentar hyung, apa pihak rumah sakit tau organ-organ itu dikirim dari mana?" tanya Jimin.
"Tentu Jim. Kami punya tim untuk itu dan biasanya organ-organ itu dikirim dari rumah sakit lain dan sudah terbukti datanya. Tapi hal ini tetap membuatku pusing karena donor organnya cukup banyak dan terus bertambah."
Jimin hanya bisa menghela napas karena ia tahu jika suatu badan yang memiliki data lengkap hal itu tidak bisa diartikan illegal dan melanggar hukum. Jadi secara tidak langsung Jimin tak akan bisa menyelidi seenaknya.
"Aku juga sempat mengira jika organ-organ itu dari pasar gelap dan pembunuhan berantai yang baru-baru ini sedang heboh, tapi saat aku menyelidikinya sendiri bersama timku ternyata bukan. Organ-organ itu memang murni dari badan yang mengurusnya dan ada datanya." Jelas Seokjin singkat.
"Maaf jika hal ini akan mengejutkanmu hyung. Aku ingin memastikannya sekarang." Ucap Jimin sembari menatap Seokjin.
"Beberapa hari lalu, aku menemukan sehelai bulu dan aku sudah membaca hasil tesnya. Kau pasti sudah tahu kan jika Jungkook dipanggil kepolisian kemarin? Timku juga menemukan bulu yang lain dan itu milik Jungkook. Kami mendapatkan info jika beberapa hari lalu kau dan dia sedang keluar di sekitar sungai Han." Seokjin mengangguk singkat.
"Itu benar Jim. Kami mampir di sungai Han untuk membahas perusahaan dan setelahnya kami langsung pulang tak kemana-mana. Bahkan aku mengantarkan Jungkook pulang." ucap Seokjin yang terlihat bingung karena bukti yang tim Jimin temukan.
"Soal bulu yang kau temukan, bagaimana hasilnya apa itu milik Jungkook juga?" Jimin menggeleng pelan. Ia terdiam sejenak mengingat perbincangannya dengan Yoongi beberapa hari yang lalu.
"Aku ragu hyung akan percaya hal ini atau tidak tapi beberapa hari yang lalu aku berbicara dengan Yoongi hyung. Soal bulu sayap itu, bahkan Yoongi hyung mencabut bulunya untuk membandingkannya..." Seokjin masih diam mendengarkan penjelasan Jimin.
"Bulu itu milik keluarga Kim dan hasil yang aku baca pagi ini adalah Kim Taehyung." Seokjin seketika tertegun mendengar tuturan sepupunya itu.
"Aku mencoba untuk tak percaya dengan hasil itu tapi sayangnya...hyung apa benar Taehyung yang melakukannya?" Seokjin masih terdiam, sibuk dengan pikirannya.
"Seokjin hyung, dimana Taehyung?" tanya Jimin lagi. Seokjin memasang senyum hangat pada Jimin.
"Dia baik-baik saja Jim. Dia sedang ada di Jepang." Jawab Seokjin.
"Mengapa dia tak ikut bersama hyung kemari?"
"Bukankah hyung sudah mengatakannya dulu, tentang keputusan Taehyung. Apa yang dia ucapkan akan selalu ia tepati Jim." Jimin terdiam.
Ia seolah begitu paham jika Taehyungnya tidak banyak berubah dan itu membuatnya kembali rindu. Jimin benar-benar ingin bertemu dengan saudaranya itu. Tak apa meski hanya melihat wajahnya. Itu sudah cukup bagi Jimin.
"Apa kau merindukannya Jim?" Jimin tersenyum sendu pada Seokjin
"Apa jika aku menjawabnya 'iya', Taehyung akan kembali hyung?"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Short Story"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...