9

719 80 1
                                    

Double up....

.

.


.

Happy Reading Good Reader^^

.

.

.

Setelah perbincangan singkat itu Jimin pamit untuk kembali bekerja. Meskipun belum mendapat titik terang dari kasus tersebut, setidaknya ia sudah bertemu dengan Seokjin hyungnya selaku pemilik rumah sakit.

Jimin masih dirundung rasa cemas perihal hasil tes itu. Seokjin hyungnya juga bahkan tak memberi penjelasan lebih lanjut mengenai keberadaan Taehyung.

Jimin hanya berharap Taehyung baik-baik saja dan tak melakukan hal nekat seperti yang sudah-sudah. Meskipun ia sendiri tahu jika Taehyung adalah seorang yang tak bisa ditebak jalan pikirannya, tapi Jimin juga tahu jika saudaranya itu tak akan senekat itu untuk membunuh orang-orang yang tak bersalah.

Hari ini Jimin pulang cukup terlambat. Bahkan rumah sudah sepi dan dapat ia tebak jika sang hyung sudah pergi tidur duluan. Semenjak kejadian di masa lalu, Yoongi hyungnya sudah banyak berubah.

Dulu yang awalnya bertempramen tinggi dan suka gila kerja, sekarang Yoongi menjadi orang yang lebih santai dalam menjalani kehidupannya sehari-harinya. Jimin juga selalu berpesan pada hyungnya untuk jangan terlalu banyak pikiran dan sesekali memintanya berbagi keluh kesah agar tak di pendam sendirian.

Jimin senang bisa mengetahui jika Yoongi hyungnya sudah menjadi seorang yang begitu lebih hidup dan bahagia. Dia benar-benar bersyukur.

Namun sayang perasaan bahagia itu kembali terusik karena Jimin kembali teringat Taehyung. Semenjak perpisahannya yang cukup menguras hati dan emosinya itu, Jimin tak lagi bertemu dan bahkan tak pernah mendengar kabar soal Taehyung lagi.

.

.

.

Seokjin dengan tenang memasuki pesawat pribadinya untuk kembali ke Jepang. Namjoon beberapa jam yang lalu menelponnya memintanya untuk segera kembali ke rumah utama karena ada hal penting yang harus mereka bahas.

Sesampai di rumah utama, Seokjin segera menemui sang adik yang sedang sibuk dengan laptop kesayangannya. Namjoon segera memberi pelukan singkat pada hyungnya karena memang sudah sekitar semingguan lebih Seokjin tak pulang kerumah.

"Kau sudah makan malam?" tanya Seokjin

"Menunggumu pulang hyung." Jawab Namjoon yang berarti ia belum makan malam.

"Kalau begitu sebentar ya. Hyung masakkan sesuatu." Namjoon segera mencegah Seokjin yang akan pergi ke dapur.

"Tidak perlu hyung. Bibi Han sudah memasakkan untuk kita."

"Kalau begitu hyung ke kamar dulu."

Setelah Seokjin selesai dengan urusan membersihkan diri, ia segera menyusul Namjoon ke ruang makan yang sudah ada Namjoon disana.

"Taehyung dimana Joon?" tanya Seokjin yang tak mendapati adik bungsunya itu makan bersama dengan mereka lagi.

"Dia meminta kita untuk makan duluan hyung." Ucap Namjoon yang kemudian menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Hyung mau kemana?" tanya Namjoon yang mendapati hyung tertuanya pergi.

"Menemui Taehyung sebentar. Kau makanlah duluan." Namjoon mengangguk pelan.

Seokjin segera menuju kamar yang nuansa tenang itu. Membuka pintu itu perlahan dan ia tak mendapati pemilik kamar di tempatnya.

"Taehyung? Taetae-ah?" panggil Seokjin sembari mencari adiknya disetiap sudut ruangannya.

"Tidak ada." Seokjin segera turun ke ruang makan dan bertanya pada Namjoon.

"Dia sedang diatas hyung." Ucap Namjoon santai.

Seokjin segera berlari ke lantai paling atas rumah mereka dan benar apa yang dikatakan Namjoon. Adiknya tengah berbaring menatap langit yang perlahan menggelap itu.

"Hyung sudah pulang?" ucap Taehyung datar tanpa sekalipun melirik hyungnya.

"Kau belum makan Tae. Ayo makan bersama hyung." Ajak Seokjin.

"Duluan saja hyung, aku akan menyusul nanti." Seokjin menggeleng pelan. Ia tahu jika ia menuruti ucapan sang adik, Taehyung dapat dipastikan tak akan makan.

"Sudah berapa lama kau disini Tae?" Seokjin duduk disamping Taehyung yang masih sibuk dengan acaranya menatap langit.

"Tadi siang." Ucapnya singkat. Dapat di dengar Seokjin menghela napas pelan.

"Ayo makan. Kau ingin hyung buatkan apa?" bujuk Seokjin. Karena ia tahu Taehyungnya tetaplah adiknya yang manja.

"Pasta.."

"Iya?"

"dan daging." Lanjutnya. Seokjin terkekeh pelan dengan permintaan Taehyung yang selalu sama.

"Ayo hyung gendong. Tiduran seperti itu akan membuat tubuhmu sakit semua Tae. Namjoon hyung sudah makan duluan. Setelah ini hyung buatkan pesananmu." Bujuk Seokjin lagi dengan nada lembut.

Taehyung beranjak dari tidurnya dan melingkarkan lengannya ke bahu lebar sang hyung. Seokjin menggendong Taehyung perlahan. Ucapkan terimakasih pada Namjoon yang sudah mendesain rumah mereka dengan meletakkan lift di tengah-tengah rumah mereka.

Jadinya ia tak perlu susah-susah untuk menuruni puluhan anak tangga untuk turun ke lantai bawah padahal ia sendiri sedang ada di lantai lima rumah mereka. Bayangkan seberapa besar dan megahnya rumah mereka.

Namjoon menatap hyung dan adiknya yang berjalan kearahnya. Menatap Taehyung sembari mengunyah makanan yang ada dimulutnya.

"Seperti bayi koala." Gumamnya lagi. Seokjin meletakkan Taehyung ke kursinya.

"Kau ingin makan masakan bibi Han yang ini atau tetap pada pesananmu?"

"Pasta.."

"Lagi?" potong Namjoon karena ia selalu heran dengan adiknya yang selalu meminta pasta dan juga daging untuk makan malamnya. Apa dia tak bosan? Katanya.

"Habiskan makananmu Joon dan jangan mengganggu Taetae." Ucap Seokjin yang mendapati Namjoon terus mencubiti pipi sang adik. Sedangkan Taehyung masih diam sibuk dengan pikirannya.

Seokjin tak pernah keberatan jika sang adik selalu memesan dua menu itu karena Seokjin tak pernah lupa untuk memasukkan bahan sayuran lain agar kebutuhan gizi adiknya tetap terpenuhi.

"Hyung, buat yang banyak ya. Namjoon juga mau." Ucap Namjoon yang dibalas dehaman singkat oleh hyungnya.

"Taehyung-ah, mau bermain dengan hyung?" tanya Namjoon yang hanya dibalas tatapan diam oleh sang adik.

"Tidak." jawabnya singkat dan Namjoon seketika berakting seperti seorang yang terkena panah di dadanya.

"Kau jahat sekali. Hyung bahkan belum memulainya." Ucap Namjoon yang pura-pura kesal dengan sang adik.

Semenjak kejadian dimasa lalu Namjoon juga banyak berubah sama halnya seperti Yoongi. Dia jadi lebih sering bekerja dirumah sembari menemani sang adik yang tak lain adalah Taehyung. Namjoon yang dulunya begitu kompetitif dan selalu bertengkar dengan Taehyung sekarang menjadi seorang hyung yang asik dan suka mengajak Taehyung untuk bermain. Meskipun jawabannya hanya 'ya','hm','tidak', tapi setidaknya Taehyung tak pernah protes atau kesal padanya.

"Makanan sudah siap. Makan yang banyak Tae. Namjoon-ah jangan dihabiskan dagingnya." Namjoon mengangguk singkat dan memasukkan potongan besar daging steak ke mulutnya.

Taehyung memakan makanannya dalam diam, ia terlihat lahap meskipun mengunyah pelan. Hal itu sukses membuat Seokjin tersenyum.

"Hyung tak makan?" tanya Namjoon yang dibalas gelengan pelan olehnya.

"Melihat kalian makan sudah membuatku kenyang. Makan yang banyak Tae."

.

.

.

.

Sampai jumpa lagi Good Reader^^

LET YOU GO? (The End.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang