Thor balik lagi..
.
.
.
Sebelum melanjutkannya, menurut Good Reader season 2 ini gimana?
Thor butuh tanggapan Good Reader untuk proses kedepannya cerita ini..
Terimakasih Good Reader^^
.
.
.
..
.
.
.
Happy Reading,Good Reader^^
.
.
.
.
.
Selama tiga hari Jimin kelimpungan mencari Yoongi dan selama tiga hari pula Jimin mencoba menghubunginya. Meskipun panggilan telpon itu tersambung namun tak ada yang mengangkat ponsel itu.
Jimin benar-benar cemas dengan sang hyung. Ia bahkan sampai sekarang masih berkutat dengan paket kiriman yang entah siapa yang mengirimkannya.
"Ketua, apa tidak sebaiknya kita cek DNA bulu ini? Barangkali bulu ini adalah petunjuknya." Usul rekannya pada Jimin yang sedang dirundung rasa cemas.
"Kau benar. Aku akan ke lab segera dan meminta hasilnya sore ini."
Jimin beranjak dari mejanya dan segera menuju lab untuk mengetes DNA sehelai bulu itu.
Sedangkan ditempat lain, seseorang tengah tak sadarkan diri dengan luka memar yang cukup parah. Terdapat luka di sekujur tubuhnya. Bahkan bulu indahnya beberapa dari mereka mengalami kerontokan atau memang sengaja dirontokkan.
Ruangan itu cukup gelap, mungkin jika kau seharian disana kau tidak akan tahu apakah waktu sudah pagi atau menjelang malam. Korden menutupi jendela rapat-rapat. Ruangan itu terkesan sempit karena banyak barang dan benda tajam yang berserakan disana.
*Cklek
Seseorang membuka pintu itu perlahan. Bahkan seseorang yang sedang tak sadarkan diri itu masih enggan untuk membuka kedua matanya. Sekujur tubuhnya terasa sakit dan ngilu. Hal itu yang sangat ia rasakan sekarang.
Matanya tertutup kain hitam dan bahkan mulutnya sudah disumpal kain dengan kasar. Bisa dipastikan sisi bibir tipisnya robek. Benar-benar terlihat sangat mengenaskan dan membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa iba dan kasian.
Dengan keadaan yang mengenaskan seperti itu seolah malaikat pencabut nyawa tengah duduk manis sembari bersiap mengambil nyawanya tanpa rasa ragu. Tolong siapa saja, selamatkan pria malang ini.
"Yoongi-ssi?" ucap seorang pria itu dengan lembut.
"Yoongi-ssi?" panggilnya lagi dan *srekk!
Dengan gilanya rambut pria bernama Yoongi itu ditarik sekuat tenaga dan membuat pria itu meringis tertahan karena kain yang masih menyumpal mulutnya. Pria itu tertawa renyah penuh kemenangan. Ia benar-benar menyukai rintihan pilu itu.
"Aku pikir kau sudah mati seperti saat itu Min Yoongi-ssi." Ucapnya lirih tepat di telinga Yoongi. Yoongi hanya bisa mendengarkan ucapan pria itu yang entah mengapa begitu familiar ditelinganya.
"Kurasa adik kesayanganmu sedang bingung mencarimu sekarang. Ini akan sangat menyenangkan saat kalian berkumpul nanti. Ah.. tidak sia-sia aku bertemu dengannya beberapa hari yang lalu." Ucap pria itu yang kemudian mendorong kursi Yoongi hingga terjatuh. Tangan Yoongi tanpa sengaja terjepit diantara kursi itu dan sayapnya, jangan tanyakan sayapnya yang sudah tak berdaya.
Yoongi mengerang begitu keras namun usaha itu percuma karena ruangan itu kedap suara.
"Sebenarnya, aku sangat ingin mengambil beberapa isi perutmu. Atau jika boleh aku ingin mengambil kedua bola matamu untuk kudonasikan. Apa boleh?" ucap seseorang itu dengan tatapan mengerikan. Yoongi benar-benar tak berdaya sekarang.
Seseorang itu menegaknya kursi Yoongi lagi dan membuka penutup mata Yoongi. Area sisi mata Yoongi terlihat memerah karena eratnya ikatan itu. Beberapa kali ia mencoba menyesuaikan cahaya minim yang baru saja masuk ke matanya.
"Hai, Min Yoongi. Lama tidak bertemu." Mata Yoongi melebar dengan sempurna ketika mengetahui siapa pria yang ia lihat sekarang.
.
.
.
Sorenya hasil tes DNA yang Jimin minta benar-benar sudah keluar. Jimin dengan tak sabaran membuka hasil tes itu dan ditemukannya nama Min Yoongi disana. Nama hyungnya tertera jelas disana. Jimin terkejut bukan main membaca hasil itu.
Kakinya seolah lemas ketika mengetahui jika bulu itu adalah sayap sang hyung. Jimin seketika bingung dan kepalanya seolah kosong tak mampu berpikir. Ia terduduk di lantai dan sukses membuat orang-orang menatapnya heran.
"Tuan? Apa ada baik-baik saja?" ucap seseorang yang ingin membantu Jimin. Jimin terdiam tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan itu. Karena nyatanya ia memang sedang tak baik-baik saja.
"Kotak. Ya, kotak pengiriman." Gumam Jimin yang beranjak dari lantai dan berlari menuju meja kerjanya meninggalkan seseorang itu dengan penuh rasa heran.
Jimin berlari sekuat tenaga tak peduli berapa banyak orang yang ia tabrak. Yang ia butuhkan sekarang adalah kotak pengiriman itu.
Setelah sampai di mejanya, dengan segera Jimin mengeledah lacinya dan ia merasa lega menemukan kotak itu ditempatnya. Jimin mengecek alamat pengiriman namun seberapa banyak ia mencari tidak ada alamat pengirim. Benar-benar tidak ada dan itu membuat Jimin frustasi kembali.
"Ya Tuhan, Yoongi hyung. Kuharap kau baik-baik saja hyung." gumam Jimin.
.....
Seokjin yang sudah keluar dari rumah sakit memang harus tetap membutuhkan istirahat yang cukup. Itulah mengapa dia hanya dirumah dan melakukan beberapa pekerjaan ringan.
"Namjoon-ah?!" panggil Seokjin yang berada di ruang tamu.
"Iya hyung?" teriak Namjoon dari kamarnya.
"Yak! Kalau dipanggil itu mendekat Namjoon-ah." ucap Seokjin kesal yang sedang sibuk mengupas apel. Namjoon pun pada akhirnya mendekat sembari menenteng laptopnya. Seokjin yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala.
"Kau tahu dimana Taehyung?" tanya Seokjin yang tak melihat adiknya itu dirumah seharian.
"Entah hyung, dari pagi tadi aku tak melihatnya ada dirumah." Jawab Namjoon sembari sibuk mengetik sesuatu.
"Kau sudah mencoba menelponnya?" tanya Seokjin lagi dan menyuapkan sepotong apel yang ia kupas ke mulut Namjoon. Namjoon menggeleng sembari menerima potongan apel itu.
"Belum hyung. Hari ini aku sedang sibuk mengecek beberapa hal yang Taehyung minta." Seokjin mengernyitkan dahi.
"Mengecek apa?" Seokjin dibuat penasaran oleh kedua adiknya.
"Beberapa rekaman cctv dan beberapa orang yang ada keterkaitannya dengan perusahaan dan korban dari mr X." Jelas Namjoon.
"Dapat darimana semua itu?" tanya Seokjin lagi yang membuat Namjoon kali ini mendengus kesan.
"Dari Chwe sialan dan timnya." Seokjin terkekeh pelan ketika mendengar nama Chwe disebut. Seokjin begitu tahu bagaimana bencinya Namjoon pada rivalnya itu dan ia malah diminta untuk menyelidiki hasil yang rivalnya dapatkan.
"Taehyung benar-benar mengerikan ya Joon." Ucap Seokjin yang kemudian tertawa renyah.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Short Story"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...