Thor balik lagii.
.
.
.
Happy Reading Good Redaer^^
.
.
..
.
Jimin kembali ke rumah dengan wajah lesu. Yoongi yang sedang menyiapkan makan malam terheran melihat adiknya yang sangat jarang seperti itu. Yoongi segera menyelesaikan acara masaknya dan memanggil Jimin untuk makan malam bersama.
Mereka makan dengan tenang. Hanya terdengar suara alat makan yang beradu dan memenuhi ruangan itu. Jimin hanya menatap dan mengaduk-aduk makanannya dengan tak selera. Ia benar-benar dipenuhi rasa bingung dan cemas.
"Ada apa Jim? Katakan dan jangan memainkan makananmu."
"Maaf hyung." Jimin meletakkan alat makannya dan menatap hyungnya sejenak.
"Ada apa?" tanya Yoongi lagi.
"Kasus ini terlalu janggal hyung. Maksudku tadi pagi Jungkook ditanggap karena barang bukti yang ditemukan timku di TKP. Aku masuk ke dalam dan mendengarkan semua tuturan jujur dari Jungkook." Yoongi masih fokus mendengarkan ucapan Jimin.
"Kabar keluarga Kim kembali memang benar, Seokjin hyung kembali kesini dan menanamkan saham di perusahaan Jungkook." Yoongi tertegun sejenak mendengar fakta itu.
" Tapi yang menjadi janggal adalah donasi organ yang selalu teratur masuk ke rumah sakit. Organ-organ itu segar dan dihari itu pula dibutuhkan. Seperti baru saja di keluarkan dari tubuh di pemilik." Yoongi memijat pelan pelipisnya. Entah mengapa ia ikut bingung.
"Seokjin hyung saja kewalahan, meskipun hal itu menguntungkan tapi bersamaan dengan kasus ini. Itu terlalu beresiko." Ucap Jimin panjang lebar pada hyungnya.
"Jimin, helai bulu yang kemarin sudah kau bawa ke lab?" Jimin mengangguk pelan.
"Tapi aku ragu hyung. Pasalnya Jungkook pagi tadi di tangkap karena bulu yang sama yang kutemukan di TKP. Aku cemas jika itu milik Jungkook lagi." Yoongi menghela napasnya pelan.
.
.
.
Seseorang dengan tatapan dingin berjalan menyusuri ruang gelap tak berunjung. Tangannya sibuk memainkan pematik kesayangannya yang tentu untuk menyulut cerutu mahalnya.
Menyusuri lorong dengan kelembapan yang mungkin bagi kebanyakan orang akan membuat tak nyaman. Lantainya penuh dengan genangan air dan licin. Teriakan dan leguhan menyakitkan memenuhi tiap ruangan yang ia susuri.
Hingga sampai di pintu entah keberapa, ia kemudian masuk dan melihat beberapa tubuh terikat dengan sangat tidak manusiawi. Orang itu segera mengambil pisau kesayangannya yang sudah tertata rapi diatas meja. Terdengar jelas rintihan pelan dari tubuh-tubuh itu.
"Syukurlah kalian belum mati. Akan sangat disayangkan jika jantung dan organ kalian rusak. Itu akan membuatku rugi. Hahaha" suara tawa itu terdengar keras memenuhi ruangan itu.
Dengan brutal orang itu menusuk leher orang-orang itu, darah mengotori lantai dan baju orang itu. Mengalir deras tanpa ada niatan untuk berhenti. Setelah ia selesai dengan acara bermainnya, ia memasang kecamatanya dan mulai berwajah serius.
Dengan perlahan ia membelah setiap tubuh itu. Mengambil jantungnya, bola matanya, hati dan yang lainnya. Tak lupa dengan sentuhan terakhir yaitu goresan berbentuk 'X' dan cap besi berlambangkan bunga lily.
"Kalian terlihat menawan dengan itu." gumamnya kemudian pergi dengan menenteng kotak berisi organ-organ itu.
.
.
.
Jimin mendapatkan hasil lab yang beberapa hari lalu ia kirimkan pada pihak lab. Ia membaca hasil itu dengan seksama karena tak inging melewatkan semua kata-kata di kertas itu. Dengan tatapan tak percaya ia terus membaca kertas itu.
"Kim Taehyung. Tidak ini pasti salah. Tidak mungkin dia." Jimin terdiam. Pikirannya kosong seketika mendapati hasil lab itu.
"Ketua ada apa?" tanya rekan setimnya yang melihat ketuanya terdiam dengan pandangan kosong sembari memegang secarik kertas. Rekan timnya mengambil kertas itu dan membaca dengan teliti. Ia pun tak kalah terkejutnya dengan apa yang ia baca.
"Ketua, hasil ini. Apa benar?" Jimin tersadar dengan lamunannya dan dengan cepat merebut kertas itu.
"Jangan gegabah. Meskipun hasil ini benar. Kita belum memiliki bukti signifikan." Ucap Jimin pada rekannya.
"Tapi ketua, kita semua tau siapa itu Kim Taehyung. Dia mafi—"
"Aku lebih tahu dia. Jadi jaga ucapannya." Ucap Jimin dasar. Dia hampir saja marah pada rekannya karena seenaknya berkata seperti itu.
Memang benar Taehyung adalah mafia dan selalu terlibat dengan pasar gelap. Tapi Taehyung selalu berhati-hati dan tak pernah berurusan dengan hal semacam ini. Bukan gaya keluarga Kim sekali.
"Lalu apa yang harus kita lakukan selanjutnya, ketua? Jika hal ini dibiarkan kasus ini akan semakin rumi—"
Seseorang tergopoh-gopoh berlari menuju Jimin sembari menyodorkan secarik kertas untuknya.
"Ada apa ini?" tanyanya heran.
"Laporan dari warga sekitar bahwa mereka menemukan dua mayat tergeletak di hutan dan organ mereka hilang." Kepala Jimin berdenyut seketika.
'Terlalu cepat. Kasus ini seperti bertaruh dengan waktu. Jika aku tak segera menemukan pelakunya. Maka semakin banyak warga sipil yang menjadi korban.' Batinnya.
.
.
..
.
.
.
Sampai jumpa lagi Good Reader^^
.
.
Adakah yang udah bisa nebak siapa pembunuhnya??
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Short Story"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...