17

637 71 0
                                    


Double up..

.

.

.

Happy Reading, Good Reader^^

.

.

.

Pagi ini Jimin mendapatkan panggilan dari kepolisian di tengah cutinya. Dengan cepat ia menjawab telepon itu dan mendengarkan dengan seksama apa yang rekannya bicarakan.

"Lagi?" ucapnya dengan nada serius.

Yoongi yang berada disampingnya mengernyit heran dengan perubahan raut wajah adiknya yang tiba-tiba mengeras. Ia sesekali menatap Jimin bergantian dengan layar laptopnya.

"Ada apa Jim?" tanyanya setelah panggilan itu terputus.

"Ada korban lagi. Aku harus segera ke TKP." Ucap Jimin kemudian bergegas menuju kamarnya mengambil peralatannya.

*Tring

Tiba-tiba Yoongi mendapat notifikasi di ponselnya. Dengan segera ia membawa pesan itu dan kembali terheran.

"Jimin-ah.. Jimin-ah, cepat kesini." Teriak Yoongi tak sabaran. Jimin yang merasa terpanggil berjalan cepat menuju hyungnya.

"Ada apa hyung?"

"Pesan dari Hoseok." Ucapnya singkat dan memberikan ponselnya pada Jimin untuk ia periksa.

Jimin memperhatikan beberapa foto dan potongan video yang baru saja ia rekan hyungnya itu kirimkan. Dengan wajah serius dan teliti ia melihat semua itu. Yoongi kembali sibuk dengan laptopnya.

"Tempat ini..." Yoongi menongakkan kepalanya pada Jimin.

"TKP." Yoongi melebarkan kedua maniknya.

"Hyung kirimkan semua ini padaku. Aku harus segera pergi." Jimin melempar ponsel hyungnya dan berlari keluar menuju TKP.

Jimin bergegas menuju TKP, menancap gas mobilnya dan memasang sirine kepolisiannya untuk memperlancar laju mobilnya.

Setelah sampai orang-orang disana beramai-ramai mengintip karena penasaran. Jimin berjalan cepat menuju rekan timnya yang sedang sibuk bicara dengan salah satu warga sekitar.

"Bagaimana?" tanya Jimin pada rekannya.

"Aku baru saja menanyakan beberapa pertanyaan untuk memastikan lagi dan sudah memeriksa semuanya. Hasilnya benar. Korban adalah putri dari keluarga Jang salah satu pemegang saham Kim family terbesar nomor 5 yang baru saja menarik semua sahamnya beberapa minggu yang lalu." Jelas rekan timnya. Jimin mengacak rambut dan terkejut dengan notif di ponselnya.

Dengan segera ia membuka pesan yang tak lain dari Yoongi hyung.

"Ini. Lihat ini. Rekan Yoongi hyung adalah hacker terkenal. Aku baru saja mendapatkan potongan video ini beberapa menit yang lalu." Jelas Jimin.

"Benar. Ini putri tuan Jang dan bisa dipastikan lelaki ini adalah pembunuhnya." Ucap rekan setimnya.

"Tapi yang paling membuatku heran adalah mengapa mr.X tak menghindari cctv di tempat ini yang sudah jelas terpasang banyak sekali." Ucap Jimin dengan dahi berkerut.

.

.

.

Ditempat lain Seokjin sedang sibuk memasang sesuatu untuk kedua adiknya yang masih tertidur itu. Maklum saja, semalam suntuk mereka berdua sibuk bermain game sampai lupa waktu.

Seokjin terkadang suka bingung dengan sikap kedua adiknya yang begitu random. Diusia mereka yang sudah dewasa terkadang masih suka bertingkah seperti anak kecil. Kadang bertengkar, kadang sangat akrab, kadang bermusuhan.

Setelah dirasa makanannya cukup untuk mereka bertiga, Seokjin segera membangunkan Namjoon dan Taehyung. Satu persatu dibangunkan dimana, kamar Namjoon ada dilantai dua dan Taehyung di lantai tiga.

Namjoon segera bangun dan berjalan menuju ruang makan, sedangkan Seokjin harus susah payah menggendong Taehyung untuk ikut pergi sarapan bersama.

"Dasar bayi koala." Ejek Namjoon setelah meminum susu miliknya. Taehyung yang mendengarnya hanya bergumam tak jelas.

"Sudah. Makan sarapan kalian dan ikut dengan hyung jam 10 nanti." Namjoon menatap heran pada hyungnya.

"Paman Jeon sedang berkunjung. Beliau ingin bertemu dengan kita." Taehyung melirik Seokjin disela-selanya mengunyah daging.

"Aku tidak ikut." Ucap Taehyung menolak.

"Hanya sekali Tae. Lagipula sudah lama sekali kita tidak mengunjungi paman Jeon."

"Apa Jungkook ikut?" tanya Namjoon yang dibalas lirikan tajam oleh Taehyung.

"Entah, aku lupa menanyakannya. Pokoknya kalian harus ikut nanti. Hyung tidak menerima penolakan."

"Ck." Decak Taehyung kesal.

Setelah selesai dengan sarapan mereka, Seokjin segera meminta kedua adiknya untuk bersiap dan ikut bersamanya. Taehyung yang sangat ingin menolak tak bisa karena ia tahu bagaimana hyungnya nanti.

"Apa sudah semua?" tanya Seokjin mengecek semuanya.

"Kita hanya bertiga kan, hyung?" ucap Namjoon sembari melihat lima mobil berjejer rapi di depannya. Taehyung yang baru keluar dari rumah pun menatap Namjoon datar.

"Hanya kita atau tidak sama sekali." Ancam Taehyung yang dibalas helaan Seokjin. Namjoon memilih untuk diam.

Beberapa penjaga yang sudah stay di mobil mereka masing-masing terpaksa diberi kode oleh Seokjin untuk jangan mengikuti mereka.

"Kita hanya ingin berkunjung ke tempat paman Jeon, hyung. Bukan ingin bertemu dengan presiden atau transaksi ganja." Seokjin menatap Namjoon kesal. Ia selalu tak menyukai candaan adiknya tak lucu itu. Taehyung yang berada di kursi belakang terkekeh mengejek.

"Kalian menyebalkan Kim."

.

.

Setelah sampai di mansion keluarga Jeon, ketiga Kim itu segera masuk ke kediaman pamannya. Dengan santai tuan Jeon menyambut dan memeluk keponakannya yang sudah sangat lama hilang kabar itu.

"Bagaimana kabar kalian?" tanya tuan Jeon pada Seokjin.

"Kami semua baik paman. Tumben sekali paman ke mansion." Tanya Seokjin

"Ah, iya. Jungkook yang mengajak paman. Katanya sekalian ingin bertemu dengan kalian. Kudengar tentang perusahaan kalian, apa itu benar?" tanya tuan Jeon dengan raut khawatir dengan ketiga keponakannya.

"Tenang paman, kedua hyungmu masih punya gudang emas di lemarinya."ucap Taehyung asal kemudian mengambil cemilan di depannya. Tuan Jeon yang mendengarnya tertawa renyah.

"Masih seperti dulu. Kau selalu sukses membuat paman tertawa, Tae." Ucap tuan Jeon yang dibalas senyuman tipis dari Taehyung.

"Kurasa disini yang paling kaya adalah dirimu Tae." Ejek Namjoon pada adiknya itu.

"Ya, karena saham rumah sakit aku yang punya." Tuan Jeon tertawa kembali karena ucapan Taehyung. Namjoon yang mendengarnya berdecak kesal.

"Wah...terdengar seru obrolannya. Seokjin hyung, Namjoon hyung, Taetae hyung apa kabar?" Ucap Jungkook yang keluar dari dapur sembari membawa nampan berisi kopi.

Jungkook memeluk satu persatu sepupunya itu dan kemudian duduk disamping Taehyung yang masih sibuk mengunyah mochi di mulutnya. Ia tersenyum tipis melihat Taehyung yang tampak menikmati cemilannya daripada obrolan membosankan para orang dewasa itu.

"Apa enak hyung?" tanya Jungkook lirih dan Taehyung mengangguk singkat.

"Kau terlihat lapar hyung" Jungkook terkekeh pelan karena Taehyung.

"Hmm.."

.

.

.

.

Sampai jumpa Good Reader^^

LET YOU GO? (The End.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang