Double up....
.
.
.
.
Hari ini Jimin tengah menghadiri rapat dengan para tetinggi kepolisian. Membahas tentang banyaknya orang hilang dan mutilasi yang sedang marak di Seoul dengan ciri-ciri yang sama. Ditambah lagi dalam kurun 2 bulan belakang itu banyak dari pihak kepolisian menemukan suplai organ segar manusia yang disumbangkan secara besar-besaran di rumah sakit Seoul.
Jimin berpikir dengan keras, mengira-ira siapa dalang di balik kasus tersebut. Jimiin sempat berspekulasi jika keluarga Kim miliknya lah dalang dari semua itu. Mengingat rumor jika salah satu dari ketiga Kim bersaudara tengah berada di Korea.
Jimin menjadi cemas namun juga senang karena saudaranya kembali ke tanah kelahiran meraka. Jimin sangat ingin bertemu dengan salah satu dari mereka, terutama Taehyung. Namun mengingat Taehyung akan selalu berjalan sesuai dengan apa yang ia katakan. Jimin menjadi hilang semangat.
"Inspektor Min, apa anda dan rekan tim sanggup memecahkan kasus ini dalam sepanjang musim dingin ini?" terlihat ketua pimpinan meminta tanggapan sekaligus kesediaan Jimin dan rekan timnya untuk mengatasi kasus ini.
"Baik Pak. Kami akan dengan serius mengurus masalah ini." Jimin berdiri tegap sembari mengatakan kalimat tersebut tanpa sedikit pun rasa cemas.
Setelah rapat tersebut selesai, Jimin segera kembali ke rumah karena mengingat hari memang sudah sangat larut dan udara dingin mulai menusuk kulitnya. Dilajunya mobil itu perlahan membelah jalan raya yang tak terlalu ramai itu.
Mengingat ini musim gugur dan hanya orang yang nekat yang mau keluar di malam sedingin ini. Jimin menghela panjang nafasnya berulang kali.
"Sebentar lagi musim dingin ya? Aku harus segera menyelesaikan kasus ini. Apa aku minta Jungkook untuk membantuku ya? Hahhh... Kasus ini merepotkan." Keluhnya.
Sampainya ia dirumah, Yoongi terlihat masih terbangun sembari sibuk mengotak-atik benda persegi kesayangannya dengan earphone yang bertengger manis di kedua telinganya. Jimin mendekatinya perlahan dan duduk disampingnya.
Yoongi yang sibuk dengan laptopnya mengindahkan atensinya dan menatap Jimin diam. Seolah dia tahu apa yang tengah adiknya itu rasakan.
"Ada apa Jim?" laptop itu langsung saja di tutup Yoongi.
"Hyung..." ucapan Jimin mengantung. Yoongi masih terdiam mendengarkan adiknya itu melanjutkan ucapannya.
"Hyung pasti juga mendengar rumor itu kan?" Yoongi langsung paham apa yang Jimin bicarakan. Dia mengangguk pelan.
"Apa benar mereka kembali? Tae..... Hahh..." ucapan itu menggantung lagi.
"Ada kasus yang cukup serius di kepolisian. Aku takut ini semua berurusan dengan keluarga Kim." Yoongi menghela panjang nafasnya.
"Tidak Jim. Keluarga Kim tak seperti itu. Kita seharusnya tahu bagaimana keluarga besar kita Jim." Yoongi mencoba menyakinkan Jimin.
Karena kenyataannya keluarga Min memang tahu. Bahkan sebusuk-busuknya pekerjaan keluarga utama, pembunuhan bukanlah level yang akan diambil oleh keluarga Kim.
Mereka memang penyuplai organ segar manusia yang sudah terbukti sejak bertahun-tahun. Bahkan pemerintah Korea juga tahu akan hal itu. Bisnis mereka legal bahkan menolong banyak nyawa yang membutuhkan mereka.
Orang-orang berhutang budi sekaligus nyawa pada keluarga Kim. Yoongi percaya jika keluarga Kim bukan dalang dari kasus yang cukup meresahkan masyarakat itu. Lagi pula bukti yang spesifik juga belum ditemukan.
"Kau benar hyung. Keluarga Kim kita tidak seperti itu."
.
.
.
Gimana????
Sudahkah Good Reader menerka-nerka gimana jalan cerita ini berlangsung???
/
/
Mari mengira-ira^^.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET YOU GO? (The End.)
Short Story"Kau tahu Jim? Aku masihlah sama. Senang bertemu denganmu lagi Jim. Kau sudah banyak berubah ternyata. Kurasa mati ditanganmu tak terlalu buruk." ucap Taehyung sembari terkekeh. . . "Kau benar Tae. Kau masih sama. Monster kecilmu juga masih menakutk...