Bagian 23_Rintikan Sendu

1.2K 103 1
                                    

Ini aku....
Anak perempuan yang sudah beranjak dewasa...

Anak perempuan yang dipaksa dewasa oleh waktu dan keadaan....

Bodoh nya dulu kupikir menjadi dewasa akan lebih menyenangkan.

Haha.... Tapi bahkan sebelum aku dewasa aku sudah mengerti artinya luka~Hidden

           💚Happy reading 💚

Gadis 17 tahunan itu memeluk lututnya erat. Menopang dagunya seraya mengatur deruh nafasnya yang tidak tenang.

Keringatnya bercucuran deras. Menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"P___Pa__Papa,sakit Pa" Isakan kecil keluar dari mulut nya.

Jam masih menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Tidak mungkin untuk nya membangunkan orangtua nya, menceritakan betapa sakit yang dia rasakan saat ini.

Bahkan untuk bangkit dari tempat nya saja, gadis itu  tidak sanggup lagi.

******

Aku bangun dari tidurku. Entah kenapa penglihatan ku tiba-tiba buram, semua tampak berputar tanpa arah.

Aku menarik nafas dalam-dalam kemudian mengeluarkan nya kupikir dengan cara ini dapat mengurangi rasa sesak di seluruh tubuh ku.

Ternyata tidak,sama sekali tidak! semua bertambah menyakitkan lagi. Dadaku sesak, kepalaku pusing  dan detak jantungku tidak seperti biasanya.

Aku tidak tahu jelas semua ini karena apa. Tadi sebelum aku tidur semua baik-baik saja dan sekarang seakan dunia ingin merenggut nyawa ku.

Keringat ku bercucuran deras bersamaan dengan air mata yang menolak untuk berhenti. Aku memegang dadaku, bagaikan tertusuk banyak jarum, aku menahan segala kesakitan ini.

Percayalah, Diasha ga akan merepotkan siapapun lagi, Diasha sanggup. Diasha anak yang kuat.

"Ma___sakit Ma. Pa___ Papa___" Setelah beberapa menit lamanya tubuh itu tidak sadarkan diri lagi. Semua gelap gulita, seakan fajar menolak untuk menunjukkan keindahannya.

Aku meringis kecil. Membuka kelopak mataku secara perlahan. Seakan Dejavu sama tempat ku tertidur saat ini.

Suara langkah kaki membuyarkan lamunanku. "Kamu sudah sadar sayang ku? Apa sakit? Kau baik-baik saja sayang?"

Sebelum aku berucap pertanyaan demi pertanyaan tertuju padaku. Aku tersenyum kecil. "Diasha baik-baik aja kok, Diasha kan kuat"

"Putri Ku yang paling berharga ini,harus sembuh ya. Apapun itu Papa yakin Putri Papa ini pasti bisa melewatinya. Sekarang berjanjilah sama Papa untuk kembali sehat, oke?"

"Oke" jawab ku cepat. Memegang erat tangan pria paruh baya yang paling ku sayangi di dunia ini. Senyuman sangat manis,ia mengelus rambut ku,dan tangan satunya lagi memegang erat tangan ku.

Kuharap ini tidak mimpi, aku menyayangi nya sangat.. sangat sayang. Jika dengan keadaan ini aku mendapatkan cinta darinya, maka tak apa jika kondisi ku akan selamanya seperti ini.

Tidak peduli seberapa sakit nya itu, karena jika dengan sakit aku mendapatkan cinta aku rela. Aku hanya membutuhkan cinta darinya nya saja.

******

Sepertinya mukzizat itu nyata padaku, kutahu sakit yang kurasakan tadi pernah terjadi sebelumnya.

Aku baik-baik saja,tidak ada kesakitan yang kurasakan, semua hilang begitu saja. Tapi tentu saja ada yang menjanggal.

Ternyata saat aku bangun  kutahu semuanya hanyalah mimpi. Padahal aku berharap semua itu benar-benar nyata tapi dunia seakan menyadarkan ku

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang