Bagian 13_Teman baru

1K 92 5
                                    

Jika biasanya orang-orang bilang bahu anak pertama harus kuat,maka hari ini akan kukatakan, hati anak kedua harus tabah, kuat, dan ikhlas~Hidden

Mari berjalan di posisi ku, agar kau tau bagaimana rasanya menjadi anak kedua sekaligus anak perempuan yang tidak di anggap~Diasha

               💚   Happy reading 💚






Seluruh Cucu-Cucu Nenek dari Ayah berbaris di hadapan nya. Sudah tradisi setiap tahun baru akan ada pembagian THR dari Nenek,Bibi, Paman dan Tante ku. Kakek ku sudah pergi mendahului kami beberapa tahun yang lalu.

Setiap mereka pulang kampung rumah ini akan selalu ramai. Terlebih keluarga dari Ayah termasuk orang berada, mereka juga akan membawa pembantu rumah tangga untuk menjaga anak-anak nya yang masih kecil.

Rumah ini  menjadi semakin ramai.

Tapi sekarang, Bibi dan Tante ku tidak hanya pulang sekali setahun atau setiap hari libur, mereka akan pulang setiap Minggu untuk mengunjungi Nenek.

Yang menambah kekesalan ku karena harus pergi ke rumah itu,walau sekedar untuk menyapa.

"Cucu ku yang cantik,ini untuk mu sayang" Ucap nenek sambil mengelus puncak kepala cucu nya yang masih kecil-kecil saat itu.

Aku tidak bisa berhenti tersenyum, menunggu giliran ku. Tapi kalian mau mendengar lebih rinci lagi apa yang terjadi selanjutnya?

Saat aku sudah berhadapan dengan Nenek. Nenek bahkan tidak menatap ku walau hanya sekilas,  kupikir Nenek tidak Sudi menatap ku saat itu.

Aku terus menunggu sembari membuat posisi tangan ku seperti meminta. Aku menunggu lama tapi Nenek selalu berpaling dan beralih pada Cucu nya yang lain. Kami memang sangat banyak dulu dan masih sangat kecil.

Sampai semuanya sudah terbagi, hanya aku yang masih dalam posisi ku. Aku tersenyum menatap Nenek, Karena kupikir tinggal giliran ku saja.

Mereka semua bahkan sudah berlari membeli es krim yang kebetulan lewat saat itu.

Nenek memasukan uang nya kembali ke dalam dompet. Sama sekali tidak memperdulikan ku yang sejak tadi berdiri di depan nya.

"Nenek" panggil ku pelan.

"Apa Nenek lupa dengan ku? Nenek belum memberi uang padaku." Ucap ku polos.

Masih ku ingat jelas tatapan penuh kebencian dari Nenek. Tersenyum sinis lalu memberikan uang dua ribu rupiah ke tangan ku dengan kasar.

"Ini  untuk mu" Ucap nya singkat. Berbeda dengan cucu nya yang lain, Nenek bahkan tidak mengelus puncak kepala ku tetapi malah mendorong ku agar menjauh dari nya.

Aku tak berhenti menatap uang dua ribu itu.Menatap kembali ke  arah Nenek yang sudah mulai berbicara dengan Bibi di sampingnya.

Yang lain di beri uang ratusan berwarna merah. Aku tau itu, lalu bagaimana dengan ku?

"Kenapa kau masih di situ? Pergilah" Usir Nenek. Ia sedikit risih melihat ku tak kunjung pergi dari tempat ku berdiri semula.

"Nenek es krim nya enak" Ucap kakak sepupuku sambil naik ke pangkuan Nenek.

"Hmmm... Cucu Nenek memang sangat menyukai Es krim. Belilah sesukamu sayang, Nenek akan memberi  uang yang banyak untuk mu" Nenek mencium kening kakak sepupuku dengan sangat manis.

"Yeayyyy... Terimakasih Nenek" Semua Cucu Nenek bersorak gembira dengan es krim di tangan mereka.

Aku mulai menjauh dari mereka. Pergi menemui Ibuku yang kebetulan berada di dapur.

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang