Bagian 15_Sepenggal Kisah

1.1K 106 1
                                    

Untuk mu yang sedang berjuang. Untuk mu yang sedang berada di fase terberat,atau untuk mu yang sedang berusaha menjadi dirinya sendiri. Semangat ya:) Jangan jadi lemah hanya karena omongan orang lain ya. Hidup tentang membuat diri kita sendiri bahagia,bukan menjadi orang lain, hal itu hanya akan menyakiti diri sendiri~Hidden

            💚 Happy reading 💚


"Benarkah? Kau jadi mendaftar hari itu? Aaaaa....kau sangat menyebalkan Diasha!!. Kenapa kau baru mengatakannya hari ini? Apa aku tidak teman mu huh?" Laysa mengomel sepanjang jalan menuju kelas. Aku baru saja mengatakan bahwa aku mengikuti Lomba itu. Aku tidak tau kalau reaksinya akan seperti ini

"Apa kau sudah mengerjakannya?" Tanya Laysa lagi.

"Sudah. Tapi aku belum menyelesaikan nya" Jawab ku seadanya.

"Kau bahkan tidak menganggap ku. Kau baru mengatakannya hari ini,waktu berjalan begitu cepat" Kesal Laysa lagi

"Kenapa kau semarah ini huh? Kau tidak suka aku ikut dalam lomba itu?. Aku berubah pikiran saat itu dan mendaftarkan nya. Kau takut aku menang? Persaingan sangat ketat,bukan hanya dari sekolah kita. Ah!! bagaimana mungkin kau takut kalah pada orang sepertiku, bahkan di kelas pun aku masih jauh di bawah mu,k_"

"Diasha!!! Kenapa jadi balik marah sih" Kesal Laysa. "Bukan itu maksudku ta_"

"Kau mau aku membatalkan nya? Baiklah aku akan memba_"

"Bukan...... Aku hanya mau mengajak mu mengerjakannya bersama. Tapi kau menolak  ikut mendaftar kemarin, makanya aku sangat kesal padamu. Aku bahkan belum memulai nya da_"

"Kenapa kau ikut kegiatan yang bahkan belum kau mulai? Waktunya tidak akan lama lagi"

"Itu makanya aku mau mengajak mu mengerjakannya bersama. Kita selalu bersama bukan? Kita tidak bisa melakukan apapun jika tidak bersama seperti ujian hari_"

"Tidak" Ucap ku memotong ucapan Laysa. Laysa menatap ku kosong dan sedikit menganga "Aku tidak biasa menulis bersama karena.... Karena itu karya bukan? Harus sendiri tanpa mencontek" jelasku sebelum Laysa berpikir aneh-aneh lagi.

"Aku tidak akan mencontek mu. Yang penting kita mengerjakannya bersama. Kenapa? Kau takut aku mencontek mu? Atau takut aku membaca karya mu? Saat pengumpulan karya semua karya juga akan dibaca, kenapa ka__"

"Sudahlah!!! Kau tidak akan mengerti" Ucap ku mengakhiri perdebatan kami dan pergi meninggalkan Laysa sendirian.

*******

"Diasha...."

"Diasha..."

"Diasha....."

Laysa memanggil ku dengan suara pelan. Pelajaran matematika baru saja berlangsung. Aku hanya menatapnya sesaat lalu kembali menatap ke papan tulis.

"Diasha..."

"Apa kau masih marah padaku??

"Aku minta maaf, jangan marah lagi"

Aku menghela nafas panjang, tanpa membalas ucapan Laysa.

Tiga puluh menit berlalu. Pelajaran matematika akan terasa lama untuk murid bodoh seperti ku. Aku sangat  bosan,dan tidak mengerti. Bahkan matematika dasar pun, kupikir tidak tersisa di otak ku. Pantas saja Ayah selalu mengatakan ku bodoh.

Seisi kelas menatap kosong ke papan tulis. Guru matematika menjelaskan tanpa henti. Dan lucunya seiisi kelas terus saja menatap papan tulis itu.

padahal aku sangat tahu hanya sebagian yang mengerti dengan apa yang dijelaskan, itupun hanya mereka para juara kelas.

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang