Nanti...saat mataku menolak untuk terbuka lagi,aku ingin minta sama kalian. Maaf ya kalau aku suka minta. Sederhana saja.. aku hanya ingin kalian menyayangiku untuk terakhir kalinya, jangan menangis aku tidak suka itu. Aku baik-baik saja, Tuhan baik padaku~Hidden
🌝Happy reading🌝
Aku membuka mata ku perlahan. Suara pintu di tutup dengan hati-hati dari luar membuat ku tak henti menyiratkan senyum tipis.
"Maaf Ma.."
Aku bangkit dari tidurku, kepalaku kembali terasa berat. Hampir saja aku ambruk jika tidak ada meja di sana.
Berusaha mendongak, mengambil pena merah kesayanganku. Sesekali aku berusaha untuk menulis tapi tangan ku seakan tidak berdaya lagi.
"Hanya satu kertas lagi...ku mohon"
03:15
Perlahan tenaga ku seakan bangkit lagi. Dengan hati-hati aku mulai merangkai kata lagi, tidak peduli dengan manik mata ku yang mulai berair.
Tuhan... jika ini adalah waktu ku. Bisakah aku meminta? jangan biarkan mereka menangis karena ku.
Luka yang kuberi tidak sebanding lagi, aku terlalu jahat untuk mereka.
Tuhan aku menyayangi mereka, lebih dari aku menyayangi diri ku sendiri.
"Maafin Diasha Ma, Diasha belum tidur juga... Diasha takut Ma... Diasha mau sama Mama terus tapi Mama pergi duluan tadi, padahal Diasha cuman pura-pura tidur tadi"
Kurasakan cairan hangat keluar secara perlahan dari hidungku bersamaan dengan air mata yang tak henti-hentinya keluar.
Isakan kecil yang ku tahan sedari tadi perlahan mulai menggema di seluruh ruangan kamar. Bertambah lagi di saat aku membuka topi yang sedari ku kenakan.
Helaian demi helaian pergi dari akarnya seakan ini adalah waktunya. Aku mengambil cermin yang sudah retak dan berabu.
Aku membenci cermin dan telah lama ku singkirkan dari hadapan ku.
Aku memeluk erat lutut ku. Sesakit inikah menunggu waktunya?
Hanya itu yang dapat ku pikirkan. Walau ku tahu tak ada manusia yang bisa melihat masa depan.
Penglihatan ku kembali memburuk, semua yang ada di hadapan ku berputar mengelilingi ku.
Pelukan erat pada lututku mulai terlepas secara perlahan. Tak butuh waktu lama semua gelap, aku tidak tahu kisah selanjutnya lagi.
*****
"Papa....." Teriakan nyaring dari seorang gadis kecil dengan boneka kesayangan nya.
"Dari mana saja hmm..?" Seorang yang dipanggil Papa tadi mengangkat Putri kecil nya sembari membawanya terbang di angkasa.
"Papa.... Shasha takut" Teriaknya keras.
"Kenapa hmm? Kan ada Papa" Pria itu menghentikan kegiatannya. Mencium seluruh bagian wajah Putri nya.
"Shasha sayang Papa" gadis itu memeluk leher sang Ayah erat.
"Papa pasti capek ya kerjanya? Maafin Shasha ya Pa. Nanti kalau Shasha sukses, Shasha ga akan biarin Papa capek gini lagi" Ucap gadis itu berjanji. Membersihkan peluh keringat yang membasahi dahi sang Ayah.
"Shasha juga janji harus sehat selalu ya nak,biar Papa makin semangat kerjanya"
"Janji"
"Oke, sekarang kita pulang ke rumah." Pria itu menaikan Putri nya di atas pundaknya sembari merentangkan kedua tangan Putri kecil nya. "Kita terbang....."
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN I (TAMAT)
Teen Fiction"Apa yang bisa dibanggakan darimu?" "Kau itu hanya anak pembawa sial. Kau itu hanya beban keluarga ini. Memangnya siapa yang mengharapkan kau lahir? Sejak dulu, kau selalu merusak kebahagiaan rumah ini." "Aku harap kau segera menghilang dari muka bu...