Bagian 25__Smile for Diasha

1K 105 4
                                    

Tentang anak perempuan Ayah...
Yang hati nya selalu dipatahkan...
Yang air mata nya bahkan tidak bisa keluar lagi....
Merasa sesak setiap hari, selalu datang tanpa sebab...
Tapi dia selalu menyakinkan dirinya sendiri kalau ia baik-baik saja~Hidden

  

               💚Happy reading 💚




Flashback.....

"Kau baru pulang Diasha? Seharian kami semua menunggumu, darimana saja kau? Mungkinkah tugas sekolah mu menjadi lebih banyak akhir-akhir ini?" Bibi menghentikan langkah ku.

Sekarang aku menyesal kenapa posisi kamarku harus berada di sini,tentu saja siapapun akan melihat ku jika ingin memasuki kamar, tidak ada gunanya aku melewati pintu belakang Sekarang.

Semua sama saja, apalagi dipertemukan dengan seorang wanita di depan ku itu.

Cara nya memandang ku, caranya berbicara bahkan cara nya berjalan mendekati ku masih sama saja seperti dulu yaitu angkuh.

Bukan nya psikologi atau sebagainya yang mengerti perasaan seseorang hanya dengan menatap matanya tapi tentu aku tahu, bukankah aku juga mendapatkan faktanya sejak dulu?

Semua mata tertuju pada ku. Keadaan yang tadinya ria gembira mendadak hening. Menatap seolah mengintemidasi, aku berusaha tersenyum kecil menatap mereka satu persatu.

Begitu juga dengan Ayah. Matanya menyiratkan kemarahan padaku dengan cepat ku alihkan. "Tadi ada tug__

"Mau gimana lagi Bik,dia udah kelas XI sekarang,Tak lama lagi ia juga akan tamat. Memilih kampus dan jurusan yang sesuai dengan kemampuannya, itupun kalau dia berhasil mendapatkan Universitas Negeri" itu bukan aku melainkan kakak ku, ChaCha.

"Aku tidak habis pikir kalau dia bisa mendapatkannya tapi kita tidak tahu  keberuntungan seseorang bukan? Kalau kecerdasan__kita semua juga tahu bagaimana kemampuan nya" Ucap nya lagi tanpa mengijinkan aku berbicara.

"Lho benarkah? Apa orang seperti mu...oh tidak maksud ku apa gadis cantik seperti Diasha berniat untuk kuliah? Seperti yang kulihat berada di sekolah menengah atas saja dia sangat lelah." Kali ini Bibi ku yang angkat bicara.

Mereka kembali tertawa terbahak-bahak. Menganggap ucapan-ucapan itu hanyalah sebuah candaan untuk ku.

Seburuk itukah seorang bodoh di mata mereka?

Aku tahu aku bodoh tapi aku tidak berniat sedikit pun untuk menyerah walau kadang aku lelah. Bukannya aku tidak berjuang tapi aku tidak bisa.

Terkadang yang ku inginkan tidak bisa untuk ku capai.

Tidak ada manusia yang ingin terlahir bodoh tanpa bakat, aku juga ingin tapi itu bukan hak ku untuk hari ini,tidak tau untuk hari esok.

"Jangan berbicara seperti itu, kita tidak tahu kelanjutannya"

"Bisa saja Diasha masuk Universitas ternama di kota__"

"Kalian akan terkejut nanti nya. haha....." Ucap Tante lagi sambil tertawa.

Aku mengerti bahwa itu hanyalah candaan untuk ku lagi dan lagi,seakan mengolok-olok dan aku baik-baik saja dengan itu.

"Apa kau berniat untuk kuliah Diasha? Tapi Papa mu tidak akan sanggup membiayai mu jika harus Swasta. Setidaknya berusaha untuk mendapatkan Universitas Negeri seperti kakak mu, dia sangat pintar bahkan mendapatkan Beasiswa."

"Aku tidak akan kuliah Paman. Papa dan Mama tidak akan sanggup menguliahkan anak perempuan bodoh seperti ku bukan? Tenang saja... aku juga tidak akan memaksa.

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang