Bagian 11_Cinta

1.2K 109 2
                                    

Untuk Diasha yang kuat, panjang umur ya sayang. Diasha yang cantik jangan mudah menyerah loh, Tuhan kita ga suka sama anak-anak nya yang mudah menyerah. Fighting Diasha~Hidden

            💚   Happy reading 💚


"Ma.... Mama bawa makanan ga dari pasar? Diasha lapar Ma"

Andai Diasha yang sekarang bisa mengucapkan kata itu. Sekarang hanya ada kata "Diasha udah kenyang,Diasha ga lapar"

Kehidupan kami dulu memang sangat menyakitkan. Ibu ku yang tangguh tidak pernah menunjukkan nya padaku, sampai pada akhirnya akulah yang tahu semuanya.

Dulu kami belum mempunyai lahan pertanian seperti penduduk desa pada umumnya. Bahkan untuk mengontrak lahan saja Ibu dan Ayah tidak mempunyai uang.

Ibu dan Ayahku hanya berkerja di ladang orang, sebagai pekerja paruh waktu. Mendapat gaji harian yang tidak seberapa besar. Hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Tidak ada pekerjaan tetap untuk mereka.

Maka dari itu setelah pulang dari ladang,Ibu akan mengambil kerja tambahan lagi, mencuci kain orang atau mengasuh anak kecil.

Semua memang menyakitkan tapi rasa syukur dari Ibu ku membuat nya mendapatkan kehidupan yang lebih  layak sekarang.

Membangun rumah sederhana dan membeli lahan untuk dikelola bersama Ayah. Semua itu terjadi setelah kelahiran adik laki-laki ku.

"Sudah kuduga kelahiran anak laki-laki mu membawa rejeki berlipat ganda  tanpa henti pada kalian. Lihatlah!! Kalian bisa membangun rumah bahkan membeli lahan"

"Bukan seperti dulu, kelahiran anak kedua mu hanya menambah kesengsaraan pada hidup kalian bukan?"

"Sudah lah,aku masih ingat jelas. Sejak kelahirannya, hidup kalian semakin susah. Kalian yang awalnya hidup di kota harus pindah ke kampung karena terkendala biaya."

"Apalagi anak ini juga sering sakit-sakitan. Memang benar dia hanya pembawa sial"

Penuturan dari Bibi ku masih ku ingat jelas sampai sekarang. Bibi mengucapkan hal itu tepat di depanku, berbicara dengan Ibu yang sedang menggendong adik laki-laki ku.

Kulihat tatapan tidak senang dari Ibu pada bibi, tapi Ibu hanya diam. Apa yang bisa di lakukan oleh orang miskin seperti kami?

Tidak, aku tidak marah karena Ibu bahkan tidak menyangkal ucapan Bibi ku,aku hanya sedikit kecewa atas penuturan orang dewasa.

Seorang dewasa yang sangat membenci anak kecil seperti ku,bahkan mengungkap segala ketidaksukaannya.

Kurasa Bibi masih mengira ku tidak mengerti dengan ucapannya. Tapi Bibi salah,aku memang masih kecil kala itu tapi hati dan perasaan ku memilih untuk dewasa sebelum waktunya.

Hingga saat ini aku masih membencinya.

Ibuku juga seorang pembohong. Ibu bilang kalau dia baru pulang dari pasar dan selalu memberi ku makanan enak.

Semua itu bohong. Keringat dan bedak dingin di wajahnya tidak bisa membohongi. Ibu baru pulang dari tempat pekerjaannya, Ibu tak mengenal lelah, tapi Ibu memberi apapun yang putri tidak tau diri ini minta.

"Kenapa Mama memakai bedak dingin? Bukankah bedak itu biasa di pake kalau mau ke ladang? Aku sering melihat Ibu-Ibu di sini memakai itu"

"Tidak Diasha. Mama suka memakai bedak ini, wajah Mama jadi terasa dingin. Apalagi Mama tidak akan cepat menua karena memakai bedak ini sayang. Bedak ini mempunyai seribu keajaiban untuk tetap cantik" jelas Ibu sambil mengelus rambut ku.

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang