Karena tidak ada lagi yang mengelus kepalaku saat aku sedang hancur, aku yang akan mengelus kepalaku sendiri, menenangkan diri ku sendiri. Sederhananya diriku sendiri yang akan mendengarkan keluh ini walau bisu,dan tak akan menjawab pertanyaan ini walau berada di titik terakhir ~Hidden
💚Happy reading💚
Tempat ini, tempat terakhir kita di pertemukan oleh takdir sebelum di pisahkan oleh maut.
Hembusan angin menusuk sampai ke tulang setidaknya ini menenangkan daripada berada di rumah itu, rumah bagai neraka itu.
Tidak peduli Ayah akan kembali marah padaku, tidak peduli jam pulang sekolah akan menghamburkan siswa-siswi yang akan melihat aku berada di sini.
Aku tidak peduli.
"Jika kau berada di sini saat ini, peluk aku Laysa, aku kesepian" Lirih ku kecil.
Pepohonan yang sebagai tumpuan tubuhku untuk duduk mulai merosot membawa aku sampingnya.
Seakan di ayun-ayunkan oleh kencang nya angin. Jika biasanya orang-orang akan menjauh, takut jika pohon tua ini tumbang maka itu tidak berlaku padaku.
Aku nyaman dengan kehancuran.
"Kau tau Lay, dulu aku ga percaya sama mitos yang katanya, selama tujuh hari orang-orang yang telah meninggal itu arwahnya masih terus berjalan mencari jati dirinya hingga akhirnya dia menetap."
"Tapi sekarang aku percaya Lay, jikapun itu hanya mitos maka kukatakan kalau aku percaya. Aku percaya kau ada di samping ku saat ini."
"Temani aku Lay, dunia tidak berdamai dengan ku. Dunia mengerti tapi dunia tidak melakukan apapun"
"Andai aku bisa memutar waktu, aku ingin bercerita banyak padamu. Tentang hidup ku, hidupku yang menghancurkan ku secara perlahan-lahan." Aku menghapus kasar air mataku,menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan.
Setelah agak tenang,aku pun berlalu dari tempat itu.
*******
"Kau bekerja Sha? Tak apa nak, kamu bisa datang besok. Kau terlihat tidak baik-baik saja" Saran Bibi yang punya warung. Aku hanya mengangguk kecil
"aku baik-baik saja Bik,di rumah aku hanya akan bosan nanti" Ucap ku menolak.
"Yaudah kalau begitu, jangan memaksakan diri ya Sha. Katakan sama Bibi kalau kau membutuhkan sesuatu. Bibi juga turut berdukacita atas kepergian Laysa, kamu yang kuat ya nak"
"Makasih Bik" Ucap ku kecil.
"Maaf Bik" Tahanku sebelum Bibi pergi. "Joy tidak datang ke sini semalam?"
"Sepertinya Joy sangat sibuk Sha. Mungkin juga Joy tidak akan datang lagi" Jawab Bibi. Berhasil membuatku sedikit terkejut.
"Kenapa Bik?"
"Kemarin terakhir kalinya Joy datang ke sini. Joy bilang mereka akan pindah ke Kanada, apalagi kakak perempuan Joy juga bersekolah di Kanada begitu juga dengan Papa nya Sha. Mereka bukan orang biasa, Ayah nya sangat sibuk yang mengharuskan mereka harus berpindah-pindah tempat."
"Dan kebetulan Papanya akan pindah tugas ke Kanada, sepertinya mereka akan menetap di sana. Joy pamit kemarin sembari membawa titipan Bibi dari Mama nya. Memang nya Joy tidak pamit padamu "
Tanya Bibi kembali. Aku hanya mengangguk mengatakan tidak.
"Kapan mereka akan pergi?"
"Bibi juga tidak tahu jelas Sha. Kau mau berbicara padanya? Bibi bisa menelep__"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN I (TAMAT)
Teen Fiction"Apa yang bisa dibanggakan darimu?" "Kau itu hanya anak pembawa sial. Kau itu hanya beban keluarga ini. Memangnya siapa yang mengharapkan kau lahir? Sejak dulu, kau selalu merusak kebahagiaan rumah ini." "Aku harap kau segera menghilang dari muka bu...