Bagian 17_Titik terendah

1.3K 108 3
                                    

Terlahir menjadi Diasha bukanlah keinginan ku. Terlahir menjadi anak yang tidak pernah di harapkan bukanlah keinginan ku. Tapi ini takdir ku, aku tidak bisa menyimpang dari jalan ku~Hidden

     

                🌟  Happy reading 🌟

"Kau baik-baik saja Diasha? Bagaimana bisa kau tetap berangkat ke sekolah seperti ini? Kau harusnya pulang tadi" Laysa mengomeli ku. Gadis itu menunggu sedari tadi di parkiran. Melihat kondisi pakaian ku membuat nya sangat marah.

"Tidak apa-apa. Aku sudah terlahir bodoh, jika aku pulang hanya karena pakaian ku kotor,aku telah menyia-nyiakan waktu" Jawab ku sambil berjalan menuju kamar mandi di ikuti oleh Laysa di belakang ku.

"Tapi setidaknya kau mengganti pakaian mu dulu,kau bisa masuk angin nanti. Kau mana kemana? Membersihkan tubuh mu di kamar mandi sekolah? Kau lupa ingatan atau sedang apa!! kamar mandi sekolah kita itu kotor dan bau!! Tidak ada air bersih disana"

Seketika aku meruntuki kebodohan ku. Bagaimana mungkin aku lupa dengan kondisi kamar mandi sekolah kami. Dan bisa-bisanya aku berpikir untuk membersihkan baju ku di sini. Kamar mandi ini sudah lama tidak terpakai.

Sekolah negeri dan di pelosokan kampung memang seperti ini. Tidak terawat dan sangat terabaikan.

Guru-gurunya juga mengajar sesuka hati. Mengajar atau tidakpun, gaji mereka akan tetap berjalan bukan?

Berbeda dengan sekolah swasta. Fasilitas dan cara mengajar gurunya lebih terarah. Murid-murid nya lebih disiplin dan teratur.

Kita hanya perlu mengejar Universitas  Negeri,jika masih menginjak bangku sekolah kupikir sekolah negeri hanya akan membuat setiap murid nya bodoh.

Beruntunglah mereka yang bersekolah di Negeri tapi fasilitas dan cara guru nya mengajar baik.

Tidak seperti kami, pantas saja kami minim prestasi. Murid-murid nya cenderung lebih sepele dan tidak peduli dengan pelajaran. Menyukai jam kosong dan sering bolos.

"Kau bawa baju olahraga Sha? Kau bisa mengganti nya." Tanya Laysa memberi ide.

Aku mengangguk seraya berkata tidak. Sekarang tidak ada jam olahraga jadi aku tidak membawanya. Yang kupikirkan sekarang bagaimana cara membersihkan tubuh ku saja tidak lebih.

"Lupakan saja. Mari kita membersihkan tubuh mu dulu, tentang baju kita cari nanti"

"Tapi Dimana?"

"Di sungai Sha. Sungai tidak terlalu jauh dari sini."

"Jadi kita harus bolos? Kita akan terkena masalah nanti. Kita izin aja dulu" Ucap ku tidak berani untuk bolos. Aku terlalu sering terkena masalah,aku tidak mau lagi.

"Izin dengan guru hanya akan menghabis-habiskan waktu. Mereka juga tidak akan peduli. Lebih baik kita pergi sebelum semua lumpur itu lengket di baju mu" Ucap Laysa

"Baiklah, tapi kau tetap saja di sini. Kau akan terkena masalah nanti. Biar aku saja yang pergi,aku tidak akan lama"

"Ta_"

"Tidak apa-apa Lay. Kau tunggu lah di sini." Tolak ku cepat.

********

Aku berlari sekuat tenaga  menuju Sungai. Setelah sampai di Sungai aku segera membersihkan wajahku yang terkena lumpur. Begitu juga dengan seragam sekolah ku.

Air sungai yang dingin di tambah angin yang berhembus kencang menambah sensasi yang tidak biasa. Sudah kuduga aku akan masuk angin nanti.

Tubuh ku menggigil menahan dingin. Baju seragam ku benar-benar basah kuyup. Langkah ku semakin kecil, kaki ku sulit di ajak kompromi.

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang