bagian 32_Omens to leave

1.7K 131 5
                                    

Tentu saja, hati siapa yang tidak terluka saat dipisahkan apapun alasannya? seperti tulang yang patah tidak akan bisa tumbuh sempurna~Hidden

              💚 Happy reading 💚

Tentang cerita sederhana kita...
Aku adalah pemeran utama dalam kisah ini...

Seiring berjalannya waktu aku selalu mencari celah di antara kita...

Sayang nya aku tidak menemukannya...

Sederhananya adalah aku yang paling perasa.

Aku bukan gadis yang mudah menangis, aku juga bukan gadis yang mudah untuk tertawa, tapi aku adalah gadis diantara kedua kata itu....

Hmm.. aneh ya:)

Mimpi ku terlalu tinggi,begitu kata banyak orang, tapi nyatanya aku tidak pernah bermimpi..

Lucu nya mereka banyak tahu tentangku, sedangkan aku?  bahkan belum mengerti dengan jalan hidup ku....

Semesta itu indah.... dunia nya saja yang fana...

Senja.... bahagia lah....

Sampai bertemu di titik terbaik menurut takdir, begitu kata mereka
                ~Diasha~

"Dari mana saja? Kau pergi tanpa pamit dan sekarang kau pulang malam? Apa otak mu tidak berfungsi lagi? Apa kejadian kemarin belum cukup untuk mu?"

Aku tersentak sembari menatap kakak perempuan ku. "Kau mencari ku? Masih berlaku kah kata pamit dari ku? Apa kalian akan mencari ku? Kurasa tidak." 

Aku kembali melontarkan pertanyaan padanya. Sungguh kepalaku masih sangat sakit untuk bertengkar dengan nya, apalagi  adu mulut,aku tak ingin termakan emosi.

"Cih..... ternyata belum cukup juga untuk mu. Kuharap kau segera sadar. Pergilah!! Aku tidak mau melihat pertengkaran mu dengan Papa. Kau hanya akan menyakiti Papa ku, melihat anak yang tidak tahu diri ini kembali mengulang kesalahan yang sama" Ucap nya kemudian berbalik pergi.

"Oh satu lagi" kata ChaCha,ia kembali berbalik menatap Diasha.

"Berhenti lah bekerja di warung itu jika kau tidak mau masa depanmu seperti itu"

Kau tidak pernah mengerti aku Cha. Sama saja dengan mereka semua.

*****

22:30

Aku membuka jendela kamarku lebar-lebar. Serembus angin malam mulai menusuk hingga ke tukang. Jaket tebal yang ku kenakan seakan tidak berarti lagi.

Tidak peduli dengan hal itu, aku menarik kursi kayu itu menghadap jendela, menduduki nya sembari meletakkan secara bersilangan kedua tangan ku di tumpuan sudut jendela itu.

Rembulan indah bersinar di atas sana, sayangnya tidak ada bintang hari ini.

Bulan itu Sendiri dengan penerangan nya sendiri, tak ada yang menemaninya selain langit malam yang samar.

Di atas sana ada mereka yang telah pergi terlebih dahulu.

Kenapa ya, orang  baik akan dipanggil terlebih dahulu? Begitu kata banyak orang. 

Tuhan tidak mengijinkan orang-orang baik itu terlalu lama dengan luka di bumi ini. Dunia terlalu jahat jadi mereka akan bahagia dengan pergi ke atas sana.

Kadang aku juga ingin di posisi mereka, dunia juga jahat padaku.

Hari ini bukan cuman menyakitkan tapi juga menusuk.

Perlahan aku tidak berdaya lagi. Kenapa harus aku? Aku selalu saja mempertanyakan itu.

Jangan melihat hidup orang lain, lihatlah ke bawah agar kau tahu masih ada yang Lebih berat hidupnya daripada kau. Tapi nyatanya aku selalu melihat keatas, yang ku dapat hanya kata "sadar diri"

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang