Bagian 19_Laysa

979 103 2
                                    

you can't be perfect baby. because nobody perfect darling. no one in this world is perfect🎶~Hidden



🌟 Happy reading 🌟


Orang-orang hanya bisa menilai siapa diri mu, tapi mereka tidak bisa mendefinisikan mu sesuai realitas.

Persetan jika orang bisa menilai seseorang hanya dengan melihat atau mendengar cara bicara nya. Karena sejujurnya tidak ada yang tahu selain dirinya sendiri. Kalian tau istilah bermuka dua? Ya.. itu juga berlaku buat orang yang bisa memasang topeng agar orang lain tidak tau seberapa kuat dan seberapa rapuh nya dirinya.

Tidak semua orang mau bercerita, tidak semua orang mau curhat, Tidak Semua orang juga mau mengungkap kan kesedihannya.

Banyak orang bisa menyembunyikan nya, menutup nya rapat agar orang lain tidak tau.

Dengan senyuman,tawaan atau tingkah laku. Mereka hanya akan terdiam dan merenung setiap malam sepi dan berkata "Cara ini yang paling tepat untuk ku, aku kuat dan aku bisa...maaf"

Aku mengakhiri tulisan ku. Cerpen dan puisi yang ku tulis akhirnya selesai dengan tahapan revisi yang baik.

Besok adalah hari terakhir pengumpulan karya. Harus kah ini?

Aku berpikir sejenak tentang tulisan tangan ini. Rasa tidak berani untuk menyerahkan nya,entah kenapa aku merasa takut untuk ini.

Bukan karena ceritanya aneh, ambigu atau lari dari jalur. Tapi ini......

Lebih tepatnya ini bukan sebuah cerita pendek tapi sebuah diary. Diary yang ku rangkum dari aku mulai menulis setiap kejadian yang pernah ku alami.

Menuliskan  segalanya kedalam buku yang menjadi tempat ku berkeluh kesah.

Akankah naskah ini di terima? Bukan untuk menang, tapi aku tidak yakin cerpen ini akan di terima.

Flashback...

"Bisakah mengikuti dua perlombaan sekaligus? Eh maaf. Maksud ku, bisakah aku mengambil kedua nya? Menulis puisi dan juga cerpen"

Dan sekarang aku menyesal dengan pertanyaan yang ku ucapkan. Setelah mendapatkan kata "Tentu saja, itu lebih baik. Peluang untuk menang jadi lebih besar. Bapak aku menulis  nama kamu di kedua perlombaan ini"

Ah... sekarang aku jadi bimbang. Bisakah aku hanya memberi puisi ini? Tapi bagaimana jika pak Ridwan bertanya kepada ku. Sudah pasti aku akan sangat malu. Berucap tentang hal yang belum tentu bisa ku lakukan. Kenapa aku jadi Seceroboh ini.

Sudah lah, aku tidak peduli lagi. Hanya perlu mengumpulkan nya dan menghilang. Aku memang ceroboh sejak dulu, tidak pernah berpikir untuk hal yang ku ucapkan. Pantas saja Ayah selalu memarahiku.

"Diasha,kamu belum tidur juga sayang?" Pertanyaan Ibu mengejutkan ku. Bangkit berdiri dan langsung memasukkan karya tulis itu ke dalam tas.

"Sudah ku bilang ketuk dulu sebelum masuk Ma"

"Maaf nak,itu ka_"

"Tidak ada apa-apa. Hanya tugas, keluar lah,aku akan segera tidur"

Ibu menghela nafas panjang. "Kamu ga sembunyikan apapun dari Mama kan Sha?

"Tidak"

"Baiklah, Mama keluar dulu. Kamu jangan begadang terus,ga baik untuk kesehatan kamu sayang. Kalau kamu butuh apa-apa bilang sama Mama" Ucap Mama lalu keluar. Aku bernafas lega, segera merapikan kertas yang tadinya asal ku masukkan.

HIDDEN I (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang