YOUR MY HOPE [END]

Part 50 [END]

Votement jangan lupa!

{~•~•~}

'Mari kita berjalan menyusuri jalanan berbunga.'
BTS - 2!3!

•••

4 Bulan kemudian...

Sora tengah duduk dimobil menunggu hoseok yang masih harus membawa tas selempang berisi keperluannya untuk dirumah sakit. Tak berselang beberapa lama hoseok keluar dari dalam rumah dengan tas selempang abu-abu yang cukup besar dibahunya. Sora tertawa melihat hoseok yang tidak sengaja tersandung.

"Kenapa hob?" tanya sora di iringi dengan tawa saat hoseok sudah masuk kedalam mobil. Duduk tepat di sampingnya. Hoseok mulai menggunakan seat belt, "Ga tau tuh sendalnya ga mau minggir pas saya lewat." ucap hoseok yang berhasil membuat sora tertawa lagi. Kedua tangan hoseok sudah memegang stir mobil lalu ia menarik nafasnya dan menatap sora, "Sudah siap ra?" sora menjawab dengan anggukan yang terlihat begitu semangat. Hoseok memegang perut sora, "Jio sudah siap?" tanya hoseok.

"Sudah ayah..." sora yang menjawab. Lalu hoseok mulai melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Dirumah sakit...

"Tuh hob denger, kata dokter tengah malem atau ga besok." ucap sora yang sedari tadi mondar-mandir didalam kamar. Hoseok hanya diam sambil terheran-heran melihat sora yang sedari tadi berjalan kesana-kemari. Jujur hoseok yang merasa lelah melihat sora mondar-mandir dengan perut yang bisa dibilang semankin membesar.

"Duduk ra, saya cape liatnya." ucap hoseok sudah tidak tahan. Sora yang mendengar itu terkekeh pelan dan menuruti apa yang hoseok katakan. Sora menyenderkan badannya pada kasur rumah sakit. Ia memilih untuk menonton tv. Hoseok yang melihat itu menarik kursi yang ada didekatnya membawanya agar bisa duduk disamping sora.

Hoseok meraih tangan sora yang bisa dibilang cukup dingin karena keadaan kamar yang memang dingin. Sora masih fokus menonton tv dan hoseok juga ikut. Mata sora melirik sisi wajah hoseok sekilas lalu tertawa kemudian, "Jangan panik hob." ucap sora. Hoseok tidak menjawab ataupun melirik wajah sora. Tangannya hanya terus memegang tangan sora dan mengelusnya.

"Nanti kamu bakal kesakitan ga ra?" sora memandang hoseok sambil mengerutkan keningnya.
"Menurut hobi?" hoseok mengangguk sambil menatap sora khawatir.
"Tenang aja hob ara kan kuat." ucap sora bangga. Ekspresi wajah hoseok masih tidak berubah, "Sakitnya kaya apa ya ra?" sora menggeleng, "Ara ga tau lah kan baru pertama kali, coba tanya google siapa tau ada." ucap sora.

Hoseok merogoh kantong jaket yang ia gunakan. Menyalakan hp dan mencari tahu apa yang sora katakan. Setelah membaca artikel yang ia dapat hoseok menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menatap sora lagi, "Ra bisa ga sakitnya ke saya aja?" tanya hoseok.

Sora tertawa untuk kesekian kalinya, "Ya enggalah, kalo bisa emang hobi mau? kuat emang?" hoseok hanya menggeleng pelan, "Nah ga kuatkan, udah tenang aja ara pasti bisa ko." ucap sora yang merasa posisinya sekarang terbalik. Ia yang harus menenangkan hoseok bukan sebaliknya.

"Tapi ra, kalo setengah-setengah mungkin saya kuat." ucap hoseok lagi. Sora yang mendengar itu mulai mendudukan badannya berusaha agar ia dan hoseok saling berhadapan.

"Hob dengerin ara, gausah khawatir oke. Ara hobi saja jio sama-sama berjuang disini jadi ga perlu ada yang dikhawatirin. Udah ah gausah nawar-nawar biar sakitnya dipindah atau apa. Sekarang tugas hobi cuma tetep disamping ara terus semangatin ara oke." sora menutup ucapannya dengan pelukan yang ia berikan pada hoseok.

...

"Ra abang udah jadi uncle dong." ucap suga dengan nada sombong pada sora yang hanya tertidur dikasur rumah sakit. Sora yang mendengar itu tersenyum menatap suga sambil mengacungkan jempolnya. Sekarang di kamar sora ada suga, suho, taeyeon, dan leeteuk yang menemani sora. Hoseok yang baru kembali dari toilet berjalan menghampiri sora. Sora menatap suaminya, "Udah liat anaknya belom?" hoseok mengangguk.