Part 30

1K 127 5
                                    

Double up vote jangan lupa oke, selamat membaca<3

{~•~•~}

'ditengah malam yang meresahkan aku melihat jam, sudah hampir pukul 12. Akankah ada sesuatu yang berubah? aku meragukan itu. Tapi setidaknya hari ini akan berakhir. Ketika jarum yang menandakan detik dan menit bertemu di satu titik. Seluruh dunia akan menahan nafas untuk sesaat pada pukul 00:00 dan kamu akan bahagia'
BTS – zero o’clock

•••

Sejak senin lalu sora memutuskan untuk tinggal sementara di rumah orangtuanya. Selalu menyempatkan diri sepulang dari kampus untuk menjenguk ayahnya yang sudah dalam masa penyembuhan dan keadaan bundanya yang sampai sekarang masih menutup matanya rapat dengan banyak selang ditubuhnya. ‘hancur‘ yang sora rasakan setiap kali datang keruangan bundanya melihat bundanya terbaring lemah, duduk disampingnya dan yang terdengar hanya suara dari mesin pendeteksi detak jantung.

“Bun bangun yuk.“ sora memegang tangan bundannya yang ia tempelkan dipipi dingin.
“Banyak yang mau ara ceritain ara butuh saran dari bunda, ayah abang ara sahabat-sahabat ara kangen loh sama suara bunda.“ ucap sora lagi, tidak ada air mata yang keluar dari mata sora ‘sudah tidak ada lagi‘

“Ara kangen bun… ara kangen bunda.“ ucap sora lembut, selembut mungkin lalu memejamkan matanya sesaat.

“Bunda tau ga, sekarang ara bobonya kan dikamar bunda sama ayah.“ sora terkekeh, "Maaf ya bun ara pake dulu kamarnya.“
“Bunda inget ga? dulu ara sering berebutan sama abang buat tidur dikamar ayah sama bunda. Sampe-sampe ara harus nangis dulu biar abang mau ngalah.“ sora tertawa kecil disana mengingat kenangannya dulu saat masih kecil.

“Oh! iya bun, menantu bunda bun.“
“Sekarang sifat es batunya udah cair sedikit-sedikit tau bun.“
“Ara hebat kan.“ sora menatap wajah bundanya yang terlihat pucat disana, ada air mengalir dari mata bundanya.

Sora mengelus punggung tangan bundanya masih menatap wajahnya sambil  terus berdoa dalam hati, "Bunda jangan nangis kan ara bahagia.“

“Ra kamu pulang ya, istirahat dulu makan besok kan harus ngampus lagi.“ ucap suga dari belakang sambil memegang sebelah pundak sora. Sora menengok kebelakang, ada suga disana. Sora tersenyum menatap abangnya dan mengangguk.

“Ara pulang ya bun, besok ara kesini lagi.“ pamit sora kepada bundanya.
“Abang jangan lupa makan juga, apa mau ara bawain makanan dari rumah kesini nanti?“ tanya sora.
“Udah abang udah makan.“ sora tersenyum.
“Yaudah ara pulang ya, abang kalo ga pulang jangan tidur dikamar bunda inget kata dokter kalo mau tidur di kamarnya ayah.“
“Bun liat tuh ara bawel banget.“ ucap suga pada bundanya dan mengelus pelan sisi kepala sora yang membuat sora tertawa kecil disana.

“Hoseok udah nunggu diparkiran.“ ucap suga sebelum sora benar-benar keluar.

...

“Kemana?“ tanya hoseok.
“Rumah.“ jawab sora tidak menatap hoseok ia memfokuskan matanya menghadap keluar jendela.
“Gamau pulang?“ tanya hoseok lagi
“Gw udah pulang kerumah gw hob.“ jawab sora masih sama seperti tadi tadi kali ini ia tersenyum miris, hoseok hanya terdiam.

Hoseok mengantarkan sora kerumah mertuanya. Sudah sekitar dua minggu sora dan hoseok tidur terpisah. Sora memilih untuk tinggal sementara di rumah orangtuanya karena ia ingin menemani abangnya. Biasanya setiap suga pulang kerja ada yang menyambut di rumah atau sudah tersedia makanan diatas meja makan. Tapi setelah kejadian ini suga tidak mendapatkan itu jadi sora memilih untuk tinggal dirumah orang tuanya, sementara.

YOUR MY HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang