Part 43

1K 127 5
                                    

Semangat bacanya!! Vote coment nya jangan lupa!!

{~•~•~}

“Goblok aih si ara.“ ucap umji setelah jean menceritakan ulang apa yang tadi eunbi katakan padanya. Teman-teman  sora yang lain menatap umji bingung sekaligus heran.
"Kok lu jadi ngatain ara ji.“ ucap jimin.
“2in.“ saut joy.
“3in.“ saut jean juga gantian membuat umji memandang mereka bingung.

“Lu ga ikutan jim?“ tanya jean, woojin hanya memandang jean.
“Bener gw dong, ga sepenuhnya ini salah si hoseok kan.“
“Coba kalo si ara mau cari tahu dulu pasti ga bakal kaya gini.“ ucap umji lagi.
“Heh! jadi maksudnya salah ara gitu ji.“
“Coba kalo dari awal si hoseok mau cerita ama ara pasti ga bakal kaya gini.“ balas jean mengulang kalimat yang tadi umji katakan.

‘hening‘

“Sumpah… udah ini maunya gimana kita harus gimana?“ tanya jean mulai frustasi.
“Suga hyung je, kita harus ngasih tau dia.“ jawab jimin.
“Tapi jim tadi si eunbi itu ka ya… dia lebih tua dari kita-kita ternyata baru inget gw.“ ucap jean setelah mengingat-ngingat kalau eunbi ternyata lebih tua dari mereka.
“Ga penting anjir udah gece.“ ucap joy.

“Ka eunbi tadi nanya ke gw sora ada dimana.” ucap jean.
“Terus lu kasih tau?“ tanya jimin, jean menggeleng.
“Gw bilang harus tanya abangnya dulu.“ jawab jean.
“Bagus.“ ucap jimin, “Enak aja udah bikin aranya gw pergi terus pengen ketemu.“ tambah jimin.

Jean, joy, umji, dan woojin menatap jimin, “Aranya gw?“ tanya joy.
“Aranya kita, bolot lu pada.“ ucap jimin mengelak.

Hoseok sedang duduk memandangi layar laptop yang menampilkan hasil dari pekerjaan yang ia kerjakan semenjak sora datang ke mimpinya tiga minggu yang lalu. Setelah hoseok pikir-pikir sora pasti mencintainya begitupun juga dengan dirinya. Menurut hoseok kehebatan dari dirinya masih bisa fokus pada pekerjaan yang ia lakukan meskipun ia sedang memiliki masalah.

Sudah dua minggu ini juga hoseok tidak lagi menelfon dan mengirimi eunbi pesan. Hanya sora yang mendapatkan itu sekarang. Hoseok ingin sekali menemui kakak iparnya suga untuk menjelaskan semuanya. Tapi ia terus mengulur waktu dan lebih memilih pekerjaannya tapi bukan itu alasan utama kenapa hoseok tidak mau menemui suga. Hoseok takut suga akan berkata seperti waktu itu untuk menceraikan adiknya… istrinya itu sora.

Hoseok mendongakkan kepalanya sedikit melihat kearah pintu ruangannya yang ternyata dibuka oleh seseorang. Hoseok langsung berdiri karena mendapati suga yang sudah berdiri disana dengan tatapan santai. Hoseok hendak berjalan mendekati suga, “Diamlah disitu.“ ucap suga menjadi datar lalu ia yang berjalan mendekati kursi yang berhadapan dengan kursi hoseok lalu duduk begitu saja.
“Duduk, hyung ingin memberikan sesuatu.“ ucap suga, hoseok awalnya sedikit terkejut mendengar suga sudah menggunakan kata hyung tidak seperti hari itu.

Hoseok duduk kembali di kursinya, “Ada apa hyung?“ tanya hoseok. Suga mengulurkan tangan kanannya yang sudah memegang amplop keatas meja kerja hoseok, “Buka“ ucap suga setelah hoseok menerima amplop itu. Hoseok membaca surat yang ada didalam amplop membacanya dengan seksama lalu memandang suga, “Engga hyung.“ ucap hoseok sambil menggeleng, suga menatap hoseok mengerutkan keningnya.
“Loh lupa emang hyung bilang apa tempo hari?“ tanya suga tapi hoseok diam saja tidak menjawab.
“Ga mungkin kamu lupa kan hoseok-shi.“ ucap suga menekankan kata hoseok-shi dalam ucapannya.

YOUR MY HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang