BonChap [1]

1.1K 102 10
                                        

Vote jangan lupa, mari kita kondangan.

{~•~•~}

Sora mengelilingi toko baju diikuti oleh hoseok dari belakang sambil mendorong troli yang berisikan bayi bernama jio, anak mereka sedang tertidur pulas. Langkah sora terhenti dengan mata yang memperhatikan baju yang menarik perhatiaannya. Sora menunjuk baju itu, “Bagus ga?” tanya sora pada suaminya.

Hoseok mengikuti kemana arah jari telunjuk sora ikut memperhatikan baju itu beberapa saat lalu menggeleng. Sora yang mendapat gelengan dari suaminya tidak menjawab. Ia langsung menurutinya dan berjalan lagi untuk melihat baju yang lain.

“Ra saya cape.” langkah sora terhenti. Memutar badannya dan menatap hoseok lalu tertawa melihat wajah sang suami. Benar, sedari tadi harusnya hoseok sudah mengeluh.
“Duduk aja sana, tuh ada kursi. Ara keliling lagi nanti kalo ara bajunya udah nemu ara panggil oke.” dan yang sora dapat hanya anggukan lalu hoseok berlalu begitu saja sambil mendorong troli.

Sora yang melihat itu sebenarnya tidak tega. Tapi ini bukan sepenuhnya salah dia. Karena sejak tadi sora menunjuk baju yang menarik tapi hoseok selalu menggeleng dengan berbagai alasan. Hingga pada akhirnya sora mencari karyawan disana untuk membantunya dan setelah hampir duapuluh menit sora menghampiri hoseok setelah ia menemukan baju yang menurutnya pas.

“Sini jio biar ara gendong.” sora menggendong sang anak yang ternyata sudah bangun dari tidur yang lumayan panjang. Hoseok berjalan mengikuti sora dari belakang lalu berhenti tepat didepan empat baju yang sudah berjejer didepan mereka.

“Bagusan yang mana?” tanya sora ketika hoseok melihat baju itu satu persatu. Hoseok memperhatikan baju-baju itu cukup lama hingga ia menatap sora yang sudah menunggu jawabannya.

“Terlalu kebuka.” sora membulatkan mata, “Hob nanti ara pake blazer.” hoseok terdiam sebentar lalu mengangguk.
“Boleh?” hoseok mengangguk lagi, “Bawa semua ke kasir.” ucap hoseok pada karyawan yang berdiri disamping istrinya.

“Loh semua?” sora kebingungan karena hoseok meminta agar karyawan itu membawa semua baju yang tadi sora minta untuk hoseok pilih.
“Kurang?” hoseok bertanya sambil memandang sang istri. Sora menggeleng, “Yasudah ayu bayar.” hoseok mengambil jio dari gendongan sora lalu memindahkannya ke dalam troli lagi. Tangan kanan hoseok mendorong troli dan tangan kirinya sengaja ia gunakan untuk menggandeng tangan sora.

Kini sora, umji, dan joy sudah berada dirumah jean karena jean yang meminta. Jean duduk diatas lantai bersama dengan joy. Sora memilih untuk duduk di kursi rias milik jean dan umji sudah menidurkan badannya di atas kasur milik jean.

“Anjir, gw besok nikah ya tuhan!” ucap jean gugup. Sora hanya memandang sahabat perempuannya ini dengan wajah datar. Ia sudah tahu jean pasti akan seperti ini.

“Takut di unboxing kan lu je.” ucap umji memiringkan badannya agar bisa melihat jean.
“Kaga takut gw, cuma…” jean tidak melanjutkan ucapannya.
“Cuma?” joy yang duduk disamping jean mulai meledek jean.

“Ck. jangan gitu.” tangan jean sudah mendorong tubuh joy karena anak ini sedari tadi meniup-niup dirinya dari samping. Joy dan umji hanya tertawa melihatnya. Sedangkan sora ia malah terdiam sambil berfikir. Mendengar penuturan umji tadi membuat sora jadi mengingat kejadian sebelum jio ada didalam badannya.

“Tuh tuh liat, ibu-ibu lagi bengong.” tutur jean yang membuat sora memincingkan matanya sambil menatap jean, “Mikirin paan ra?” tanya jean agar sora tidak marah karena ucapannya tadi.

“Hhmm gw lagi mikir aja, ko bisa ada yang mau ama lu je.” gantian kali ini sora meledek jean.
“Weh apa nih maksudnya?” sora hanya menggidikkan bahunya acuh.

YOUR MY HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang