BonChap [3]

959 80 10
                                        

Jangan lupa votenya!!

{~•~•~}

"Pagi anak bunda..." sapa sora saat hoseok memberikan jio yang tadi masih tertidur didalam kamar.
"Eh... jangan nangis... ini bunda sayang." ucap sora melihat mimik muka sayang anak yang sudah bersiap untuk menangis. Tapi setelah mendengar apa yang bundanya katakan dan seolah mengerti jio langsung tersenyum yang membuat sora gemas lalu mencium hidung kecil milik sang anak.

Hoseok yang juga duduk di atas sofa tepat bersebelahan dengan sora hanya tersenyum melihatnya. Tangan kanannya sudah merangkul bahu sora dan mengelusnya pelan.
"Saya belom dicium ra." ucap hoseok tanpa menoleh. Tangannya juga masih mengelus bahu sora.
"Idih... udah ya ara inget." balas sora, ia tahu suaminya ini berbohong.

"Yaudah saya cium jio aja." dan satu ciuman yang bisa dibilang sedikit kasar dan bertubi-tubi mendarat dipipi sang anak. Sora yang melihat itu hanya terdiam melihat kelakuan suaminya. Setelah puas dan tahu apa yang akan terjadi hoseok melepas bibirnya yang tadi ia tempelkan di pipi jio dan satu detik kemudian suara tangis dari sang anak terdengar cukup nyaring ditelinga mereka berdua.

Hoseok yang melihat itu hanya tertawa sambil mengangkat tangannya, "Satu kosong jio." dan satu pukulan mendarat dilengan hoseok cukup keras. Tapi tetap saja bukannya kesakitan hoseok masih juga tertawa dan memilih untuk menonton tv sedangkan sora masih berusaha menenangkan jio yang masih menangis. Cukup lama hingga akhirnya sora menggendong jio dengan posisi berbeda. Menghadapkannya kearah hoseok, "Minta maaf sama anaknya." ucap sora.

Hoseok menoleh kearah jio yang tepat menghadap kearahnya juga. Tersenyum jahil dan berniat untuk mencium anaknya lagi, tapi dengan cepat sora memundurkan jio dari wajah hoseok. Sora menatap suaminya kesal, "Minta maaf cepet, tega emang liat anaknya nangis kaya gini." ucap sora mulai kesal.

Hoseok yang mendengar itu terkekeh dan mengambil jio lalu menidurkanya diatas paha yang ia tumpu dengan meja. Hoseok hanya menatap anaknya sambil tersenyum dan tak berselang beberapa lama jio berhenti menangis.

"Maaf ya jio... ayah sengaja." dan kedua kalinya sora mendaratkan pukulan di bahu hoseok.
"Engga sayang, maaf ya..." ucapnya lagi pada sang anak sambil mengelus perut bulatnya.

Sekarang gantian sora yang menonton tv sedangkan hoseok memilih bercanda dengan jio yang masih berada diatas pahanya.
"Tawa terus ini." ucap sora sambil melirik anaknya gemas.

"Jio curang ya... bunda jadi lebih sayang sama jio daripada sama ayah." ucap hoseok tiba-tiba.
"Ngomong apa si hob?" tanya sora pura-pura tidak dengar apa yang suaminya ucapkan.
"Ayah cemburu tau... tapi gapapa karna ada jio sekarang bunda sama ayah bisa bareng-bareng lagi."
"Harus banget ya ngomong kaya gitu ke anaknya?" hoseok mengangguk lalu menggeleng juga.

Sora melirik jama dinding yang mengarah kearah jam 9.
"Hob, mandiin jio." ucap sora. Hoseok menatap sora dengan tatapan terkejut, "Saya?" sora mengangguk.
"Jio udah mau enam bulan, masa ga mau mandiin anak sendiri." sora menatap suaminya heran.
"Bukan ga mau ra, takut." sora hanya berdecak lalu, "Udah ayo ikut kekamar." sora sudah bangun dari sofa berjalan menuju kamar diikuti oleh hoseok dari belakang dengan jio yang berada dalam gendongannya. Meninggalkan tv yang masih menyala begitu saja.

Sora membuka laci yang berisi peralatan mandi milik jio, "Tidurin dulu, abis itu bajunya lepasin." ucap sora memberitahu. Setelah hoseok selesai melakukan apa yang sora suruh mereka berjalan menuju kamar mandi.
"Sini jio nya, hobi siapin air anget." ucap sora lagi.

"Udah? nih taro pelan-pelan." sora sudah mengarahkan jio kearah hoseok. Hoseok mengikuti apa yang sora katakan. Meletakan jio ke bak khusus bayi pelan sekali. Sora yang melihat itu jadi gemas dan tertawa pelan.

YOUR MY HOPE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang