74. Doma. 5

543 108 1
                                    

HASHIBIRA INOSUKE selalu semangat jika bersanding dengan orang yang dapat membuat dirinya terpukau seperti apa yang tengah ia lihat sekarang, pilar hujan yang tengah menyerang dengan jarak dekat dengan membabi buta tak ayal mengenai tubuh dari iblis bulan atas dua.

Dari sini Inosuke mengerti bahwa peringkat Kisatsutai yang paling tinggi sangatlah sulit untuk ia capai, tapi bukan juga hal yang tak bisa ia lakukan. "Inosuke serang!"

Hashibira berlari, "Kedamono no kokyū : ku no kiba: Shin - Unerizaki!" Dislokasi sendi pada lengan Inosuke hanya menampilkan goresan lintas pada wajah atas. "Sial, jurus baru ini masih belum sempurna aku mengincar kepalanya tapi meleset!" Ia mendumal.

"Hahaha! Jadi begitu caramu mengatur persendimu, apakah itu tidak sakit? Yep, entah kenapa keberadaan dirimu itu sungguh kacau." Doma tertawa dengan kipas yang menutup bibirnya.

"Aku sudah hidup cukup lama sekali tapi aku belum pernah melihat bocah yang seperti dirimu." Imbuhnya.

[Name] menahan luka sayat pada lengan serta bagian tubuh lainnya, memperhatikan Inosuke dari tubuh belakang Doma. "Ya itu tentu saja karena aku adalah Inosuke-sama mereka yang lainnya hanya kaum barbar yang lemah. Mereka itu tidak layak jika dibandingkan denganku!"

Ujar si Hashibira semangat detik kemudian sadar bahwa topeng yang dikenakan sudah terlepas darinya, bahkan [e/c] itupun tak dapat melihat kapan Doma mengambil 'hal penting' tersebut.

"Hmm kulit babi hutan ini sudah usang ya? Apa yang kau perbuat pada matanya?"

"Dasar brengsek...kembalikan."

"Ohhh, aku ingat kau berasal dari suatu tempat, wajahmu itu." Doma menunjuk Inosuke dengan senyum polos penuh dengki. Refleks [Name] beralih pada sisian Inosuke dengan mengacungkan nichirin gradasi miliknya, "Apakah kita pernah bertemu?" Pertanyaan Doma membawa tanda tanya besar pada bocah berumur 15 itu.

"Aku nggak ingat pernah bertemu dengan belatung sepertimu! Jangan kau sentuh buluku dengan tangan kotor itu!"

"Salah, pernah loh. Aku mengenal dirimu," ujar Doma masih mempertahankan.

"Kan sudah kubilang kalau kita belum pernah bertemu dasar jelek!" Sangkal Inosuke, "Tenanglah Inosuke."

[Name] tahu arah pembicaraan ini akan mengarah kemana, indra pengelihatannya sontak berdenyut membuat ia mendecak. "Ingatanku ini kuat loh, aku bisa mengingat dengan baik masa laluku yang menjadi manusia." Katanya sebelum jari telunjuk dengan kuku tajam milik Doma menusuk pelipis kanannya sendiri. "Uuueggh! Apa yang kau lakukan? Ewww!"

Sinting. Sebab Doma seperti mengulik isi otaknya sendiri, "Hmmm ah ini dia! Lima belas tahun yang lalu masih belum lama juga ya. Ada seorang wanita berusia kurang lebih 17 atau 18 tahun yang sedang menggendong bayi."

Keduanya bergeming.

"Suaminya memukulnya setiap hari dan ibu mertuanya juga selalu membullynya setiap hari, jadi kultus surga abadiku menerima wanita malang itu." Ujar Doma dengan senyum serta menunjukkan topeng milik Inosuke. "Dia tidak punya orang tua maupun saudara tidak ada tempat yang bisa ditujunya saat pertama aku bertemu dengan dia wajahnya bengkak sedemikian rupa sehingga aku tidak bisa mengetahui bentuk asli wajahnya. Mengerikan sekali."

Kilasan-kilasan dari cerita Doma memasuki isi otaknya, diisi oleh bibir yang terus bercerita [Name] perlahan larut. "Sebelah matanya buta karena pukulan yang mengarah pada wajahnya, saat kusentuh wajahnya kembali normal dan ternyata dia sangat cantik hingga meninggalkan kesan yang tak terlupakan untukku."

Durja wanita itu membelakangi hingga detik berikutnya warna hijau batu emerald tengah tersenyum menatapnya. Jadi benar, Doma adalah iblis yang pertama kali memasuki isi otaknya dan wanita itu adalah ibu dari Hashibira Inosuke.

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang