TERLIHAT wajah terkejut dua orang yang disebut namanya, "Tanda?" Tanya perempuan dengan surai merah muda tersebut, "Selama masa Sengoku ada beberapa ahli pedang dari nafas pertama yang nyaris mengakhiri hidup Kibutsuji Muzan, mereka semua memiliki tanda yang mirip dengan lambang iblis. Informasi ini telah diwariskan secara turun temurun, jadi beberapa orang mengetahui hal tersebut."
"Tapi aku belum pernah mendengarnya, tapi kenapa kita menyembunyikan hal tersebut?" Tanya Sanemi pada Amane. "Karena banyak orang yang merasa tanda itu tidak pernah muncul, dan karena itulah informasi tentang tanda itu semakin pudar seiring berjalannya waktu, mungkin karena hal itu juga tidak pernah ditulis dan organisasi pemburu iblis hampir runtuh berkali-kali, sehingga mungkin penerusnya mati dalam masa-masa tersebut. Namun satu hal yang pasti kami ketahui..."
"'Ketika seseorang memperoleh tanda tersebut, tanda itu akan menyebar ke orang lain seolah tanda itu beresonansi' seperti itulah salah satu ahli pedang mengatakannya." Ujar salah satu anak perempuan berambut hitam pendek. "Dan saat ini, orang pertama yang memiliki tanda itu bukanlah salah seorang pilar yang ada di sini...melainkan Kamado Tanjirou dia adalah orang pertama yang memiliki tanda itu, namun ketika kami menanyakannya dia kesulitan menjelaskan bagaimana dia memperoleh tanda tersebut, kami sudah hampir menyerah tapi kami mendapatkan kabar bahwa ada dua pilar juga yang mendapatkan hal itu."
[Name] terkekeh, dari cerita Amane rasanya ia mengerti kenapa sangat sulit Tanjirou menjelaskan dengan bahasanya sendiri. "Jadi kumohon beritahu kami, Kanroji-sama, Tokitou-sama." Ujar Amane menundukkan kepalanya bersamaan dua orang putrinya.
"Baik! Jadi saat itu tubuhku rasanya ringan sekali, lalu..lalu..rasanya seperti buum! Lalu duuar dan wuush!! Lalu jantungku seperti bum bum! Dan telingaku seperti ngiing! Dan juga cring cring!" Kanroji menjelaskan dengan semangat, tak menutup 'bahasa'nya yang sulit dimengerti. Para Hashira dan Amane bersama kedua putrinya memasang wajah deadpanned mendengar Kanroji.
"Haha, aku yakin penjelasan Tanjirou sama seperti yang kau jelaskan Mitsuri." [Name] memegangi perutnya, tawannya renyah bahkan bahunya terlihat naik turun. Sanemi bahkan melihat Iguro yang menutup wajahnya, "Aku sungguh minta maaf, aku akan menggali lubang kecil dan mulai hidup di sana saja!" Mitsuri membungkuk dalam setelah mengetahui situasinya.
"Aku tidak menyadari aku memiliki tanda, tapi jika mengingat pertempuran sebelumnya aku sadar ada beberapa hal yang berbeda. Kalau seseorang memenuhi syarat ini mungkin dia bisa memperoleh tanda itu, izinkan aku memberitahu kalian bagaimana hal itu bisa terjadi." Tokitou berbicara pelan namun terdengar tegas.
Hening beberapa menit hingga Tokitou kembali ambil bicara, "Kupikir saat itu aku akan gagal menyelamatkan dua orang yang membutuhkan bantuanku, tapi saat itu aku melihat [Name] yang melindungi mereka, lalu mungkin aku sedikit marah tapi wajah [Name] seolah berkata semuanya akan baik-baik saja. Lalu saat ketika [Name] yang kehilangan kesadarannya,"
Tokitou melihat gadis itu yang terkapar pingsan, Gyokko menghampirinya, namun racun pada jarum yang menancap tubuhnya membuat Tokitou terlihat sulit untuk bergerak. "Kesempatan yang bagus aku akan membawanya pada Tuanku."
"Hentikan!!!"
Tangan gyokko yang menarik surai gadis itu, menyeretnya. Hashira kabut tersebut tak bisa diam dan mengumpat begitu saja saat melihat [Name] yang hampir dihisap oleh guci. Tokitou berlari, dengan nichirinnya namun belum sempat dirinya menghampiri. Gyokko membuat serangan lain, gucinya mengeluarkan gelembung yang Tokitou sadari tubuhnya terjebak disana.
Mata Tokitou melihat Kotetsu yang berlari menghampiri [Name], lantas membelalak saat Gyokko dengan mudahnya mencekik anak itu.
"Anak itu melindungi [Name], nyaris kehilangan nyawanya. Tapi [Name] yang entah sadar atau tidak malah membuat iblis itu terpotong tangannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑
Fanfiction˚ ༘♡ ⋆。˚ 𝒕𝒐𝒎𝒊𝒐𝒌𝒂 𝒈𝒊𝒚𝒖𝒖 ↳completed. ❝tenanglah, takdir akan selalu menjadi pelita untuk kita selalu bersama. Tidak ada yang perlu ditakutkan kasih, karena aku akan selalu membasahi ragamu dengan tirt...