MALAM tiba, gadis itu sudah bersiap mengenakan haori miliknya dan nichirin yang sudah terpasang dengan rapih. Ia keluar melewati jendela, namun tubuhnya hampir saja terjatuh tatkala maniknya melihat Ryouhei yang tengah berdiri pada depan jendelanya, membuat gadis itu sedikit geram "Jangan mengagetkanku!."
Ryouhei berdecih menatap gadis itu tajam "Berani sekali kau melawan tuanmu."
"Aku tidak peduli. Kau tetap manusia sama sepertiku. Jaa na!." Ryouhei dengan cepat menahan pergelangan tangan [name], membuat manik [eyes color] itu menatap Ryouhei dengan alis yang terangkat.
"Aku ikut." [Name] merotasikan matanya, oh ayolah ini adalah misi untuk menyelamatkan pemuda ini bukan malah membiarkannya menjadi santapan para oni di luar sana. Namun, ide yang cukup brilian membuat gadis itu menyunggingkan senyumnya.
"Baiklah, asal kau membantuku."
Ryouhei mengangguk dan mengikuti gadis itu.
Dapat ia lihat hutan yang kemarin malam kini menjadi tujuannya. [Name] berhenti dan berbalik menatapnya "Ayo kita mulai eksekusinya. Berikan tanganmu."
Alis pemuda itu berkerut, ia mengulurkan tangannya takut-takut tatkala dengan cepat gadis itu didepannya itu menggoreskan luka melintang pada telapak tangannya membuat Ryouhei meringis menahan perih "Kau! Dasar gadis gila. Akh! Ini perih." Seakan tuli [name] berjalan menjauhi Ryouhei "Tidak usah mengeluh, kau laki-laki. Tunggu pada tempatmu saja, aku akan mengawasimu dari atas." Ryouhei berdecih, jadi ini maksud 'membantu' gadis itu?
Benar-benar gila. Darahnya tidak mau berhenti. Namun suara semak-semak itu membuat tubuhnya sedikit tegang, terdengar dari berbagai arah suara itu semakin mendekat kearahnya. Terlebih ia tidak melihat gadis itu, cih apa benar ini termasuk rencananya?
Sedangkan [name] tengah berdiri pada batang pohon tebal mengawasi gerak-gerik Ryouhei yang berada beberapa meter dibawahnya. Ia merasakan hawa kehadiran oni yang semakin mendekat, bukan hanya satu namun lebih dari enam. Gadis itu terkekeh karena ide 'gila' nya yang cukup membuat oni itu dengan repot-repot menghampiri sang darah langka. Nichirin miliknya sudah bersiap ia genggam pada tangan kanannya.
Suara yang semakin mendekat membuat pikiran Ryouhei semakin tak terkendali. Terlihat banyak oni yang mempunyai tubuh serta wajah yang terlihat menjijikan baginya, bahkan Ryouhei lebih memilih oni tato itu.
"Darah langka!!!! Kau adalah makananku malam ini!."
"Dia makananku!!!"
"Diamlah kalian semua! Daerah ini adalah kekuasaanku."
Bahkan sempat-sempatnya oni itu tengah bertengkar, tanpa disadari [name] berdiri dihadapan Ryouhei dengan banyak oni yang mengitari mereka "Maaf saja tapi aku tidak bisa membiarkan kalian menyakiti orang ini."
"Banyak omong kau bocah!!!."
"Ryouhei! Merunduk!!!."
Dengan refleks Ryouhei memegang kepalanya, menuruti gadis itu dengan cepat. Lagipula ia masih ingin hidup dan tidak ingin kepalanya berpisah dari tubuhnya "Ame no kokyu [Nafas hujan] : Shi no kata : Niwaka amegafuru!" Nichirin miliknya menebas leher oni yang mengitarinya dengan cepat, efek rintik hujan dengan kilatan petir yang menyambar membuat tubuh oni itu seketika menjadi abu.
Bilah katana yang terkena darah oni itu ia kibas sehingga nichirinnya kembali bersih dan menyarungkannya.
Maniknya melirik Ryouhei yang sudah berdiri dengan wajah murkanya, sedikit merasa bersalah karena ide 'gila' itu. Hingga membuat pemuda ini menjadi umpannya "Gomenasai deshita!." Ia membungkuk, membuat Ryouhei mendesah lelah "Cih, tidak usah meminta maaf kau sudah menolongku."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑
Fanfiction˚ ༘♡ ⋆。˚ 𝒕𝒐𝒎𝒊𝒐𝒌𝒂 𝒈𝒊𝒚𝒖𝒖 ↳completed. ❝tenanglah, takdir akan selalu menjadi pelita untuk kita selalu bersama. Tidak ada yang perlu ditakutkan kasih, karena aku akan selalu membasahi ragamu dengan tirt...