22. Yamazaki

1.5K 231 20
                                    

GADIS itu membungkuk setelah Kagaya menyampaikan pesan kepadanya, ia keluar pada markas pemburu iblis itu dengan cepat, langkahnya berhenti saat ia melihat Shinobu dan Giyuu yang sepertinya tengah berbicara.

Tersenyum pahit, ia tahu arti pandangan Shinobu menatap Giyuu. Kendati Giyuu hanya menyematkan wajah datarnya saja, dark sapphirenya melirik gadis itu berjalan menghampirinya "Kau akan pergi?."

Mengangguk singkat, pandangannya bertemu dengan manik ungu milik Shinobu yang tengah menatapnya di belakang punggung Giyuu "Iya. Cukup, satu Hashira saja. Lagipula, Hashira yang lain harus menjaga markas."

[Name] membenarkan letak nichirin miliknya "Kalau begitu aku pergi dulu Giyuu. Baik-baiklah dengan rekanmu. Jaa na!."

Manik gelap Giyuu menatap punggung gadis itu yang menjauh dari pandangannya. Pria itu sempat membicarakan perihal misi yang gadis itu emban kepada Kagaya "Oyakata-sama, saya mempunyai permintaan."

"Giyuu, tidak usah mengkhawatirkan [name]. Aku tidak bisa menambahkan lagi anak-anakku dalam misi, cukup satu Hashira saja. Kupikir [name] sangat cocok dengan masalah itu, aku bukan berfikir untuk mengorbankannya hanya saja dialah yang selalu mempunyai sebuah firasat itu. Jadi tolong turuti perintahku dan keinginan [name] Giyuu."

Kepala Giyuu pening, ucapan Kagaya terus terngiang pada kepalanya, Giyuu tidak mengenal banyak tentang gadis itu yang kini tengah menyandang status sebagai 'kekasih' namun belum resmi sih karena Giyuu yang hanya berkata tanpa adanya penjelasan tentang itu.

Ia hanya khawatir. Bukan perihal keluarga Yamazaki saja tapi perihal gadis itu yang tengah mengetahui bahayanya. Giyuu ingin menyusulnya, namun perintah Kagaya adalah sebuah kemutlakan bagi semua Kisatsutai tidak terkecuali.

Keinginan Giyuu untuk menahan tubuh yang menjauh darinya tidak terwujud, ia hanya berharap bahwa sang dewa akan senantiasa menjaga gadis itu.

"Tomioka-san, sepertinya kau memikirkan sesuatu. Apa itu?" Shinobu kini berada dihadapannya dengan sebuah senyum andalan miliknya "Bukan apa-apa." Lantas Giyuu pergi meninggalkan Shinobu yang tengah memandangnya dengan tatapan sendu 'Apa seharusnya kukatakan saja perasaanku padanya?' Batinnya.

Lima jam ia berlari tanpa henti, kakinya sudah seperti tanpa tulang. Nafasnya tersengal, beruntung dirinya sudah sampai sebelum menjelang malam. Ia memutuskan untuk sedikit berjalan sambil mencari beberapa informasi tentang keluarga 'Yamazaki'.

Tak sengaja matanya menangkap banyak orang yang tengah mengerubungi sesuatu, terdengar beberapa umpatan disana. Membuat langkah kakinya berjalan menuju keributan itu, tubuhnya tidak terlalu kecil namun cukup untuk menyelinap disela desakan orang-orang bertubuh besar. Maniknya melebar tatkala ia melihat anak kecil yang tengah terbaring meringkuk dengan luka lebam disekujur tubuhnya, dengan cepat gadis itu berdiri dihadapan semua orang dengan tangan yang ia rentangkan, wajahnya terlihat dingin dengan kilat manik tajam.

"Jangan melukai anak ini." Gadis itu berujar menatap satu persatu orang yang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Siapa kau bocah?!!!! Apa kau tidak tahu kalau anak sial ini adalah maling?!" Tunjuk salah satu pria bertubuh besar.

"Benar! Dia selalu mengambil roti pada toko ku! Minggir atau kuhajar kau tidak peduli kau seorang gadis atau bukan!!" Pria satunya hendak melayangkan tendangan pada tubuh anak itu, dengan cepat [name] sedikit mencekik leher pria berkepala botak itu dan mengangkatnya dengan mudah "Kau tidak punya telinga atau apa? Pergi, sebelum kuremukkan tenggorokanmu."

Aura yang dikeluarkan gadis itu membuat semua orang bergidig tatkala manik matanya seolah tanpa ekspresi "Sial! Awas kau!!!." [Name] melepaskan cekikannya pada pria itu, sehingga tubuhnya ambruk "Pergi, jangan pernah mengganggu anak ini."

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang