24. Yamazaki Ryouhei

1.3K 226 9
                                    

TUBUH nya sedikit bergetar, namun ia adalah seorang Hashira. Tidak boleh gentar sama sekali bahkan jika malam ini adalah malam terakhirnya dan bisa menghabisi salah satu iblis bulan atas maka ia akan tersenyum senang dengan begitu salah satu 'anjing' orang itu berkurang.

[Name] melirik tubuh Ryouhei yang sudah menghilang dibelakangnya, matanya kini beralih pada Akaza yang sudah memasuki posisi bertarungnya maniknya tertuju pada kepingan salju yang berada dibawah kaki Akaza, namun juga terlihat bingung tatkala angka-angka yang tertulis 1-10.

"Rashin."

[Name] mengerti, teknik iblis Rashin milik Akaza seperti jarum kompas, nichirin miliknya ia genggam kuat. Gadis itu tidak boleh salah bernafas, lawannya adalah upper moon tiga.

"Ame no kokyu [Nafas hujan] : Roku ni kata : Yoru wa hidoi ame!" Gadis itu melesat dengan cepat, rintik hujan bergerak konstan bergerak mengitari bilahnya. Akaza yang bisa mendeteksi serangan itu menghindar dengan cepat.

"Hakai satsu." Maniknya melebar tatkala pukulan Akaza hendak menyerang dadanya, segera ia menghindar "Mizu no kokyu [Nafas air] : Ichi no kata : Minamo giri!" Helai pink milik Akaza sedikit tertebas, [name] menatap Akaza sinis.

"Hebat juga kau menguasai dua nafas yang berbeda." Berdecih pelan gadis itu melesat "Ame no kokyu [Nafas hujan] : Shichi no kata : Yoki senu ame!" Gadis itu terus menyerang dengan membabi buta dari berbagai arah, nichirin miliknya berhasil menggores lengan milik Akaza walaupun tidak dalam "Akaza, entah kenapa aku mempunyai firasat bahwa kita akan bertemu lagi."

Pemuda itu memicingkan maniknya, tidak mengerti apa yang dimaksud dengan gadis itu "Ame no kokyu [Nafas hujan] : Ni no kata : Hareta ni hi ame!" Berhasil kali ini ia menebas lengan milik Akaza, walaupun ia tahu bahwa teknik bentuk keduanya hanya memberikan ia sedikit waktu dalam menghambat regenerasi milik Akaza secara pemuda oni ini adalah uppermoon tiga, kekuatan regenerasinya tidak perlu diragukan. Dengan cepat Akaza melesat kearahnya menendang tubuh gadis itu hingga terpental beberapa meter hingga punggungnya menabrak batang pohon besar, jika saja ia tidak memakai pernafasannya lambungnya mungkin sudah tidak terbentuk. Gadis itu mengerang nyeri hingga membuat terbatuk darah, dengan cepat Akaza menendang tubuh [name] kembali. Pemuda oni itu masih bingung kenapa gadis itu masih belum menangkisnya, dari aroma yang Akaza cium gadis ini bukanlah gadis biasa.

"Sepertinya ini sudah cukup. Orang itu berkata agar aku tidak membunuhmu terlebih dahulu. Dan lagi kenapa kau mengetahui namaku?." Lengan Akaza sudah kembali dalam bentuk sempurna, gadis itu menundukan kepalanya "Aku tahu, karena masa lalumu terdistorsi dalam otakku."

"Cih, pembual." Ujarnya skeptis. Namun Akaza memang tidak dapat menyangkal seluruhnya, jika gadis itu memang benar dapat melihat masa lalunya maka "Tunanganmu bernama Koyuki, bukan?."

Tersenyum miris, memory milik Akaza membuat kepalanya pening. Air matanya melesak keluar gadis itu bersimpuh nichirin miliknya terjatuh "Bagaimana bisa kau menanggung rasa sakit selama itu? Takdir itu tidak adil bukan?." [Name] terkekeh pahit mata kanannya terus berkedut nyeri. Akaza hanya terdiam dengan hati yang mencelos, baru kali ini ia menemukan seseorang yang dapat sedikit mengerti rasa sakitnya perihal takdir Akaza mendekati gadis itu.

Manik mata gadis itu menemukan kedua kaki pucat dengan kedua tasbih merah yang melingkari pada masing-masing pergelangan kakinya, gadis itu mendongak dapat ia lihat wajah Akaza yang tengah menatapnya dingin. Namun dalam hati pemuda oni itu tatapan perempuan ini seperti menaruh seluruh beban pada pundaknya lelehan air mata membuatnya terpaku.

"Koyuki adalah wanita yang sangat cantik." Akaza tidaklah tuli, ia mendengar dengan jelas gumaman perempuan itu. Matahari kian terbit "Jika yang kau katakan adalah kebenaran, disaat itu juga aku akan benar-benar serius melawanmu." Akaza pergi dengan cepat. Sedang gadis itu hanya menyadarkan punggungnya pada batang pohon, kepalanya mengadah menatap langit yang hampir menjelang pagi.

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang