14. Natagumo Yama

1.5K 248 10
                                    

SUDAH hampir memasuki tiga bulan, gadis itu menjalankan tugasnya menjadi Anggota Kisatsutai. [Name] berjalan santai sehabis selesai misinya, gadis itu melihat sekeliling perkampungan yang sedikit seram dengan hamparan sawah pada sisi kanan serta jalan setapaknya. Gadis itu terkekeh, memikirkan Tanjirou. Apa ia berhasil? Apa ia menggunakan teknik nafasnya dengan baik? Sepertinya ia harus benar-benar lebih kuat.

Namun, malam ini ia merasakan hawa mencekam dari gunung yang letaknya lumayan jauh dari yang ia lihat, Tama menghampirinya dan bertengger diatas kepalanya "Natagumo Yama kwakkk Natagumo yama hayaku kwakk!"

Jadi nama gunung besar dengan aura mencekam itu Natagumo? Gadis itu mengangguk, beruntung ia tidak perlu berlari dari tempat misi sebelumnya. Dapat ia rasakan aura dingin yang dikeluarkan dari gunung itu. Langkah kakinya berhenti saat ia melihat lelaki yang terduduk pada tengah jalan memeluk lututnya, gadis itu menghampirinya dan menepuk pelan pundak lelaki itu "Hey, daijobu?"

Kepalanya menoleh, manik mata sewarna madu itu melebar dengan derai air matanya "Bidadari?!!!! Apa kau akan menolongku kali ini?!! Tolong aku untuk mengusir rasa takutku!!!" Nada bicara yang terkesan berisik itu memekakan telinga [name]. Surainya berwarna kuning cerah dengan ujungnya berwarna orange, haori miliknya seperti mengikuti warna surai itu dengan motif segitiga kecil berwarna putih "Maaf, tapi aku bukan bidadari. Kau ikut misi ini? Kalau begitu apa kau ingin pergi bersamaku?"

Tiba-tiba terlihat burung gereja yang menghampirinya, tangan gadis itu terbuka agar burung itu bertengger diatas telapak tangannya "Hallo, apa kau kasugai miliknya?"

"Chuu! Chuu~" [name] terkekeh lucu melihat burung itu menggeleng juga mengangguk "Apa maksudmu berkata tidak dan juga iya? Namamu Chuntarou? Nama yang bagus!" Manik gadis itu melirik lelaki yang masih terduduk dengan wajah sedihnya "Ikou." Ujar [name] dengan senyumnya.

Sontak lelaku itu seperti tersengat listrik kebahagiaan "IKOU~AKU AKAN MENGIKUTIMU KEMANAPUN TUJUANMU MESKIPUN SAMPAI UJUNG DUNIAPUN~" ujarnya kepalang senang.

"Chuu~ chuuu!chu!" [Name] menggangguk "Souka, dia memang selalu seperti ini ya? Namanya Agatsuma Zenitsu? Wakatta. Jangan menaruh kesal padanya Chuntarou." Ujar gadis itu lembut pada burung gereja yang terlihat membuang mukanya.

"Zenitsu-san, apa kau sendiri? Apa ada rekan yang bersamamu?" Zenitsu lelaki itu menghentikan langkahnya, menatap gadis itu dengan wajah terkejutnya sontak ia menghampiri [name] dengan wajah cerianya "HEEEE~ KAU MEMANGGIL NAMA DEPANKU~ SENANGNYA~ oh! Aku datang bersama dengan Tanjirou dan Inosuke."

[Name] tersenyum ketika mendengar kata Tanjirou dan alisnya sedikit berkerut ketika mendengar kata Inosuke. Ia ingat 'Inosuke' yang memasuki lintasan masa lalu dalam otaknya itu. Apa benar dirinya? Tapi gadis itu tidak memiliki bukti konkrit, namun bisa jika ia dapat melihat lintasan masa lalu milik 'Inosuke'.

Tanpa disangkanya, Zenitsu sudah menghilang dari pandangannya hingga gadis itu sedikit kewalahan mencari lelaki bersurai kuning itu "Zenitsu~ doko?? Zenitsu?" Gadis itu berteriak namun yang didapatinya hanyalah suara dari serangga-serangga malam, ia cukup khawatir dengan lelaki yang ditemuinya pasalnya dapat ia lihat tubuh Zenitsu yang menggigil namun entah kenapa disatu sisi [name] mempunyai firasat bahwa ia akan baik-baik saja. Masa bodoh, ia menuju ke jalan salahpun tidak apa jika nantinya ia memang bertemu iblis toh sudah seharusnya seperti itu.

'Banyak sekali laba-laba di gunung ini.' Batinnya, manik gadis itu menelisik laba-laba yang memang menyita atensinya. 'Laba-laba ini, tidak seperti kebanyakan. Souka, wakatta.' Dengan cepat kaki gadis itu melesat, melompati pohon dengan batang besar juga tinggi.

Telinganya dapat mendengar suara raungan besar, hingga ia dapat melihat seorang dengan topeng babi itu sedang bertarung melawan iblis dengan tubuh tinggi besar dengan kulit yang menghitam, ia sangat terkejut saat matanya melihat orang itu yang terpental cukup jauh dengan punggung yang menabrak batang pohon besar itu.

𝐃𝐎𝐖𝐍𝐏𝐎𝐔𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang