Bagian 8

15.4K 1.2K 20
                                    

Wak Belajar, baca wp mulu..

•••

Nita terdiam di depan pintu rumahnya, mulutnya tidak berhenti berkomat-kamit. Dirinya sedang memikirkan kata-kata apa yang ia harus ucapkan kepada Raffa. "Raffa gue minta maaf."

"Ah masa gitu sih! Ayok pikir lagi!" Gumannya kesal sendiri.

Sudah matang dengan isi pikirannya dan perkataan-nya, Nita langsung membuka pintu rumahnya, tapi mengapa rumahnya kosong? Padahal tadi dirinya melihat motor Raffa, Ah mungkin Raffa ada di dalam kamar, Nita pun mulai menaiki anak tangga satu, persatu.

Dirinya menghela nafas sebentar dan mulai membuka sedikit demi sedikit pintu kamarnya.

"Raffa. Gue minta maaf soal yang tadi. lo boleh pukul gue, lo boleh maki-maki gue tapi lo gak boleh benci sama gue!" ucapanya, tapi tidak ada yang menangapinya. Ia membuka matanya dan tidak menemukan Raffa di dalamnya.

Ah mungkin Raffa ada di kamar tamu, pikirnya

Ia meletakan Tasnya dan kembali menurunkan anak tangga, sesampai di tangga terakhir, Nita terdiam melihat penampilan Raffa yang layaknya seperti teman- temannya, tapi ini jauh lebih beda dari teman temannya. justru Raffa begitu ganteng dan cool, ia mencoba membuang pikiran itu.

Ia menghampiri Raffa dan menarik lengan Raffa.

"Tunggu." pinta Nita.

Raffa hanya memandang Nita sekilas lalu melepaskan tangan Nita yang berada di lenganya dengan kasar.

Nita terdiam melihat tangannya yang dia hempaskan oleh Raffa, begitu saja. "Lo?" Nita kembali membuang nafas pelan, Tidak! Dirinya tidak boleh marah.

"Raffa, emm, gue minta maaf soal yang tadi,"

Sedangkan Raffa hanya diam tanpa membalas ucapan Nita.

"Raffa," lirih Nita saat melihat Raffa pergi begitu saja dari hadapannya.

•••

Malamnya Nita terdiam di balkon kamarnya, ia berdiri memompa dagunya di pagar balkonnya, dirinya terus memandangi teras rumahnya, detik itu juga Nita membulatkan matanya, saat melihat mobil Truk membawa mobil yang mirip dengannya, tapi berbeda warna.

Seketika mulutnya ikut terbuka, saat Raffa keluar dan menuntun orang itu untuk menurunkan mobil yang berada di dalam truk itu. Tapi tunggu, kenapa Raffa begitu keren disaat ia memakai celana selutut dan memakai baju polos hitam.

Setelah mobil itu di turunkan, Nita bangkit dan berlari keluar kamar, menghampiri Raffa yang berada di luar rumahnya.

Baru saja Nita hendak membuka pintu rumahnya, tiba-tiba Raffa terlebih dahulu membuka pintu itu, membuat Nita tergelonjak kaget.

"Raffa. Itu mobil siapa?" tanya Nita dengan Lembut dan senyum yang sekarang mulai hadir di hadapan Raffa.

Raffa diam dan menatap Nita sekilas. "Mobil gue, kenapa?" Nada bicara Raffa terlihat tidak suka pada Nita.

Nita terdiam dirinya kaget mendegar kata Gue? Apa nantinya Raffa akan berubah?

"Owh gapapa, gue nanya doang, udah malem, tidur yuk." ajak Nita tersenyum hangat ke arah Raffa.

Raffa memandang Nita dengan tatapan tidak suka, lalu tersenyum sinis ke arahnya dan berkata. "Gue tidur sama wanita murahan kaya lo? Yang rela ciuman sama laki-laki lain? OGAH!"

Nita yang awalnya tersenyum, kembali terdiam dan menatap Raffa kagum atas perkataannya, "Mulai sekarang gue udah gak peduli, mau rahasia itu terbongkar atau enggak," ucap Nita dengan cepat.

"Semuanya udah terlambat, dan gue bakalan ngajui surat cerai, biar lo bebas dari gue, itu bukan yang lo mau dari dulu?" tanya Raffa menatap Nita yang sedang menundukan kepalanya dengan raut menyesal.

Perkataan Raffa membuat Nita mendongkak dan menatap Raffa sedu. "Gua gak mau!" tolak Nita cepat.

"Kenapa? Bukannya ini yang lo tunggu tunggu?" Raffa tersenyum sinis ke arah Nita. "Apa setelah gue berubah penampilan, lo jadi nyesel atas perbuatan lo ke gue?" sambungnya.

Nita menggelang cepat, ia mengambil tangan Raffa, "Bukan itu, Gue nyesel Raff--gue gak bakalan lagi berbudak lo layaknya budak gue. Dan gue nyesel karna rela nyium Fahmi demi Rahasia pernikahan kita."

"Baru sekarang hm?" balas Raffa seraya melepaskan cekalan tangan Nita.

"Gue binggung" jawab Nita.

"Lo binggung karna lo harus milih nyium lelaki yang bukan siapa-siapa lo agar rahasia itu nggak kebongkar. Dan lo, harus milih apa status lo yang sekarang jadi istri SAH si cupu kampus terbongkar?" Setelah mengatakan itu Raffa meninggalkan Nita yang terdiam.

Tubuh Nita ambruk ke lantai, dirinya menangis dengan tangan memukul lantai rumahnya, "Gue emang bego, Kenapa gue ngelakuin itu tanpa mikir,"

"Lah? Kesempatan lo dong, bukannya lo mau cerai sama Raffa? Jadi kalo Raffa benci sama lo, terus Raffa ngajuin surat cerai, lo bisa manfaaatin moment itu."

Perkataan itu terus mengelilingi otak Nita, perkataan Jessi memang benar, tapi kenapa harus sewaktu dirinya telah berada di posisi sekarang.

Nita terdiam tak lama ponselnya berdering. Cepat cepat ia melihat siapa yang menelpon dirinya, ah ternyata mama.

Nita menghapus air matanya dan berdehem sebentar.

"Assalamuaikum sayang."

Nita terdiam mencoba menahan air mata yang akan turun.

"Waalaikumsalam mah,"

"Mama malam ini harus nginep di kantor ya nak, besok mama mau ke Dompu, ada kerjaan di sana."

"Besok mah?"

"Iya sayang, kenapa memangnya, eh tunggu-- kok suara kamu serak kaya abis nangis gitu?"

"Ah perasaaan mama aja itu mah, aku lagi pilek mah, jadi lemes aja,"

"Kamu sakit?"

Iya mah Nita sakit, Nita sakit karna ulah Nita sendiri.

"Ah--- enggak mah, cuman pilek doang, yaudah mama hati-hati ya, jangan lupa makan, and jaga kesehatan."

"Oalah, iya sayangnya mamah, yaudah kalo begitu kamu sama Raffa juga jaga kesehatan ya."

"Iya mah"

Setelah memutuskan perbincangan itu, nita bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamarnya, sebelum ia pergi, ia sempat menoleh ke arah kamar tamu, kamar dimana mulai saat ini Raffa tepati.

"Good night Raffa. And soory." Lirihnya.

•••

Lanjut?

Lanjut?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nerd HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang