Bagian 22

17.5K 1.3K 40
                                    

Sesampainya Nita di rumahnya, masih dengan isak tangis kecil yang terdengar di telinganya.


Mengapa dirinya harus memikirkan ini? Batin Nita.

Nita menoleh ke samping ke arah kamar Raffa, dirinya yang hendak menghampiri Raffa pun malah terdiam mematung di saat melihat Raffa yang berdiri di hadapannya.

Raffa diam menatap Nita lekat, Nita menundukan kepalanya dengan tangan yang mengeratkan tas miliknya.

"Udah nangisnya?" Tanya Raffa yang membuat Nita langsung mendongkak.

"Sini." pinta Raffa lembut.

Nita terdiam layaknya seperti anak kecil yang lagi di marahin oleh Sang Ayah.

"Maaf," cicit Nita, ia merasa bersalah, dirinya takut jika Raffa memarahinya karna telah mendorong Vina.

Senyum Raffa sedikit terukir, dirinya menarik tangan Nita, menubrukan tubuh Nita ke dirinya.

Nita sontak terkejut, dan terdiam saat tangan Raffa mengelus puncak kepalanya.

"Lo nggak salah," balas Raffa seraya mengeratkan pelukannya.

Tangan Nita menyentuh pinggang Raffa, dirinya menyadarkan wajahnya di dada bidang Raffa, menghirup harum tubuh Raffa yang membuat dirinya tenang.

"Jangan tinggalin gue," pinta Nita menangis lagi.

Raffa terus mengelus pucuk kepala Nita dengan pelan, dirinya meletakan dagunya di atas kepala Nita.

"Gue nggak akan pernah ninggalin lo, maaf."

Nita mendongkak kan kepalanya dan melihat Raffa yang sekarang menatapnya balik.

"Lo beneran Raffa kan?" tanya Nita memastikan.

Raffa tersenyum sambil menganguk. Nita kembali menangis dan memeluk Raffa erat. Seolah olah dirinya memang tidak ingin kehilangan Raffa.

"Udah ya, jangan nangis, nanti suara lo serak," ucap Raffa.

Nita segera menghapus air matanya, dirinya tersenyum lalu menganguk kecil.

•••

Malam ini, Nita terdiam di balkon kamarnya sambil memikirkan sesuatu, dirinya menatap bintang penuh harapan.

"Kalo Nita sama Vina kangen papa, kalian liat bintang aja, karna di situ papa bakalan liatin kalian balik," tunjuk pria paruh baya itu ke arah langit.

"Tapi kita mau liat papa aja, kan ada papa di samping kita, kenapa kita harus liat bintang?"

Nita tersenyum pedih, dirinya mendongkak menahan air mata yang kini akan jatuh.

"Nita juga mau liat papa aja, nggak mau liat bintang,"

"Dan sekarang Nita liat bintang pah," lirih Nita.

Nita tersentak ketika dirinya merasakan pelukan kecil dari belakang, ia menoleh ke belakang, melihat Raffa yang melihat dirinya dari samping sambil tersenyum gemas.

Nerd HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang