Bagian 31

21.9K 1.4K 76
                                    

•••

Hari mulai gelap, Nita yang baru saja membersihkan tubuhnya langsung menjatuhkan badanya disoffa, dan mulai memejamkan matanya sejenak. Tapi suara lemparan benda membuat dirinya kembali membuka matanya dan menatap modif kunci rumah yang begitu lucu.

Tapi dirinya belum mengambil kunci tersebut sampai Raffa menjelaskannya.

"Kunci rumah kita, lo satu, gue satu." ucap Raffa. 

Bukannya membalas ucapan Raffa, justru Nita malah menutupkan wajahnya dengan bantal soffa, membuat Raffa menatap Nita binggung.

"Lo simpen baik baik," ucapnya lalu pergi meninggalkan Nita sendiri.

Baru beberapa langkah, kini Nita memanggil Raffa dengan nada yang merengek.

"Perut gue sakit." rintih Nita dengan mata terpejam.

Tanpa Raffa berbalik, Raffa mengalihkan pandangan ke arah kalender  yang tertata rapih dirak susun.

Sekarang tanggal Nita datang bulan. Batin Raffa.

"Ini nyiksa bangett sih,"  lirih Nita yang sanggat dramatis. 

Raffa memutarkan badannya, berjalan ke arah dapur, membuat Nita membuka matanya disaat dirinya tidak mendapatkan jawaban dari Raffa.

"Jahat banget," ucapnya dengan mata yang berkaca- kaca.

Beberapa menit Raffa datang menghampiri Nita membawa baskom kecil serta tangan satunya membawa salah satu kain.

Raffa mendudukan dirinya di sebelah Nita yang kini terlelap walaupun kadang bibirnya terus merintis menahan sakit di perutnya.

Segitu sakitnya kah? Pikir Raffa.

Raffa  memasukan kain itu ke dalam baskom yang berisi air hangat dan mulai memeratnya dengan pelan, sampai terdengar gerentik air yang jatuh ke baskom di saat Raffa memeratnya.

Setelah kain itu sedikit kering, Raffa membuka baju yang Nita kenakan, dan meletakan kain itu ke perut Nita, sesekali dirinya mengelus pelan perut Nita.

Mengapa dirinya tiba tiba mengigat-

"Hiks----Sakit" rintih Nita.

"Kamu kenapa?"

"Lo gak liat! Perut gue sakit." Sempat sempatnya Nita menjawab pertayaan Raffa dengan ketus.

"Ngapain lo diem aja!! Sini bantuin gue," pinta Nita ketus.

"Bantuin apa?"

"Pijitin perut gue!" Nita sudah cukup kesakitan dengan perutnya, ia pun menangis sambil memejamkan matannya.

"Masih sakit?"

"Kamu dateng bulan?" tanya Raffa sedikit pelan.

Nita yang mendegar penuturan Raffa pun kembali membuka matanya dan menatap kalender yang ada di samping narkas mejanya.

"Aaaaa----Gue masih ngantuk,"

"Kamu ganti dulu, abis itu tidur lagi,"

"Cepet! gendong gue," pinta Nita.

Disaat Raffa sedang flasback dengan dirinya yang dulu, Nita bangun sambil menatap Raffa dengan tatapan sedu.

Nerd HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang