Genre: General Fiction
•••
Menikah dengan Pria yang Introvert berpakaiannya saja sudah seperti orang yang selalu ingin di Bully.
Bagaimana keselanjutan pernikahan ini? Apa berjalan dengan baik atau sebaliknya.
Rank.
#01 Nita 29.04.2021
#07 Berub...
Pagi telah tiba, kicauan burung pun sudah terdengar di telinga Nita, Nita yang baru bangun dari tidurnya pun langsung membuka matanya, berjalan ke toilet untuk mandi setelah itu berangkat ke kampus.
Butuh waktu 20 menit Nita selesai, kini dirinya telah rapih dengan almamater yang melekat ditubuhnya.
Nita turun dari tangga dan tatapannya terus melihat ke arah kamar Raffa.
Nita terus berjalan sampai dirinya ingin tepeleset karna sebuah Brosur yang dirinya injak.
Nita mengerutkan kening lalu berjongkok mengambil Brosur itu, dirinya membalikan Brosur itu.
Nita terdiam seketika saat melihat tanda tangan Rafa yang tertampang disitu. Nita tau ini adalah tanda tangan milik Raffa.
Tapi kenapa bisa ada disini? Pikir Nita.
"Eh?" Nita tergelonjak kaget di saat brosur itu di ambil kasar oleh Raffa.
"Lo mau beli rumah?" tanya Nita pelan.
Raffa hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Nita, dirinya berjalan ke arah kamar dengan membawa balik brosur yang ia ambil dari gengaman Nita.
Nita cepat cepat mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu pesan.
Lo kemana kemarin ssma Raffa?|
Tidak lama kemudian pesan itu pun terbalas.
Vina-Adek
Kamu buat Raffa kecewa lagi kak|
Nita meremas ponselnya dan berlari keluar rumah, dirinya ingin langsung sampai di kampus dan mencabik cabik muka Vina.
"Lo liat aja," guman Nita sambil mengendarai kendaraan mobilnya dengan kecepatan rata rata.
••
Sesampainya Nita di kampus, dirinya langsung memakirkan mobilnya, berjalan ke arah gedung jurusannya.
Nita tersenyum sinis saat menemukan Vina yang terdiam menatap sinis Nita yang ada di ambang pintu.
"Tumben dateng pagi,"
Nita melepas tasnya ke samping, dirinya menatap kelasnya yang sepi, Nita pun berjalan ke arah Vina dengan tatapan remeh.
"Di balik penampilan lo yang cupu gini, ternyata lo munafik juga ya," ucap Nita dengan bersedekap dada.
"Lebih munafik aku atau kamu?" Tanya balik Vina dengan senyumnya.
Nita terkekeh sinis. "Kayanya gue sama lo, sama sama munafik, cuman jalannya aja yang beda, lo munafik sama penampilan lo dan sifat lo, sedangkan gue munafik sama perasaan gue sendiri."
"Kenapa lo nggak berpenampilan layaknya jalang aja Vin? Kayanya lo lebih pantes dan cocok banget,"
Tangan Vina sudah mengepal, Nita yang melihat itu sontak terkekeh dan menepuk pundak Vina.
"Lo jauh-jauh deh dari Raffa, lo tau kan Raffa siapa gue? Apa perlu gue kasih tau lagi?"
"Aku nggak akan pernah jauhin Raffa! Aku nggak peduli tentang status kamu sama dia," Balas Vina.
Nita yang mendegar ucapan Vina pun langsung bertepuk tangan.
"Wajar sih pelakor kaya lo, kalo belum bisa dapetin nggak bakalan nyerah,"
Vina yang ingin melayangkan tanganya menampar Nita pun, malah dia yang mendapatkan cengkraman erat dengan Nita.
Nita menatap Vina penuh ledekan. "Lo nggak usah deh macem-macem sama gue,"
"LO SAMA MAMA LO, SAMA-SAMA BRENGSEK!" Teriak Vina langsung.
Nita kembali mencengkram erat tangan Vina, membuat Vina meringis kesakitan.
"Masalah lo sama gue! Nggak usah bawa-bawa Mama gue!" balas Nita penuh penekanan.
Air mata Vina satu persatu jatuh, Nita yang melihat itu sontak melongarkan cengkraman di tangan Vina.
"Kamu itu kakak aku! Walaupun kita beda Mama, tapi kenapa kamu selalu prilakuin aku layaknya bukan sebagai sodara?" Tanya Vina terisak nangis.
Nita terdiam dirinya tertawa kecil. "Sejak kapan gue pernah Anggap lo itu sodara gue? SEJAK KAPAN HAH!" Bentak Nita.
"Kamu boleh benci aku, kamu boleh pukul aku! tapi kamu nggak boleh benci Bunda! Bunda kangen sama kamu kak," lirih Vina terisak nangis.
"Gue juga kangen bunda," lirih Nita dalam hati.
Vina ingin meraih tangan Nita, tapi belum juga sempat menyentuh tangan Nita, Vina langsung jatuh ke lantai dengan dorongan Nita.
"JANGAN PERNAH LO SENTUH- SENTUH GUE!" bentak Nita langsung di hadapan Vina yang tengah menangis sambil sesekali meringis kesakitan.
Nita berlari ke luar kelas, dirinya terus berlari dengan air mata yang sendari dia bendung.
Nita mendudukan dirinya di halte bus, untung saja di sini sepi, kalo ramai mungkin dirinya sekarang jadi sorotan orang orang.
"Nita nggak mau itu bunda," ucap anak gadis yang berumur 6 tahun.
"Yaudah Nita mau apa sayang?,"
"Aku mau sama kaya Vina bunda,"
"Siapp deh,"
Memori itu terus mengitari pikiran Nita, Nita tak hentinya mengusap air mata. Tidak! Dirinya tidak boleh mengigat kejadian itu.
"Ayok Vina kita main boneka, kamu yang ini aku yang ini,"
"Arghh!!" teriak Nita sambil memukuli kepalanya.
Tangisan Nita langsung terhenti di saat pria yang dulu sempat mengisi hati Nita kini kembali datang lagi.
"Sttt--jangan gini, nanti kepala kamu sakit." Ucap pria yang bermana NEVAN.
Nita hanya diam, menerima pelukan itu, dan menangis tak henti-hentinya.
Sedangkan di sisi lain, Raffa diam memandangi Nita yang tengah di peluk oleh seseorang pria yang ia kenal, memeluk Nita dengan pelukan begitu erat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.