Part 25

250 34 17
                                    

"Wah, aku baru tahu ada tempat seperti ini." Joohyun tak henti-hentinya mengagumi tempat yang dipilihkan Seokjin untuk mereka makan siang.

"Karena kerjaanmu cuma belajar, makanya yang kayak gini aja ngga tahu." Ejek Seokjin.

"Iyaa deh yang ngga belajar tetap masuk lima besar, aku mana bisa kayak kamu."

"Tahu nggak perbedaan kita berdua?" Tanya Seokjin sembari membuka kotak bekal yang sudah mamanya siapkan tadi pagi.

"Aku cewek kamu cowok, aku baik kamu jahat, aku air kamu api, mau aku sebutin satu-satu?"

Seokjin menjitak kepala Joohyun, "Bukan itu." Keluhnya.

"Terus?"

"Kamu kebanyakan belajar teori dengan menghafal, tapi aku memahami teori itu."

"Aku juga memahami."

"Iyaa, kamu baru paham setelah menghafal seharian, hafalan itu bisa lupa kalo nggak diulang loh, nah makanya kamu ngulang terus kan, tapi kalo kamu belajar dengan cara memahami, kita bisa lebih mudah inget, ngga perlu waktu lama, tanpa harus menghafal lagi, ihh, ngga kebayang banget ngafalin sebanyak itu, IPA IPS MTK Sejarah, ihh... Kita ini manusia bukan robot." Seokjin bergidik ngeri.

"Tapi kan ngga semua orang tingkat pemahamannya sama kayak kamu Seokjin, ada yang lebih mudah ingat dengan membaca seharian, ada yang dengan mendengar orang membaca aja dia udah ingat, sama halnya dengan ini, cara kita belajar beda, aku belajar dengan cara menghafal teori, dan kamu dengan memahami, itu dua hal yang berbeda, ngga mungkin disamakan karena kapasitas kemampuan otak manusia itu berbeda-beda." Joohyun tidak terima karena cara belajarnya dibanding-bandingkan seperti itu.

Seokjin tersenyum melihat keseriusan dari raut wajah Joohyun, "Kalo masalah pelajaran, kamu tuh ngga mau banget kalah ya?"

"Iyaa kan emang segala sesuatu itu ngga bisa dibandingin, kita itu be-" ucapan Joohyun terpotong karena Seokjin tiba-tiba mengelus pucuk kepalanya.

Pipi Joohyun merona, "K-kamu ng-ngapain?" Tanyanya dengan gugup.

"Hah? Apa?" Seokjin kebingungan.

"Kenapa ngelus kepalaku?"

"Hoh? Ohh ini, ada sesuatu tadi di kepala kamu, makanya aku bantu ambilin." Seokjin mengeluarkan jurus seribu alasannya.

"O-ohh, oke, makasih." Kegugupan Joohyun belum menghilang.

Tidak jauh berbeda dengan Joohyun, Seokjin juga mengalami kegugupan yang sama, ia bingung kenapa tangannya tidak bisa terkontrol hari ini.

"Y-ya udah, ayo makan." Gumam Seokjin pelan.

Joohyun segera mengangguk. Mereka makan dalam kecanggungan.

____

Seokjin sudah menunggu Joohyun di parkiran, ia bingung kenapa Joohyun belum kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Lama banget sih, ngapain aja di kelas, tunggu, jangan-jangan, tulang ekornya masih sakit?" Seokjin segera berlari menyusul Joohyun ke kelas.

Seokjin sampai di kelas dengan terengah-engah, di saat dia membuka pintu, tiba-tiba...

"Surprise!!!" Teriak semua penghuni kelas.

Seokjin kebingungan. "Loh? Bukannya kalian udah pulang? Kenapa kumpul di sini?"

"Happy birthday to you... Happy birthday to you..." Joohyun datang di balik kerumunan dengan kue ulangtahun di tangannya.

"Joohyun? Ngapain?" Seokjin bingung.

"Kok ngapain?"

"Eh maksudku, kamu inget ulangtahunku?"

"Ya iya lah, masa lupa?"

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang