Part 39

80 15 5
                                    

Pagi hari telah tiba, Joohyun terlihat ogah-ogahan untuk bangun, biasanya jam 7 dia sudah siap untuk lari pagi, mama melihat anak gadisnya masih betah di tempat tidur, "Joo, tumben belum bangun?"

Joohyun hanya menarik selimutnya agar bisa melihat mamanya dengan jelas.

"Hari ini kita mau pergi loh, jam 8 pagi harus di sana." Ujar mama.

"Loh? Cepet banget? Acaranya mulai aja nanti malem ma."

"Iyaa, kita harus ke sana dulu bantu-bantu, gak enak kan cuma jadi tamu, kita kan tetangga, lagian macet banget kalo nunggu sore."

Joohyun melihat mamanya dengan wajah memelas, "Bisa gak Joo nyusul aja nanti?"

"Nooo, enggak dong, langsung aja bareng-bareng, di jalanan sejaman tahu, ayo siap-siap."

"Jauh banget tempatnya emang?"

"Kamu gak tahu? Lamarannya kan di rumah nempelai wanita."

Mendengar kata mempelai wanita, Joohyun mendengus sebal, "Kalo Joo gak pergi aja gimana? Males ahh."

"Kamu mau jawab apa nanti kalo ketemu Seokjin?"

"Bilang aja sakit kek, apa kek? Boleh ya ma?"

"Hm, gak boleh. Udah ah, ayo mandi sana, siap-siap, bajunya udah mama setrika, kalo siap langsung aja ke bawah kita sarapan dulu."

"Maaa..." Rengek Joohyun.

"Setengah jam mama tinggu harus siap."

"Cepet banget??? Belum lagi dandan."

"Ya makanya cepetttt." Setelah mengatakan itu, mama keluar meninggalkan kamar Joohyun.

Joohyun meninggalkan tempat tidurnya dengan lesu, ia menatap dirinya di depan cermin di dalam kamar mandi.

"Cantik kok gue." Gumamnya, sesaat setelahnya ia tersenyum karena berhasil memikirkan sebuah cara, "Enak aja dia ninggalin gue nikah, oke, gue bakalan dandan lebih cantik dari calon istrinya, biar dia nyesel, lihat aja." Oceh Joohyun, namun mukanya kembali cemberut lantaran mengingat ucapan semangat Seokjin kemarin saat menyuruhnya datang dan melihat calon istrinya.

"Huh, emangnya secantik itu??? Tapi kan gue mantannya, secantik ini, udah pasti selera dia gak kaleng-kaleng sih, haaaahhhhh udah ah, gak usah mikir lagi, emang cowok di dunia ini dia doang??!! Aaaahhhh tahu ah!"

______

Di meja makan, mama terkaget-kaget melihat penampilan Joohyun, "Joo, ini yang lamaran bukan kamu kan?"

Joohyun menatap mamanya sebal, "Apa sih ma?"

"Habisnya make up kamu kayak orang yang mau nikah aja." Mama terkikik geli.

"Kenapa ma? Cantik banget ya?"

"Iyaa sih, tapi... agak... menor sedikit?"

"MAAAAAAA."

"HAHAHA, mama bercanda, udah yuk sarapan dulu, biar punya tenaga nyaksiin mantan tunangan, hufttt.."

"MAMAAAAA."

________

Benar saja, jalanan macet total, padahal sekarang masih jam 9-an. "Kamu sih lama." Oceh mama.

"Ihhh kok akuu??? Papa tuh, masih sempat-sempatnya ke kantor dulu."

"Iyaa deh papa salah." Papa menengahi.

"Alamatnya sore nih sampenya."

"Ya udah sih, santai kali ma, gimana kalo puter balik aja? Terus bilang kita gak bisa dateng karena kejebak macet?"

Mama menggetok kepala Joohyun dengan tangannya, "Kamu tuh ya, mau ditaruh di mana muka mama kalo ketemu mama Seokjin nanti?"

Joohyun mengangguk pasrah, namun dalam hati ia berdo'a agar jalanan tidak pernah sepi.

Namun sayangnya do'a Joohyun tidak dikabulkan, tidak sampai sejam, mereka berhasil bebas dari kemacetan.

"Yahh cepet banget?"

"Alhamdulillah." Ucap mama.

Joohyun cemberut, sembari membuka pesan yang baru saja dikirim oleh, siapa lagi kalo bukan Seokjin.

"Kamu dateng kan?"

"Udah di mana?"

"Jangan sampe gak dateng loh ya!"

"Kamu tega biarin sahabatmu ini gak ada temen?"

"Sahabat dari Hongkong???" Batin Joohyun.

_______

Sesampainya di tempat acara, Joohyun melihat Seokjin melambaikan tangan ke arahnya.

Joohyun lagi-lagi mendengus, "Apasih, sok akrab banget." Cibirnya.

Seokjin menghampiri Joohyun, "Syukurlah udah dateng." Ucap Seokjin.

"Gugup banget? Oh iya dong, hari pertunangan kan?" Jawab Joohyun terkesan sinis.

Seokjin tersenyum mendengarnya, "Oh iyaa dong, masa gak gugup? Kalo kamu di posisi aku gugup gak nanti?"

"Di posisi kamu gimana?"

"Tunangan, gugup gak?"

"Gak tahu, belum pernah." Jawab Joohyun ketus.

"Kan nantiiii."

"Nanti aja mikirinnya, males banget mikirin sekarang."

Seokjin tertawa mendengar nada sinis yang keluar dari mulut Joohyun.

"Ada yang lucu?"

"Kamu tuh, lucu tahu! Kenapa sih pagi-pagi udah bad mood gitu?"

"Pertama, ini udah siang bukan pagi lagi, kedua, gue lagi gak bad mood, ketiga, Lo tuh nyebelin banget, udah ah."

"Lo gue nih sekarang?"

"SUKA-SUKA GUE!!!"

Seokjin mencubit pipi Joohyun karena kegemasan. "Udah yuk, kita ketemu sama calon pengantinnya."

"Calon pengantinmu!" Sanggah Joohyun.

Seokjin terkikik lagi, "Pinterrr, yuk."

Mereka sampai di dalam ruangan calon mempelai wanita, ternyata sedang luluran.

Seokjin masuk menghampiri, dieekori oleh Joohyun dari belakang.

"Hey, Joohyun udah dateng?" Tanya mempelai wanita.

Joohyun yang berada di belakang Seokjin mengangkat satu alisnya, "Dia kenal gue?" Batin Joohyun.

"Udah nih." Seokjin menarik tangan Joohyun untuk berdiri di sampingnya.

"Wahhh cantik banget ternyata, pantesan Seokjin banggain terus kalo Joohyun cantik banget kayak bidadari, ternyata beneran secantik itu ya?"

Joohyun tersedak, situasi macam apa ini?

Seokjin melotot, lalu menyikut lengan pengantin wanita.

Joohyun menatap wajah pengantinnya cukup lama, satu yang bisa Joohyun katakan, "Cantik." Iyaa, mempelai wanitanya sangat cantik, ternyata benar pemikirannya, selera Seokjin tidak pernah salah. Namun, kenapa Joohyun mengira calon mempelainya sedikit... Hmm... Lebih dewasa ya? Apa selera Seokjin sekarang yang lebih tua?

_________

TBC....

__________

Tinggal beberapa chapter lagi nih end, tungguin yaaa, hihi ^^

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang