Part 12

651 68 24
                                    

Happy reading...

Malam ini merupakan malam terakhir mereka di hutan, karena besok pagi mereka akan pulang, kembali pada rutinitas biasa mereka.

"Untuk malam ini, bapak sudah menyiapkan sebuah permainan, dan dari permainan ini, bapak harap kalian semua bisa jadi lebih dekat lagi." Ujar pak guru.

Semua siswa bersorak.

"Baiklah rulesnya, di sini ada kertas nomor, jadi nanti masing-masing kalian akan memilih nomor di sini secara acak, dan siapa yang memilih nomor yang sama, berarti mereka satu kelompok. Mengerti?"

"Iya pak." Jawab semua siswa serentak.

Pengambilan nomor di mulai, dan mereka sudah mengetahui siapa pasangan mereka masing-masing.

"Dari semua orang di sini, kenapa harus kamu sih?" Keluh Joohyun sembari mengacak-acak rambutnya.

"Ya mana aku tahu? Kau pikir aku mau berpasangan denganmu? Ohh, jangan-jangan ini akal-akalanmu saja ya? Agar bisa berpasangan denganku?"

"Jangan mimpi Kim Seokjin! Aku mending berpasangan sama kecebong dari pada denganmu."

"Kurang ajar! Kau menyamakan aku dengan kecebong?" Seokjin tak habis pikir.

"Mana bisa kau disamakan dengan kecebong? Kecebong jauh lebih baik darimu, asal kau tahu saja." Joohyun terkikik setelah berhasil membuat Seokjin sebal.

"Kalian berdua ini, ga ada hari tanpa berantem, jodoh baru tahu rasa." Timpal Wendy yang sedari tadi mendengar perdebatan dua sahabatnya itu.

"AMIT-AMIT!" Ucap mereka serentak, kemudian saling menatap tajam satu sama lain.

Teman-temannya hanya bisa geleng-geleng kepala, "Kalo sampai Seokjin Joohyun beneran jadi, gue traktir pizza deh kalian." Sahut Seulgi yang dibalas tatapan tajam oleh Joohyun.

"Tega banget, temen sendiri dijadiin bahan taruhan." Joohyun cemberut.

Seulgi terkikik, kemudian setelah itu pak guru mulai memberi perintah untuk memulai permainan.

Permainan pertama, lompat tali.

Rules : Setiap pasangan melakukan loncat tali berdua sebanyak 20 kali, jika kalah maka mereka akan dapat hukuman, setiap hukuman akan bertambah berat setiap mereka kalah.

"Awas aja ya kalo kita sampai kalah!" Ujar Joohyun ketus, sembari menatap tajam Seokjin.

Seokjin hanya mendengus sebal.

Sekarang Seokjin dan Joohyun mendapatkan giliran main, saat mau maju ke depan, kaki Joohyun tersandung, hampir saja Joohyun tersungkur kalau Seokjin tidak menahan tangannya.

Sepersekian detik mereka larut dalam pemikiran masing-masing, menikmati tatapan satu sama lain tanpa ingin mengalihkan pandangan.

"Uwuuu..." Sorakan teman-temannya sukses mengembalikan kesadaran keduanya.

"K-kamu! Pasti cari kesempatan kan?" Joohyun kesal walaupun detak jantungnya sudah tak karuan.

Tidak jauh beda dari Joohyun, Seokjin merasakan hal yang sama, "Enak aja! Ga tahu terimakasih banget sih? Ditolongin bukannya makasih, malah nyalahin orang." Sungut Seokjin tidak terima.

Belum sempat Joohyun membalas, pak guru sudah menginterupsi mereka untuk bermain.

Mereka memulai permainan.

"Mereka serasi banget ya." Ujar Sooyoung.

"Kita juga serasi." Timpal Taehyung yang sukses membuat Sooyoung malu-malu meong.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang