Seokjin menatap Joohyun bingung, lantaran bagaimana bisa Joohyun sudah tahu perihal pernikahan, padahal Seokjin sudah berniat untuk memberitahunya hari ini.
"Loh? Kamu udah tahu?"
Joohyun mengangguk, "Hm, mama yg kasih tahu." Jawab Joohyun seadanya.
"Ohh, aku baru mau ngundang kamu."
Joohyun menatap Seokjin tidak percaya, secepat itukah seseorang berubah? Apa Seokjin tidak memikirkan dirinya sama sekali saat mengambil keputusan untuk menikah? Ohh kalo dipikir-pikir, bertahun-tahun telah berlalu, dan itu bukan waktu yang sebentar, jadi wajar saja seseorang berubah, pikiran Joohyun berkecamuk, di satu sisi ia memaklumi, di satu sisi ia kecewa.
"Kapan?" Joohyun bertanya setelah terdiam cukup lama.
"Hmm, masih bulan depan, tapi Minggu ini tunangan dulu, kamu dateng ya? Aku pengen banget kamu dateng, supaya aku ada temennya, kamu bisa kan?" Seokjin memohon.
Joohyun menghela nafasnya kasar, "Ini orang niat banget pamer apa gimana?" Batin Joohyun.
"Loh? Kenapa kamu kayak sebel gitu?"
Joohyun menatap Seokjin tajam, "YA IYALAH SEBEL, INI YANG TUNANGAN MANTAN GUE DAN GUE DISURUH DATENG NEMENIN???? GILA AJA." Itu kata hati Joohyun yang berteriak.
"Gapapa, cuma di sini panas aja, pulang yuk." Ucap Joohyun.
"Loh? Pulang sekarang? Cepet banget?"
"Gapapa, aku cape aja, gak enak badan juga." Joohyun melangkah mendahului Seokjin.
"Kamu sakit?" Seokjin segera meraih kening Joohyun, Joohyun menepis tangan Seokjin.
"Aku gapapa, cuma pengen pulang." Ucapnya singkat.
Seokjin dengan kebingungan langsung mengekori Joohyun.
Di dalam mobil mereka juga hanya diam, Joohyun enggan menatap Seokjin apalagi mengajaknya bicara.
Seokjin melirik ke arah Joohyun, "Joo, aku ada salah ya?" Tanyanya hati-hati.
"Maksudnya?" Joohyun masih enggan menatap Seokjin.
"Itu, kamu kelihatan kayak marah gitu."
"Aku gapapa, gak marah, cuma capek aja pengen pulang istirahat." Jawab Joohyun ketus.
Seokjin menggaruk pelipisnya, "Maaf kalo semisal aku ada salah."
Joohyun kali ini tidak menggubris, ia memilih memejamkan matanya, Seokjin yang menyadari hal itu hanya bisa diam dalam kebingungannya.
______
Sesampainya di rumah, Seokjin masuk ke dalam kamar tanpa menghiraukan panggilan dari mamanya.
"Aku salah apa ya?" Gumam Seokjin sesaat setelah mendudukkan dirinya di atas tempat tidur.
Mama masuk ke dalam kamar, "Seokjin, mama panggil dari tadi malah gak nyahut, ada apa sih?" Tanya mama.
"Hah? Mama manggil?"
"Iyaa, kamu malah langsung nyelonong gitu aja."
"Maaf ma, Seokjin gak denger."
"Kamu kenapa sih? Ada masalah? Oh tunggu deh, bukannya tadi katanya mau jalan-jalan bareng Joohyun? Kenapa cepet banget pulangnya?"
"Joohyunnya lagi gak enak badan ma, makanya cepet pulang."
"Ohh, oh iya, pesan mama udah disampaikan?"
"Udah ma, tapi dia belum jawab bisa dateng atau nggak."
"Kamu ngajaknya gak pake ngajak gelut dulu kan?"
"Ya nggak lah ma, Seokjin ngajak baik-baik, tapi dia malah keliatan gak suka gitu habis Seokjin ajak."
"Loh? Kok bisa? Mungkin karena bawaan gak enak badan kali? Nanti kamu ajak lagi aja pas dia udah sembuh."
"Iyaa kali ya ma, nanti Seokjin ajak lagi deh."
_______
Besoknya, Seokjin melempar jendela kamar Joohyun dengan sebuah kerikil, hal itu membuat si pemilik jendela keluar dengan muka bantalnya.
"SEOKJIN!!! KEBIASAAN KAMU GAK PERNAH BERUBAH PADAHAL UDAH TUAAA!!!" Teriak Joohyun.
"Ihhh siapa yang tua? Sembarangan." Seokjin tidak terima dibilang tua.
"KENAPA LEMPAR-LEMPAR JENDELA KAMAR ORANG PAGI-PAGI??? INI MASIH JAM TUJUH PAGI!!" Keluhnya.
"Makanya, aku kaget kamu udah bangun jam segini." Seokjin terkekeh.
Joohyun memutar bola matanya, "Idih, orang aku selalu bangun pagi, EMANG KAMU KEBO!"
"Udah sihh, gak usah galak-galak, nanti tambah tua loh."
"Ngomong sekali lagi, jendelanya aku tutup!"
"Iyaa iyaa maaf, aku cuma mau ngingetin lagi, hari Sabtu dateng yaaa, masa kamu tega aku gak punya temen." Seokjin memasang wajah memelasnya.
Joohyun menghela nafas, "Iya, nanti dipikirin."
"Kok nantiii??? Sekarang dong mikirnya."
"IHHH BANYAK MAUNYA BANGET INI MANUSIAAA!"
Seokjin terkekeh, sejujurnya ia sangat merindukan suara cempreng itu.
"Temenin yaa, plss... Aku gugup tahuu kalo gak ada temennya."
"Halahhh yang mau tunangan kamu, malah aku yang repot."
"Hah? Tunggu deh? Siapa yang mau tunangan?" Tanya Seokjin memastikan.
"Kamu jangan mancing-mancing deh Seokjin, ini masih pagi loh, aku belum mau makan orang, KAN KAMU YANG MAU TUNANGAN MASIH NANYA LAGI, SENGAJA BANGET MAU PAMER." Joohyun tanpa sadar menyuarakan isi hatinya.
"Hah???" Oke, sekarang Seokjin tahu letak kesalahannya di mana.
"Hahahaha." Seokjin tertawa terbahak-bahak.
"NYEBELIN BANGET INI ORANG, KITA GAK USAH TEMENAN AJA APA YA??? SEBEL BANGET GUEE SUMPAHHH."
"Maaf maaf, habisnya lucu banget sumpah."
"LETAK LUCUNYA DI MANA???"
"Pokoknya hari Sabtu kamu harus dateng, gak mau tahu, HARUS DATENG pokoknya, inget HARUS DATENG!!!" Seokjin langsung menutup jendela kamarnya, namun sedetik kemudian ia membukanya lagi, "Gak penasaran apa sama tunanganku secantik apa orangnya?" Goda Seokjin.
"PRET MALES BANGET."
___TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Changes (Revisi)
Teen FictionCeritanya beda dari sebelumnya. 🔥JINRENE AREA🔥 Proses revisi, ceritanya berbeda ya dari sebelumnya... Sinopsis : Pernah ngerasain punya tetangga jail, suka usil, dan ga pernah seharipun ga gangguin lo? Joohyun merasakan hal itu, hampir setiap hari...