Part 30

151 18 7
                                    

Beberapa bulan berlalu, sekarang mereka sudah memasuki masa-masa ujian kenaikan kelas, semua orang disibukkan dengan belajar dan belajar, tidak seperti Seokjin, ia seperti tidak memusingkan ujiannya, yah walaupun tidak belajarpun ia juga pasti berhasil naik kelas kan, gak salah dia dapat julukan Seokjinnius.

Berbeda dengan Seokjin, Joohyun adalah siswa teladan yang setiap ada ujian pasti akan berjuang habis-habisan, seperti akan ke Medan tempur.

Sudah satu jam Seokjin berada di ruang tamu rumah Joohyun, memperhatikan Joohyun belajar dengan rasa bosan yang sudah tidak tertahan.

"Joo, keluar yuk, jalan-jalan bentar, ga capek apa belajar terus?"

Joohyun mengurut pelipisnya, "Aku kan udah bilang, hari ini aku ga bisa main, aku lagi belajar, kalo kamu mau jalan, jalan-jalan sendiri aja sana."

Seokjin cemberut, "Masa punya pacar tapi jalan-jalan sendiri."

"Seokjin, tolong ngertiin aku kali ini ya, kamu enak gak belajar pun udah pinter, nah aku?"

"Iyaa iya, aku ga akan ganggu kamu." Seokjin masih cemberut lalu merebahkan kepalanya di sofa.

Beberapa menit kemudian, "Ahhh bosen banget, main yuk Joo." Seokjin kembali menggerutu.

Joohyun hanya menggelengkan kepalanya berusaha tidak menggubris Seokjin.

Namun bukan Seokjin namanya jika tidak memiliki akal untuk mengajak Joohyun keluar, hari ini ia akan memastikan jika ia bisa keluar bersama Joohyun jalan-jalan.

"Ya udah kalo ga mau, aku pulang."

"Ya udah sana, jangan lupa tutup pintunya." Jawab Joohyun tanpa melihat ke arah Seokjin.

Seokjin menggerutu, "Aku pulang."

"Hmm." Jawab Joohyun singkat.

Seokjin bukannya pulang malah menuju dapur untuk bertemu dengan mama Joohyun.

"Lihat deh Tan, anak Tante belajar terus apa ga stress? Belajar juga butuh refreshing kan Tan?"

Tante mengangguk setuju, "Kamu bener Seokjin, ckck itu anak kalo udah mau ujian pasti kayak gitu, bahkan pernah hidungnya sampe berdarah, ga boleh dibiarin nih."

Mama Joohyun segera menghampiri Joohyun menyuruhnya keluar jalan-jalan sebentar dengan alasan minta dibelikan bakso di komplek sebelah.

"Ma, Joo harus belajar, bisa nanti aja gak?"

"Gak bisa, mama maunya sekarang."

Joohyun menghela nafas beratnya, "Harus banget di komplek sebelah ma?" Tanya Joohyun.

"Iyaa, soalnya di sana enak, kamu bisa minta temenin Seokjin buat beli."

"Tapi Seokjin udah pu—" perkataan Joohyun terpotong saat melihat Seokjin di belakang mamanya, dan sekarang Joohyun mengerti siapa biang kerok dalam hal ini.

Joohyun menghela nafas lelahnya, ia mengerti sekarang, ia hanya bisa menyetujui permintaan mamanya, namun sepanjang perjalanan ia hanya diam, malas meladeni ocehan Seokjin.

Seokjin yang menyadari perubahan sikap Joohyun lalu menghentikan mobilnya.

"Kamu kenapa? Marah karena aku ajak jalan?" Tanya Seokjin.

"Ya menurut kamu? Aku udah bilang kan aku ga mau jalan-jalan aku mau belajar, aku gak kayak kamu ga pake belajar juga dapet nilai tinggi, aku mesti berjuang Seokjin, kamu jangan egois gini dong, kamu jangan jadi kayak anak kecil, kita bisa main lain hari kan?"

"Lain hari? Ini udah satu Minggu kamu cuekin aku karena belajar Joo! Aku juga bukannya terlahir pintar, aku juga belajar, tapi aku gak kayak kamu, aku ga maksain diri aku, aku gak nargetin kemampuanku, diri kita juga butuh refreshing Joo, kita gak bisa selalu berfokus di belajar terus."

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang