Part 23

583 64 27
                                    

"Gue rasa temen lo itu Kesambet deh Yoon." Ujar Wendy sembari memegang dagunya.

"Gue setuju sih wen, selama Joohyun ngga masuk, tu anak jadi rajin banget nyatat, biasanya juga kerjaannya cuma tidur kalo di kelas." Seulgi menimpali.

Yoongi tersenyum, "Kesambet cinta Joohyun kali, haha."

"Kok bisa? Lo nyembunyiin sesuatu ya dari kita?" Wendy menginterogasi Yoongi.

"Ya lo nya aja yang ngga peka."

"Maksud lo?"

"Dia itu nyatetin buat Joohyun, lo tahu sendiri Joohyun anaknya rajinnya kebangetan, bisa lo bayangin kan gimana pusingnya dia mikirin catatan kalo ngga masuk sekolah?"

"Ohh, jadi ceritanya ada yang mau jadi ksatria nih?" Seulgi terkekeh.

"Oh, I see. Ciein jangan?" Goda wendy.

"Jangan ah, nanti anaknya malu, haha." Mereka bertiga tertawa akibat dari menggosipkan Seokjin dan Joohyun.

"Berisik lu pada, nyatat kek, bentar lagi udah mau ujian, mau tinggal kelas?" Seokjin menyahuti.

"Iyaa iyaa yang sekarang udah rajin, ampun suhu." Ujar Wendy yang diikuti oleh kekehan  dari Seulgi dan Yoongi.

"Dibilangin juga, gue heran kenapa sih Joo temenan sama kalian berdua, kena pengaruh buruk ntar dia."

"Tunggu tunggu, bapak Seokjin, sejak kapan ya bapak jadi suportif gini ke Joohyun? Biasanya juga berantem terus, ada apa pak?" Seulgi berusaha keras menahan tawanya.

"Yaelah, Seulgi pake ditanya segala, lo tahu istilah my love my enemy ngga sih?"

"Ohh serial web yang lagi viral itu kan?"

"Iyaa, sekarang temen kita lagi ngerasain itu tahu, dugun-dugun ketemu musuh, jiaahh." Wendy dan Seulgi semakin gencar menggoda Seokjin.

Seokjin memutar bola matanya saja, terlalu malas merespon kejailan teman-temannya itu.

___

Sepulang sekolah, Seokjin langsung ke rumah Joohyun.

"Halo Tan."

"Eh Seokjin, udah dateng? Joo nya di kamar kamu ke sana aja."

"Oke Tan."

Seokjin melangkah menuju kamar Joohyun.

"Kamu dateng lagi?"

"Masih untung aku mau jenguk kamu ya, ngga usah ngeluh, nih catetan."

"Siapa lagi yang kamu suruh tulis? Arin lagi?"

"I-iyaa, Arin yang nulis." Seokjin terlihat gugup.

"Kok aku masih curiga ya, ini mirip banget loh sama tulisan kamu, walaupun aku baru sekali lihat kamu nulis."

"Ngga usah geer, males banget aku nulis buat kamu, sorry waktuku terlalu berharga." Seokjin duduk di kursi dekat jendela.

"Ya tahu! Kamu mana mau susah-susah buat aku, udah hafal aku tuh watak kamu, kamu mau susahnya buat Yuki aja sih, ck."

"Yuki lagi Yuki lagi, tu anak udah tenang loh di sekolah, ngga usah di bawa-bawa lagi."

"Ya udah sana, pulang, aku mau istirahat, makasih catatannya, bilangin sama Arin."

"Uhm, aku pulang, cepat sembuh."

"Tumben perhatian?"

"Supaya ngga ngerepotin banyak orang, kasian Tante repot ngurusin kamu."

"Keluar ngga? Atau mau ku lempar?" Joohyun jadi kesal dibuatnya.

"Iyaa, siapa juga yang mau lama-lama di sini, pengap, ngga ada udara seger, mending main diluar, udaranya seger, terus bebas mau main kemana pun, ngga kayak kamu, ngga bisa main, jiaahh, dah ya, aku pulang dulu, habis itu mau main sama anak-anak, yang sakit tinggal aja di rumah, wlee."

"NYEBELIN!!!" Joohyun melempar bantal ke arah Seokjin, namun sayang ngga kena.

___

Joohyun sebenarnya bosan sekali berada di kamar, jiwa bebasnya pengen main ke luar rumah, tapi tentu saja mamanya tidak akan mengizinkan.

"Hufftt... Bosen, kapan ada yang ngajak gue main?"

Tiba-tiba, ada yang melemparkan pesawat kertas padanya, datangnya dari arah luar jendela, "Lihat sini." Tulisan yang ada pada pesawat kertas.

Joohyun mengikuti arahan pesawat kertas itu, ia menoleh, dan tampaklah Seokjin di sana. Seokjin mulai memetik gitarnya dan mengeluarkan suara merdu mengikuti irama gitar yang ia petik.

Joohyun tersenyum, "Orang itu benar-benar ya, ngerti banget kalo aku lagi bosen, walaupun caranya nyebelin sih." Joohyun terkekeh.

Setelah menyelesaikan lagu pertamanya, Seokjin mulai menulis lagi di pesawat kertas dan menerbangkannya ke kamar Joohyun.

Joohyun menangkap pesawat kertas itu, dan membaca tulisannya, "Udah dulu untuk hari ini, kamu mending tidur siang deh, biar ngga ngerepotin orang, aku mau ke lapangan, main futsal."

Joohyun sebal membaca isi dari pesawat kertas itu, "Pengen main ke luar juga." Gumamnya sedih.

___

Sorenya, Joohyun mendengar ada yang memanggilnya di balik jendela, "pstt, psst, Joohyun, Bae Joohyun!"

Joohyun memutar bola matanya malas ia tahu siapa pemilik suara itu.

"Mau apa?"

"Kamu mau pizza ngga? Aku belinya kebanyakan, ngga sanggup lagi makannya, dari pada di buang, kan sayang, mending buat kamu kan? Ya kalo kamu mau sih, kalo ngga juga gapapa, aku kasih pak satpam komplek aja."

"MAUUU, tapi anterin sini." Joohyun memelas.

"Manja."

"Ya kamu mau aku ke sana gitu ngambilnya? Kamu pikir aku udah bisa jalan?"

"Oh iya lupa, ya udah aku ke sana."

___

Tok tok tok. Suara pintu kamar Joohyun diketuk. "Masuk."

"Pesanan datang, jangan lupa bintang limanya ya kak." Ujar Seokjin di seberang pintu.

Joohyun terkekeh, "Udah kayak abang ojol aja kamu."

"Nih, makan, habisin, awas kalo ngga habis, ngga ku kasih lagi."

"Siap bos!" Jawab Joohyun semangat.

Seokjin tersenyum, ia tahu sekali jika Joohyun pecinta nomor satu pizza, bisa dikatakan pizzalovers? Ya seperti itulah.

Joohyun makan dengan lahap sesekali tersenyum menikmati makanannya, "Seseneng itu? Padahal cuma pizza?"

"Cuma pizza kamu bilang? Gara-gara pizza ini, aku jadi bisa bernafas lagi tahu di udara yang sesak ini."

"Terlalu hiperbola."

"Biarin, kamu jangan minta, aku ngga mau kasih."

"Dih, siapa juga yang mau, orang aku udah kenyang tadi makan dua porsi."

"Dua porsi? Itu perut apa karung pak?"

Seokjin terkekeh mendengar celotehan garing yang dilontarkan Joohyun. Tanpa sadar Seokjin mengelus pucuk kepala Joohyun, "Makan yang lahap ya anak kecil, biar cepet gede."

Dug, jantung Joohyun berdebar, jarang sekali ia dapat perlakuan seperti ini dari Seokjin, baru aja mau dugun-dugun, eh Seokjin yang nyebelin udah kembali.

"Btw, besok keramas gih, berminyak banget rambut kamu, pasti selama ini ngga keramas ya? Jorok."

Joohyun melongo, "Kalo aku ngga lagi makan, udah ku lempar pizza ini ke mulut kamu ya."

"Bagus dong, kan pizza enak." Seokjin terkekeh.

"KIM SEOKJIN! NYEBELIN BANGET SIH???"

_Tbc...

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang