Part 33

108 16 4
                                    

6 bulan kemudian.

Tak terasa, sekarang sudah masuk pergantian semester, siswa siswi kelas tiga juga sudah disibukkan dengan belajar, mengingat ujian akhir sudah semakin dekat.

Hari ini adalah hari Minggu, harusnya dihabiskan dengan menikmati liburan, namun tidak begitu dengan Seokjin, sudah satu Minggu ini ia disibukkan dengan tugas kelompok yang deadline pengumpulannya sudah semakin dekat, sudah lama juga rasanya ia tidak bertemu sang kekasih, sudah sangat rindu, namun apa boleh buat, mereka memang sudah sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Hampir satu bulan Joohyun dan Seokjin tidak bertemu seintens biasanya, bertemu palingan hanya beberapa menit sebelum Seokjin pergi lagi dengan alasan tugas kelompoknya, pada awalnya Joohyun memaklumi karena ia juga merasakan hal yang sama, namun semakin lama, ia merasa kehilangan sosok pemuda yang selalu ada di sampingnya itu, ia merindukan Seokjin.

Hari ini ia berniat untuk mengajak Seokjin jalan, jarang sekali ia se-effort ini jika berkaitan dengan Seokjin, karena Joohyun akui, Seokjin yang selalu effort padanya.

Joohyun sudah berada di depan pintu pagar, memencet bel, dan sesekali memanggil nama Seokjin, tak beberapa lama, keluarlah sosok berdaster, rambut diikat asal namun tak menghilangkan paras rupawan di wajahnya walaupun sudah memasuki usia kepala empat, namun beliau masih terlihat sangat cantik, siapa lagi kalau bukan mama Seokjin.

Mama Seokjin membuka pintu pagar dan menyapa Joohyun dengan hangat, itulah yang Joohyun suka dari mama Seokjin, selalu tersenyum dan menyambut Joohyun dengan senang hati.

"Eh Joo, ayo masuk, Tante kebetulan lagi masak kue, kamu cicipi yuk." Ujar mama Seokjin.

Joohyun mengangguk dengan antusias kemudian mengikuti mama Seokjin dari belakang.

Joohyun duduk di kursi dekat dapur, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh rumah mencari sosok yang ia cari, "Oh iya Tan, Seokjin mana? Kok gak keliatan?"

Mama Seokjin datang dengan satu kap kue di tangannya, "Loh? Gak bilang kamu apa?" Ujar mama Seokjin sembari menghidangkan kue di tangannya tadi kepada Joohyun.

Joohyun menggeleng pelan, "Bilang apa Tan?"

"Seokjin seminggu ini gak di rumah, lagi kerkel di rumah temennya, katanya deadline pengumpulannya bentar lagi, jadi harus dikebut." Ucap mama Seokjin dengan kelembutan yang sama.

Joohyun mengangguk tanda mengerti, namun ada sedikit keganjalan yang ia rasakan, pasalnya Seokjin akan selalu izin jika melakukan sesuatu, namun kenapa sekarang tidak? Apa Seokjin se-terburu-buru itu hingga melupakan Joohyun sebagai kekasihnya?

Namun Joohyun segera menepis segala perasaan buruk sangkanya, karena Seokjin yang ia kenal pasti memiliki alasan kenapa melakukan hal itu.

Joohyun mencicipi kue buatan mama Seokjin, "Umm ya ampun tann, ini enak banget, kapan-kapan ajarin Joo bikin ya." Ungkap Joohyun antusias.

Mama Seokjin mengangguk dengan tak kalah antusiasnya, "Syukurlah kalo enak, ini eksperimen pertama Tante Joo, haha, nanti kapan-kapan kita masak bareng ya?"

"Siap tannn!" Jawab Joohyun semangat. "Oh iya Tan?"

Mama Seokjin menoleh ke arah Joohyun, "Apa Joo?"

"Seokjin ada bilang gak nginap di mana?" Tanya Joohyun.

"Em, kalo Tante gak salah inget, di rumah siapa ya itu namanya, Minju apa ya?" Mama Seokjin berpikir keras mengingat siapa nama teman yang Seokjin ceritakan.

"Minji Tan?" Ada raut tidak suka di wajah Joohyun.

"Aaa iya Minji, itu namanya."

"Kok rumah cewek Tan? Gak cowok aja?"

"Oh kalo itu Tante juga kurang tahu Joo, nanti kamu tanya langsung aja ya sama dia, palingan nanti sore pulang." Jawab mama Seokjin.

Joohyun mengangguk mengerti, walaupun perasannya tidak enak, namun ia juga tidak boleh melampiaskan ke mamanya Seokjin.

Merasa sudah lama berada di rumah Seokjin, Joohyun pamit pulang, ia tidak enak menganggu mama Seokjin lebih lama, walaupun beliau sebenarnya masih ingin bercerita dengan Joohyun.

"Kapan-kapan kita cerita lagi ya Joo, masih banyak yang pengen Tante ceritain."

Joohyun mengangguk, "Siap Tan, maaf kalo Joo udah lama gak ke rumah, lagi sibuk banget sama Sekolah, tapi Joo janji nanti akan lebih sering ke sini."

"Asikk, Tante tunggu ya!"

Joohyun mengangguk, kemudian pergi meninggalkan rumah Seokjin.

Sesampainya di rumah, ia langsung mengambil handphonenya untuk menghubungi Seokjin, namun sayangnya tidak tersambung, makin menjadilah overthinking Joohyun.

Sampai sore itu, overthinkingnya makin bertambah parah kala melihat sebuah mobil biru terparkir tepat di depan rumah sang kekasih, menampakkan seorang wanita dan sang kekasih sedang mengobrol santai di depan rumah.

Tepat saat itu juga, hujan turun dengan derasnya, bukan di luar rumah, atap Joohyun bahkan tidak basah, hujan itu terjadi di hatinya.

______

TBC.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang