Part 16

572 62 12
                                    

Happy reading...

Joohyun POV.

Kehidupan SMA yang melelahkan, ku kira hidupku sangat monoton. Bangun, makan, tidur, sekolah, bantu mama, ngerjain tugas sekolah, gitu aja terus hampir tiap hari, sangat membosankan. Tapi ternyata, kehidupan SMAku tidaklah seburuk itu, kalau aku lelah, aku punya teman-teman yang selalu menyemangatiku, kalau bosan, si nyebelin Seokjin akan selalu menggangguku dengan segala bentuk kejahilannya, dan itu benar-benar ampuh menghilangkan rasa bosanku. Haha.

Ngomong-ngomong tentang Seokjin, walaupun orang itu nyebelinnya minta ampun, selalu sukses bikin aku naik darah tiap hari, tapi sebenarnya dia adalah orang yang sangat perhatian, bahkan dia memperhatikan hal-hal kecil tentangku, walaupun aku kesal dengan ulahnya, tapi aku tidak pernah bisa membencinya, aneh bukan?

Pernah waktu itu, aku kedatangan tamu, ya tamu rutin yang datang tiap bulan bagi tiap wanita, tapi hari itu, aku tidak mengira akan datang secepat itu, kalau saja tidak ada dia, mungkin aku sudah mempermalukan diriku sendiri di depan banyak orang.

Hari itu, bel istirahat sudah dibunyikan, aku ingin beranjak menuju kantin bersama Wendy dan Seulgi, namun tiba-tiba si nyebelin Seokjin menarik ku untuk kembali duduk di kursiku, aku tentu saja kesal dibuatnya.

"Kau mau apa Seokjin? Aku lapar." Keluhku padanya.

Dia menatapku sekilas kemudian menyerahkan jaketnya padaku, "Ini ambil." Ucapnya.

Aku menatapnya bingung, untuk apa dia memberikan aku jaket sedangkan kondisi saat itu sedang sangat panas, dia kemudian berbisik pelan, "Rokmu..." Ucapnya kemudian langsung pergi meninggalkan aku dengan kebingunganku.

Aku kemudian melihat ada apa dengan rokku, dan ternyata, tamu bulananku datang, aku sangat malu waktu itu, kenapa bisa tamu bulananku datang dan Seokjin melihatnya? Oh my God, hari itu aku merutuki diriku sendiri, aku malu bertemu Seokjin. Tapi di hari itu juga, aku menyadari, kalau orang ini tidak selamanya nyebelin, orang ini tidak selamanya membuat darahku naik, tapi terkadang dia juga punya sisi manisnya yang tentu saja tidak sering ia tunjukkan.

Masih di hari yang sama, setelah aku berganti rok, masalahku tidak berhenti sampai di sana, perutku menjadi sangat sakit, seperti halnya perempuan kedatangan tamu lainnya, tapi aku bisa dikatakan sangat parah, apalagi di hari pertama.

Mukaku sangat pucat, dan aku mengeluarkan keringat yang sangat banyak, "Kau kenapa?" Tanya Wendy, aku segera menggeleng pelan. "Kau sakit?" Kali ini Seulgi yang bertanya, aku lagi-lagi menggeleng. Tiba-tiba, seseorang meletakkan kompres air hangat di atas mejaku, aku melirik orang itu dan ternyata dia Kim Seokjin, ku akui hari itu aku sangat tersentuh, dia bahkan memperhatikan hal-hal kecil seperti ini.

"Tidak usah terharu begitu, aku tidak mau kau pingsan dan merepotkan semua orang." Ya seperti itulah Kim Seokjin, baru saja dipuji sudah keluar saja sifat menyebalkannya.

Kim Seokjin, orang ini sedikit unik, tampangnya sangat menyebalkan, apalagi kalau sifat jailnya sudah kambuh, benar-benar membuatku kehabisan stok kesabaran, dan yang mengherankan, dia hanya begitu kepadaku, kepada yang lain dia jadi sangat baik, menyebalkan. Aku pernah bertanya kenapa dia selalu membuatku marah, dan jawabannya malah membuat aku tambah kesal, "Karena kau jelek kalau lagi marah, makanya ku buat marah terus, biar jelek terus, haha." Begitu jawabannya, bisa dibayangkan kan bagaimana rasanya jadi aku??? Huh, kalau saja hari itu tidak ada banyak orang, sudah ku pukul si menyebalkan itu.

Kenapa jadi membahas dia sih? Bikin moodku buruk saja, lebih baik aku keluar dan mencari udara segar. Aku hendak mengeluarkan sepedaku dari garasi, namun baru sampai pintu depan, si menyebalkan itu sudah ada di sana.

"Hey, pendek, mau kemana?" Sapanya.

"Bukan urusanmu." Aku berusaha tidak meladeninya dan melanjutkan kegiatan mengeluarkan sepedaku.

"Oh, mau sepedaan? Sepedanya tinggi ya."

"Kenapa kalo tinggi?"

"Dengan kaki pendekmu itu, apa nyampe?"

Aaaaaaa, sabar Bae Joohyun sabar, benar-benar ya manusia satu ini, tidak pernah bisa membuat hidupku tenang barang sedetikpun. Aku jadi malas bersepeda dan kembali masuk ke dalam rumahku. Dapatku rasakan kalau dia mengikutiku masuk ke dalam rumah, dia menyapa mamaku, aku tidak menghiraukannya, aku melangkah masuk dapur untuk mengambil segelas minuman.

"Joo, sini deh." Suara mamaku, aku memutar bola mataku malas, karena di sana masih ada Seokjin.

"Iya ma."

"Kamu jangan keluar-keluar dulu ya kalo ga ada hal penting."

Aku mengernyitkan alisku, "Kenapa ma?"

"Di lingkungan kita lagi ga aman, katanya ada pembunuh berantai yang kabur dari penjara, jadi kita diminta untuk hati-hati."

"Loh, mama tahu dari mana?"

"Seokjin yang ngasih tahu, katanya tadi satpam komplek yang ngasih tahu dia."

Aku menatap Seokjin sekilas, dia tidak melihatku karena sedang fokus main game online bersama dengan bang Minho. Aku tidak bisa menahan senyumku, ada rasa aneh tiba-tiba muncul entah dari mana, ternyata dia sengaja mengatai aku pendek untuk melarangku pergi keluar rumah, "Dasar." Gumamku pelan.

Aku kembali menuju dapur dan mengambil satu botol minuman, setelah itu aku mendekati Seokjin dan meletakkan botol minum itu di depannya, dia melirikku sekilas karena sedang fokus di gamenya.

"Makasih pendek." Ucapnya, kemudian melanjutkan permainannya.

"Loh, untuk Abang mana?"

"Ambil tuh di kulkas." Ucapku dan segera beranjak pergi meninggalkan dua orang itu.

Aku hanya terkekeh pelan mendengar keluhan bang Minho. Hari itu, ada sedikit kekaguman di dalam hatiku untuk Seokjin, entah ini bertahan lama atau tidak, Kim Seokjin tetaplah Kim Seokjin, dia akan selalu punya seribu cara untuk membuatku kesal, setidaknya untuk sekarang, aku sangat berterima kasih kepadanya.

Joohyun POV End.

TBC...

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang